'09

15 4 0
                                    

Sampai tepat pada pukul enam sore, Jungkook menuruni motor kesayangannya dan melepas helm yang masih menutupi kepalanya.

Mengulas indahnya ukiran yang ia ciptakan pada wajahnya hingga sampai pada bilik kamarnya, membuat Eomma Jeon yang sudah ada dibelakangnya mengerutkan keningnya heran, "Eomma rasa terjadi sesuatu pada dirimu." Hampir terlonjak kaget karena keberadaan wanita terpenting dalam hidupnya yang jelas ada dibelakangnya tanpa ia ketahui

"Aish, Eomma hampir membuat jantungku mati mendadak!" Ia tidak meninggikan suaranya hanya terdengar tegas dan kesal, wanita itu hanya tertawa melihat wajah lucu yang dibuat oleh Jungkook disana

Berhenti dengan kekehannya, Eomma Jeon berucap kembali, "Yuna akan datang beberapa menit lagi, pasti dia akan memintamu menemaninya jalan-jalan. Lekas mandi sana." Tangan Eomma Jeon sudah menginstrupsi untuk presensi Jungkook segera melangkahkan kakinya pergi ke bilik lain ruangan ini

Hanya sekedar menganggukkan kepalanya, Jungkook meletakkan tas yang ada digendongannya pada meja belajar dan mengambil handuk yang bertengger pada gantungan kamarnya, presensi Eommanya yang sudah tidak terlihat dibalik pintunya baru Jungkook sadari kembali, "Hari ini aku ada tugas tidak, ya?" Pikiran tugas yang terlintas padanya membuat mau tidak mau melangkahkan kakinya pada meja belajarnya lagi

Melihat beberapa catatan buku miliknya, membuka dan memeriksa satu-persatu dengan terliti, ia menghela nafasnya dengan tenang kala tidak ada satupun hal yang harus ia gelutkan lagi nanti, terkecuali tugas kelompok yang jadwal pengumpulannya masih terlampau lama

Ia hanya tidak ingin saat dirinya bersama Yuna yang sekaligus menyantaikan dirinya malam ini terganggu akibat tugas-tugas menyebalkan yang biasanya terus saja menumpuk pada otaknya

Langsung melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi, ia sudah tidak sabar untuk merendamkan dirinya dalam bath-up yang berada dalam bilik tersebut. Merenggangkan otot-otot yang sejak tadi sibuk bekerja, Jungkook memejamkan matanya saat sudah berendam manja pada tempatnya, "Ahh, menyenangkan sekali."

Membiarkan semua beban pikirannya menghilang sejenak, saat ini Jungkook benar-benar terdiam nikmat pada posisinya yang seringkali ia lakukan sehabis pulang sekolah, tentu, dengan durasi lama yang terkadang hampir membuat Eomma Jeon ingin mendobrak pintunya kala Jungkook yang tidak kunjung selesai dengan ritualnya

Untuk sekarang durasi yang Jungkook tentukan untuk berendam dalam diam hanya sekitar setengah jam, sebenarnya dia ingin lebih dari ini, hanya saja dia tidak ingin membuat seorang Shin Yuna menunggunya lama. Bukan apa-apa, Jungkook hanya ingin telinganya terhindar dari omelan Yuna

Sudah berhasil membuatnya berdiri pada ruangan miliknya, masih dengan langkah santai, Jungkook menghampiri lemari pakaiannya mencari atasan dan bawahan yang nyaman untuk ia kenakan

Mendapatkan kaos hitam dengan sedikit corak geometris pada tengah kaosnya dan celana bahan berwarna senada dengan atasannya. Dengan segera Jungkook mengenakan bawahannya terlebih dulu sebelum atasan hitam miliknya, belum benar-benar selesai dengan kegiatannya yang kini mengenakan bawahannya, decitan pintu terdengar pada telinganya yang membuatnya menoleh panik kelabakan

"Ya! Kau gila, ya?" Jungkook yang masih belum mengenakan atasan dan bawahannya dengan benar segera menarik selimut yang tertata rapih pada ranjang miliknya, "Ketuk pintunya Yuna sebelum masuk, astaga!" Ingin rasanya mengumpati sosok yang masih terdiam dengan senyum canggungnya, Jungkook mengibaskan tangannya ke udara

Yuna yang tahu maksud dari Jungkook langsung melenyapkan presensinya dari hadapan Jungkook dan menutup kembali rapat-rapat pintu kamarnya, "Dasar gadis gila!" Benar-benar Jungkook tidak habis pikir dengan sosok Yuna, dulu usia mereka memang masih terlampau bocah, jadi wajar saja kalau apapun terjadi

Tapi, sekarang?

Langsung mengenakan pakaian nyamannya, ia mengeringkan rambutnya terlebih dulu sebelum keluar dari kamarnya. Selesai dengan segala aktivitasnya, langkah kaki jenjangnya pun mulai berjalan menghampir kedua sosok yang sedang nyaman dengan canda tawaan mereka diruang tengah, "Aish, padahal dia seorang yeoja tapi tawanya tidak ada kesan anggunnya sekali."

"Eoh, Jungkook sudah selesai? Ingin makan malam dulu?" Jungkook yang lebih dulu melirik Yuna, yeoja itu yang akan mengambil keputusan untuk kedepannya, "Sepertinya tidak, Eomma. Aku dan Jungkook ingin mengunjungi tempat langganan kami." Eomma Jeon mengangguk mengerti, ia kembali berucap dari posisinya, "Hari ini Eomma pulang cukup larut, kau tidur lebih dulu saja ya. Yuna juga kalau mau menemani Jungkook tidak apa-apa." Ujarnya dengan santai

Yuna membalasnya dengan anggukkan ringan, Jungkook yang masih menatap Yuna langsung mengeluarkan kembali ucapannya, "Mau berangkat sekarang?" Yuna kembali menganggukkan kepalanya, kali ini penuh semangat, "Ayo ayo!"

Hanya bisa menggelengkan kepalanya heran melihat Yuna yang sudah berlompatan senang kesana-kesini, dia sudah besar tapi lihat tingkatnya yang luarbiasa bocahnya, "Ayo, Kook! Lama sekali, sih." Teriaknya yang sudah berada pada ujung pintu utama, "Iya iya. Eomma, kami berangkat dulu." Setelahnya, aku langsung berjalan santai ke arah tempat Yuna berdiri

"Tidak bawa mantel?" Tanya Jungkook yang melihat Yuna hanya mengenakan cardigan rajut yang menurut Jungkook tidak terlalu bisa menghalang dinginnya cuaca saat ini, "Pakai mantelku, aku akan pakai yang lain." Tangan Jungkook yang melempar mantel tersebut ke arah Yuna dengan asal, mendapat tatapan jengkel dari Yuna, "Cepat pakai."

"Iya, iya, Tuan Jeon." Yuna yang kembali melangkahkan kakinya ke arah motor kesayangan temannya ini setelah mengenakan mantel hangat milik Jungkook, diikuti pula dengan Jungkook yang sedikit berlari kecil dari tenpatnya,  "Kau besok sekolah?" Anggukkan yang menjadi jawaban pertanyaan Yuna, Jungkook berhasil menyalahlan mesin motornya setelah presensinya sudah duduk di kendaraannya

"Apa? Mau menyuruhku bolos?" Tangan Yuna dengan ringannya memukul kepala Jungkook cukup keras, "Jangan asal bicara, aku ingin bermain bersama Yujin." Jungkook terdiam sejenak dari posisinya, "Kalian sudah sedekat itukah?" Yuna menggelengkan kepalanya saat Jungkook sedikit menoleh ke arahnya, "Kami hanya bertukar pesan lewat sosial media, aku mengajaknya main." Jungkook paham

Sudah selesai dengan perbincangan kecil mereka, Jungkook melajukan motornya melintasi ramainya jalan kota Seoul di malam hari, walaupun cuacanya pun seperti ini tidak menutup kemungkinan bahwa malam ini akan tampak ramai dengan ribuan orang

"Seoul semakin indah." Disela perjalanannya, Jungkook masih mendengar ocehan mulut Yuna yang kerap beberapa kali ia lontarkan disana, "Makanya jangan menetap di negara orang lain, kau punya negara yang indah." Tidak tahu Yuna mendengarnya atau tidak, namun Jungkook merasakan ada tangan yang mulai melingkar pada sisi pinggangnya, sangat erat

Jungkook menghela nafas dalam diamnya, "Kau kedinginan?" Tidak ada respon apapun dari Yuna yang duduk dibelakangnya saat ini, "Jung.."

"Iya, apa?"

"Apa tepat mengatakannya sekarang?"

"Mengatakan apa?"

"Aku tidak ingin kehilanganmu, aku mencintaimu."

[TBC]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Euphoria - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang