-𝙸 𝚂𝙰𝙸𝙳 𝚈𝙴𝚂!

1K 153 10
                                    



+

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



+

"Jaemin! Kamu ngapain bantuin Y/N?" Tanya Jane kapada Jaemin.

"Suka-suka aku mau ngapain. Y/N juga mengandung anakku, aku harus jaga dia sama kayak aku jaga kamu."

'mengandung anakku'

'anakku'

Aku tidak percaya Jaemin mengakuinya,

"Kenapa kamu jadi egois sih Jane? Y/N juga orang pertama yang tau kamu hamil. Jangan marah begitulah."

"Ya... You do you. Y/N, ayo bangun." Jane membangunkanku sambil tersenyum.

"Jane, bisa temenin Y/N bersihin bajunya dulu di kamar mandi? Nanti kesini lagi ya?" Tanya Renjun.

Jane mengangguk,

Semenjak itu aku dan Jane menjadi semakin dekat, karena kami sama-sama merasakan itu,

Kami mengandung anak dari ayah yang sama. Hanya saja ada perbedaan status.

+

"Kamu putus?" Tanya Renjun.

"Ya. Tepat setelah Taeyong dibawa pulang kerumahnya. Aku yang putusin, biar tau rasa dia."

"Ih, galak juga kamu."

"Iyalah. Enak aja bikin ribut-ribut di kampus. Gak jelas."

"Terus kamu gimana? Gak ada pikiran buat ketemu cowo baru? Kamu kan butuh pengganti buat anak kamu?"

"Uhuk... Uhuk..." Aku langsung terbatuk oleh air minumku sendiri.

"Eh...? Kamu kenapa?" Renjun langsung memberiku tissue.

Aku menjawab "Ah, gapapa kok. Kaget aja kamu tanya begitu, haha."

"Lah emang kenapa?"

Aku mengela nafas, "Dengarkan aku, Renjun. Aku baru putus kemarin, gak mungkin langsung dapat cowo hari itu juga."

"Ya bukan itu maksudku... Siapa tau kau sudah ada cadangan laki-laki buat siap-siap."

Aku memukulnua dengan menggunakan kertas yang ada di tanganku "Yah! Jinjja, manusia ini."

"Astaga maaf maaf." Ucapnya sambil tertawa cengegesan.

"Dengarkan aku! Aku tidak akan punya lelaki lain lagi, aku benci dengan mereka semua. Mempermainkanku saja." Ucapku kepada Renjun.

"Ahh... Tapi tidak semua lelaki begitu."

"Contohnya? Aku lelah dipermainkan tanpa tanggung jawab seperti mainan saja."

Renjun langsung mendekatkan wajahnya kepadaku, mungkin jarak kami sekarang hanya ada satu sentimeter saja, dia dekat sekali dan ini sangat tiba-tiba,

"Tapi aku bukan lelaki yang seperti itu..." Kata Renjun.

Jantungku semakin berdebar, aku tidak menyangka Renjun akan melakukan ini. Apa aku bermimpi? Kalau ini mimpi, jangan bangunkan aku.

"Ma... Maksudnya...?" Tanyaku.

"Aku mencintaimu, bodoh."

Aku tidak menangka ini akan terjadi sama sekali, "Kau bercanda, Renjun?"

"Aku serius." Renjun mendekatkan wajahnya lagi, dia menciumku di taman belakang kampus itu.

Aku bahkan tidak menyangka itu adalah hari dimana semua yang aku inginkan selama ini menjadi sebuah kenyataan. Keinginanku untuk memiliki Renjun menjadi hal yang nyata.

+

"Kalian berdua darimana saja sih? Kami tungguin!" Protes Jane kapadaku dan Renjun yang baru saja datang ke kantin kampus.

Aku hanya menatap Renjun, Renjun juga menatapku balik, aku tidak tahu harus menjawab apa,

Jaemin langsung berkata "Omo! Sesuatu terjadi. Liat deh sayang, tatapan mereka udah beda." Ucap Jaemin kepada Jane sambil menunjuk kami berdua.

"Wah wah, kalian abis ngapain hah berdua? Cerita!"

Aku langsung duduk, "Shut-! Kecilkan suara kalian, dan jangan kaget mendengar ini."

"Apa apa apa!? Cepat katakan!" Ucap Jane tidak sabaran mendengarkan perkataanku.

Renjun juga duduk di sebelahku, "Kami berdua pacaran."

Aku langsung memukul Renjun (Lagi) kemudian berkata "Hei! Aku baru mau mengatakan yang sebenarnya!"

"Oww oww owww! Pasangan baru!" Teriak Jaemin meledek kami berdua.

"Ish, cupu banget sih kamu, Renjun. Jaemin saja berani nembak aku di depan semua anak-anak kampus. Masa kamu gak?" Kompor Jane.

"Haduh, udah udah! Renjun, keep calm aja, karena haa—!"

Renjun langsung menggendongku dengan posisi seperti photoshoot bridal, aku menghadap Renjun dan Renjun menghadapku,

"Aku mencintaimu, Zhao Y/N!"

Seisi orang-orang yang berada di sana langsung memiliki pandangan yang tertuju kepada kami berdua, aku sampai tidak tahu harus berbuat apa lagi,

"Whaaaa! Y/N Renjun!" Sorak-sorak itu terus saja teriang bagi kami berdua. Apalgi Jane dan Jaemin suaranya yang paling kencang disini.

"Cium dong!" Teriak Haechan yang entah darimana keberadaannya berteriak seperti itu.

Aku langsung mencium Renjun tepat di bibirnya dan dia membalasnya, inilah yang menjadi momen terbaik bagiku,

Menjadi orang yang paling bahagia di dunia itu tidak memerlukan seberapa banyaknya uang yang kau punya.

Cukup dengan Renjun dan aku, aku sudah bisa menjadi orang yang sangat bahagia.

Oh iya! Shuttt—! Dan anak kami pastinya,

+

episode 16 : finished

belum end kok, santai- santai

ocean of lies ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang