-𝙽𝙴𝚆 𝙱𝙾𝚈𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳

1.1K 167 11
                                    



+

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



+

"Y/N!" Teriak Renjun untuk menyambutku.

"Hai..." Ucapku sedikit tidak acuh karena sedang mengirim pesan kepada Taeyong melalui chat.

"Ish, cuek banget."

"Iya... Iya..." Aku teurs menanatap layar ponselku.

"Nge chat siapa sih?"

Aku langsung memasukkan ponselku kembali ke kantung jaketku,

"Kenapa sembunyi-sembunyian gitu? Ada yang kamu rahasiain dari aku?"

"Nggak ada apa-apa kok..." Aku berjalan mendahului Renjun.

Renjun menahanku, "Kamu kenapa? Sakit?"

"Ish. Aku baik-baik aja."

"Kenapa? Cerita sama aku."

"Okay... Aku cerita, tapi jangan marah."

"Iya, cepetan, kenapa?"

"Aku sudah berpacaran..."

+

Trowback...

"Mau pulang sekarang, Y/N?" Tanya Taeyong kepadaku.

"I... Iya... Udah malem. Apalagi Minjae udah tidur. Aku pulang ya..."

"Mau aku anterin?"

"Gak perlu, aku bisa ambil bus jam terakhir kok." Ucapku untuk membalas pertanyaan dari Taeyong.

Taeyong masih berusaha sepertinya "Aku antar. Ya? Bahaya kan wanita pulang sendiri jam segini?"

Jujur aku tidak enak banyak merepotkannya, apalagi kami baru kenal.

"Baiklah..." Ucapku.

"Baik aku antar."

+

"Bagaimana bersama Minjae?" Tanya Taeyong.

Aku sedikit kaget dia memulai pembicaraan duluan, kukira dia orang yang sangat pendiam "Ah... Minjae anak yang baik, sama sepertimu."

"Aku bukan orang yang baik, haha. Kurasa dia keturuan ibunya."

"Pasti... Ibunya Minjae orang yang sangat baik ya?"

"Kalau boleh jujur, ibunya tidak sebaik itu. Aku sedikit hilang kepercayaan karena sebenarnya mantan istriku itu punya anak lain diluar Minjae, dan yang lebih parahnya dia punya anak itu dari lelaki lain."

"Hah...? Sebegitunya?"

"Ya. Mantan Istriku orang baik, aku percaya itu. Tapi dia sangat baik sampai mudah terpengaruh. Sebelum melahirkan Minjae dia punya anak diluar penikahan kami, tidak tau dimana anak itu."

"Kasian sekali..."

"Sudahlah, Tuhan sayang padanya. Setelah dia memberiku Minjae sebagai peninggalan terakhirnya untukku, aku masih bersyukur."

Aku ber oh-oh ria, menarik juga kisah hidup yang Taeyong miliki ini,

Jujur, aku sedikit suka dengan Taeyong. Maskudku, dia orang baik dan aku bisa percaya kepadanya

"Umm... Aku ingin bertanya. Tapi aku rasa ini sedikit aneh untuk ditanyakan." Dengan ragu aku berusaha mengajukan pertanyaan kepada Taeyong.

Taeyong membalas "Gapapa." "Bertanyalah."

"Hmmm... Bagaimana kalau kau bertemu dengan seorang wanita, kau mencintai wanita itu, tapi kau belum menikahinya sementara wanita itu sudah punya anak dari lelaki lain?"

Kalian tau kan aku bertanya soal apa? Iya. Itu soal diriku sendiri. Aku punya firasat Taeyong menyukaiku juga, hanya saja aku belum memberi tahu bahwa aku sedang mengandung

Aku takut kalau aku memberitahunya, justru dia hanya akan menganggapku wanita murahan,

"Meskipun aku mencintainya, tapi kalau dia punya anak dari lelaki lainpun aku akan meninggalkannya. Aku trauma dengan mantan istriku."

Aku langsung merasa rendah diri,

"Tapi kan kalau perempuan sepertimu aku percaya bisa menghilangkan traumaku, mau jadi pengganti mantan istriku kan?"

"Ah... Eh... Tapikan kita baru kenal hari ini." "Apa nggak terlalu cepat buat memutuskan seperti itu ya?"

"Oh... Kamu kurang nyaman ya kalau aku bertanya begitu, baiklah. Kita pendekatan dulu aja, kita lihat nanti."

"Ta... Tapi bukan itu masalahnya..."

"Jadi kamu mau jadi pacarku...?" Tanya Taeyong kepadaku dengan wajah serius.

Aku menangguk pelan, aku menjawab dengan suaraku yang kecil "Ya... aku mau..."

Taeyong tersenyum tipis. Kemudian ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dekat rumahku,

"Kenapa kita berhenti disini?"

Dia tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya menatapku dengan serius kemudian dia mendekatkan wajahku kepada wajahnya,

Dia mencium bibirku, mungkin udah ciuman entah kenapa yang aku lakukan kepada banyak lelaki,

Jujur aku merasa rendah kepada diriku sendiri,

Aku tidak sengaja melepaskan ciuman kami karena aku berfikiran negatif tentang diriku sendiri,

"Kenapa berhenti? Kamu risih ya...? Apa itu ciuman pertamamu?"

Aku ingin menjawab itu bukan ciuman pertamaku, tapi mana mungkin aku beritahu padanya?

"I... Iyaa... Maaf aku terlalu kaget."

"Tidak masalah. Aku bisa menunggumu lain kali."

"Ah iya! Rumahku, bagaimana?"

"Iya, tunggu ya."

Dia mengantarku sampai di depan rumah, aku senang, jujur hatiku merasa terobati meskipun sebenarnya hanya sedikit

Tapi bagaimanapun aku juga masih punya sebuah rahasia...

Sampai kapan Taeyong akan tahu tentang anak ini? Dia pasti akan segera utus dariku kalau dia tahu kan?

+

episode 9 : finished

ocean of lies ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang