'05

18 4 0
                                    

Setelah kejadian perjanjian itu, tiga hari berlalu dan Jungkook tidak sempat mengunjungi Yujin karena tugasnya yang semakin banyak karena kelulusannya akan dilaksanakan beberapan pekan lagi

Jungkook merasa bersalah karena tidak menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Yujin, bagaimana kalau Yujin berpikir aneh-aneh tentangnya? Jungkook tidak bisa

Tapi mau bagaimana, Jungkook juga harus mengerjakan semua ini, menuntaskan semuanya agar kelulusannya sesuai dengan yang ia inginkan

"Jeon, makan makananmu dulu. Kau bisa melanjutkannya nanti." Ujar Eomma Jeon yang baru saja membuka pintu kamar Jungkook dengan pelan, Jungkook tidak sama sekali menoleh, "Aku akan makan setelah ini, sudah tanggung sekali."

Eomma Jeon hanya menghela nafasnya, dia tahu sekali sifat anaknya seperti apa, "Baiklah. Jangan sampai tidak makan ya." Jungkook hanya mengangguk dan masih tetap berkutik dengan beberapa bukunya

Ting!

Notifikasi itu tidak mampu membuat Jungkook berhenti dengan pekerjaannya, apalagi saat ia lihat notifikasi dari Jennie. Menganggu saja

Ting!

Jungkook sedikit geram dengan bunyinya padahal itu hanya berbunyi dua kali, tapi Jungkook sudah tidak tahan. Ia meraih ponselnya, berniat untuk menonaktifkan ponselnya tapi rencananya gagal

Senyuman hangat terukir diwajahnya, membuat tubuh Jungkook yang tadinya sudah lelah kembali bersemangat melihat pesan tersebut, "Aku akan menyelesaikannya hari ini juga, dan besoknya aku akan bertemu denganmu." Ujar Jungkook

Dengan cekatan ia membalas pesan tersebut, lalu mematikan ponselnya dan lanjut bertugas

Yujin🐣
Kau pasti sangat sibuk ya
Kelulusan sebentar lagi!
Semangat!

🍃🍃

Ting!

Dengan cepat aku mengambil ponselku dan melihat sebuah pesan teratas yang tertara di layar ponselku, "Dia membalasnya." Aku tersenyum hangat

Jungkook
Iya, aku sedang sibuk:(
Maaf tidak mengunjungimu, aku sangat
ingin kesana tapi aku tidak bisa
Maafkan aku, aku akan menyelesaikannya sekarang
Dan bertemu denganmu besok
Sampai jumpa:)

Tidak tahu kenapa aku hanya tersenyum menatap jawabannya tanpa ada niatan untuk membalasnya, aku harus membiarkan Jungkook tenang saat mengerjakan tugasnya

Yaa tentu agar Jungkook bisa datang besok kesini? Aku tidak tahu, hatiku ini benar-benar aneh saat menyangkut tentangnya

Aku tidak bisa mengklaim kalau aku menyukainya, aku juga tidak tahu perasaan apa yang selalu timbul jika aku bersamanya. Tapi aku nyaman dengan ada dirinya. Kenyaman ini berbeda dengan kenyaman dari Jaehyun

Ini membuatku berdebar

Aku tidak terlalu polos sampai tidak mengerti ini, tapi percayalah ini sangat membingungkan, mulai dari pertemuan kali di lapangan basket dan hingga sekarang aku bertemu lagi dengannya, wajahnya selalu berbayang dipikiranku

Lihat, memikirkannya saja aku sudah senyum tidak jelas seperti ini apalagi bertemu dengannya

"Noona, lihat betapa gilanya dia." Ucapan Jaehyun membuatku sadar dari lamunanku, "Menganggu saja kau!" Menyebalkan sekali melihat tatapan meledek Jaehyun ke arahku, aku ingin sekali menjambak rambutnya itu

Jaehyun duduk dipinggiran ranjangku, "Jungkook tidak kesini lagi?" Pertanyaannya berhasil membuat jantungku berdebar, sialan. Jangan sampai wajahku memerah

"Tidak tahu. Sepertinya besok dia akan kesini, kenapa?" Jaehyun menggelengkan kelapanya, "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin bertanya." Jaehyun mendudukan dirinya di sofa yang tidak jauh dari ranjangku, seperti biasa, dia mengeluarkan bukunya yang tebal-tebal itu

Aku memainkan bibirku, aku ingin mengutarakannya tapi aku bakal dapat respon yang sama darinya, "Jae, aku ingin berangkat ke sekolah besok. Aku sudah sembuh, seriusan!" Ucapku bersemangat dan antusias menatap Jaehyun yang tidak berkutik sama sekali, "Sembuh apanya!"

Dia membentakku, dasar menyebalkan. "Aku sudah sembuh! Kenapa kau membentakku seperti itu?!" Aku tidak mau kalah darinya tentu, dia hanya memasang wajah tidak perduli, seriusan aku ingin menjambaknya

Aku ingin bertengkar lagi dengannya, tiba-tiba pintu ruanganku terbuka menampakkan dua yeoja disana yang sedang memasuki ruanganku, "Bagaimana kabarmu?"

Dokter Jeon dan Arin noona berdiri disamping ranjangku, "Aku baik-baik saja. Sudah sangat baik-baik saja!" Jawabku semangat, menyakinkan mereka dan juga namja menyebalkan yang ada disana, "Wahh benarkah? Kalau begitu besok kau sudah boleh pulang."

Bukan terkejut lagi, aku hampir tidak mengatakan apapun saat Dokter Jeon mengucapkannya, "Benarkah? Ini seriusan?" Konyol memang aku menanyakan pertanyaan seperti itu tapi aku sangat senang dan harus membuktikan bahwa itu kenyataan

"Benar, kau besok akan pulang." Ucap Arin noona sambil menyiapkan beberapa barang bawaanku, "Akhirnya aku akan pulang." Ujarku tenang sambil menatap Jaehyun yang sedang sibuk dengan bukunya

Biarkan saja, dia akan mengencani buku-buku itu di masa depannya, menyebalkan!

"Sudah memberikan alamatmu kepada Jungkook?" Astaga aku tidak tahu kalau Dokter Jeon akan menggodaku seperti ini, aku malu, "Jungkook? Putramu dokter?" Tanya Arin noona kepada Dokter Jeon

Dokter Jeon menganggukkan kepalanya, "Dia susah sekali disuruh makan, dia sedang menyelesaikan tugasnya agar saat bertemu dengannya tidak ada halangan, itu yang kudengar darinya." Seriusan, ini membuatku malu tidak tertolong, pipiku pasti sudah merah

"Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu." Dokter Jeon sedikit mengacak rambutku sebelum pergi. Dia wanita yang sangat memotivasiku, tentu

Semenjak penyakit yang tidak kuketahui lagi ini kambuh, aku berusaha bangkit namun hasilnya nihil, aku pasrah dengan keadaan. Aku bahkan hidup seperti tidak bernyawa hingga Dokter Jeon hadir dan menyemangatiku untuk tetap berusaha melawan ini

Dan membawa satu lagi orang yang membuatku berjuang melawan ini, dan orang itu bukan yang lain, dia, Jeon Jungkook

Dan membawa satu lagi orang yang membuatku berjuang melawan ini, dan orang itu bukan yang lain, dia, Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


< TBC >

Euphoria - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang