-𝙼𝙰𝚁𝚁𝙸𝙴𝙳?

1.3K 148 11
                                    



+

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



+

"Lo payah, jun. Jadi cowo tuh gercep, kalau udah nembak cewe, langsung lamar dong, tanya ke ortunya." Ucap Jaemin sok-sok menasihati.

Renjun memukul Jaemin "Yah, lo mau mati? Lo juga sama. Udah hamilin Y/N terus Jane pula. Lo juga belum ngelamar Jane."

"Owh... Kata siapa? Gua udah bilang ke ortunya, dan lo tau? Gua nikah sama dia bulan depan. Segampang itu."

Renjun menghela nafas "Ah... Gua belum yakin gua siap. Apalagi itu anak lo, bukan anak gua."

Jaemin menepuk pundak Renjun untuk memberi semangat "Maafin gua."

Tiba-tiba datanglah teman-temannya Jaemin, ada Haechan, Jeno, Jisung, Chenle, geng sekumpulan Jaemin,

"Yo... Kalian kenapa jadi semakin deket gini? Bukannya kalian selama ini berantem?" Tanya Haechan.

Jaemin menjawab "Entahlah, gak tau. Tapi gua mau minta maaf sama dia, soal banyak hal."

"Jun, gua juga minta maaf." Jeno maju, kemudian menyerahkan tangannya untuk menjabat Renjun.

"Eh...? Emang lo kenapa?"

"Maaf, gua dan semua temen-temen yang lain udah pernah ninggalin lo cuman gara-gara masalah kecil. Gua sebenernya masih pengen lo gabung sama NCT Dream."

Renjun menjabat tangan Jeno juga "Ya, udah gua maafin."

Memang hidup bersamaku adalah jalan yang paling tepat di hidup Renjun

+

"Mwo!? Kamu mau ke rumahku?" Tanyaku.

"Iya, ada orang tuamu?"

"Kamu mau ngapain?" Tanyaku yang masih belum mengerti tujuan Renjun.

Renjun menepuk pelipisnya kemudian dia berkata "Kamu masih belum ngerti aku ngomongin apa?"

"Belum."

"Astaga... Aku mau ngelamar kamu. Didepan orang tua kamu."

"Ohh..." Aku meneguk gelas minumku. Kemudian aku tersedak tiba-tiba "Ah!? Melamar!?"

"Iyalah, kamu udah punya anak, masa kita gak segera menikah?"

"Ta... Tapi... Ini cepet banget."

"Gak lah, kita udah 20 tahun, rasanya umurnya sangat wajar dengan hubungan pernikahan. Aku hanya kasihan dengan anakmu."

"Ohhh...? Jadi kamu hanya prihatin sama anak itu? Bukan karena aku? Ohhh okei, aku ngambek." Aku langsung membuang mukaku.

Renjun langsung menarik-narik tanganku "chagia... Jangan marah. Maaf aku gak bermaksud begitu."

"Yah, apa-apaan lagi mereka berdua?" Ucap Jane kepada Jaemin saat mereka melihat kami seperti bertengkar.

"Paling berantem lagi, untuk kita gak, ya kan sayang?" Jaemin langsung merangkul Jane dan memeluknya.

"Yah—! Bisa-bisanya buat orang cemburu. Ini Y/N lagi marah juga."

"Y/N kamu kenapa? Renjun apa-apan kah? Renjun mati lo sekarang." Jaemin langsung mengeraskan suaranya ketika dia mendengar aku marah.

Jane membalas pula "Renjun, kau minta maaf sama Y/N. Cepat bodoh."

"I... Iya..." Renjun langsung memelukku dari belakang "Kau marah ya? Maaf."

"Yah! Begitu aja! Pererat pelukkanmu, bodoh!" Teriak Jane lagi.

"Ah tidak per—" aku baru saja mau menolak, tiba-tiba Renjun memelukku semakin erat "Maaf... Maaf, Y/N."

Aku langsung buru-buru melepaskan pelukannya "Ah! Aku sudah memaafkanmu kok, te... Tenang saja."

"Y/N ada sesuatu ya? Kenapa kamu jadi gak merasa nyaman gitu?" Tanya Jaemin.

"Aku... Gak suka kalau Renjun bertingkah mesra denganku kalau di depan orang lain."

"Hei, ini cuman aku dan Jaemin. Tenang saja, kami menjaga rahasia, lagipula siapa sih yang tidak tahu pasangan ter panas di kampus kita?" Jane mencubit pipiku untuk menenangkanku.

"Ya, hal yang sangat wajar kalau kalian bermesraan, aku dan Jane juga begitu."

"Oh ya! Aku hampir lupa, ini Y/N." Jane menyerahkan sebuah paper bag kepadaku.

"Ini apa?"

"Bukalah, kau juga nanti tahu."

Aku kemudian membuka paperbag itu, "ohh... Surat undangan...?"

"Lihat nama yang tertera di dalamnya." Perintah Jaemin.

Karena surat undangan itu bentuknya seperti buku yang sangat tipis, aku membuka lembar pertama, isinya foto jane dan Jaemin kemudian disitu jelas-jelas tertulis 'the wedding of Na Jaemin & Kim Hyerin' (Kim Hyerin itu nama Koreannya Jane)

"Whoaaa! Kalian menikah!? Bulan depan!?"

"Buka lagi halaman selanjutnya." Perintah Jane dan aku pun menurut.

Kemudian aku melihat fotoku dan foto Renjun, astaga aku lupa kapan foto itu diambil. Kalau tidak salah saat aku dan Renjun sedang melakukan acara photoshoot SMA saat praktek ujian pernikahan adat jawa? Astaga aku lupa.

"Hah!? Jinjja—!?"

Aku melihat tulisan di samping itu, 'the wedding of Huang Renjun and Zhao Y/N'

"Wah! Apaan ini!?"

"Haha... Aigo, Y/N. Sebenernya aku sudah bertemu ibumu dari jauh-jauh hari, beliau bilanh cepat-cepat saja menikahnya, kandunganmu sudah cukup besar."

"Ya... Jadi kita akan melakukan double wedding party, kau senang?" Tanya Jane.

"Senang! Semoga semuanya berjalan dengan baik ya!"

Baiklah,







kututup dulu perjalanan kuliahku sampai disini,

Aku sudah membuka lembar baru yang lebih bermakna sekarang. Aku sekarang mengerti apa karya Yang Maha Kuasa kepadaku, melalui anak ini, Melalui Renjun, nelalui Jaemin dan Jane. Dan aku bersyukur karna itu.

-THE END-

maaf ya, jadi begini endingnya
huhu sorry banget ini gaje :")
masih ada epilog kok, hehe

ocean of lies ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang