Lihatlah, mereka sangat asik memainkan permain online di ponsel mereka masing-masing. Jungkook dan Jaehyun sejak tadi hanya berteriak yang sering kali membuatku jantungan
Aku cukup kesal dengan Jungkook, niat dia kesini untuk siapa? Kenapa asik sekali dengan Jaehyun? Dan, astaga, Jaehyun tidak mengerti situasinya!
Secara bersamaan mereka menoleh ke arahku yang sejak tadi asik dengan ponselku, aku memang tidak berisik seperti mereka, tapi sejak tadi aku tersenyum manis menatap layar ponselku
"Dia mulai gila." Ujar Jaehyun pelan, tapi aku masih mendengarnya karena posisiku diantara mereka berdua. Aku menghiraukannya, "Apa yang kau lihat?" Jungkook mulai penasaran denganku, yaa, aku hanya menunjukannya
Jungkook menatapku penuh pertanyaan, "Siapa?" Aku menatapnya balik dengan tatapan bingung, "Apanya?" Dia menghela nafasnya, "Dia siapa?" Aku hanya mengangguk mengerti, "Dia temanku yang ada di London, Kang Daniel."
"Sedang bertuker pesan?" Kini Jaehyun yang bertanya namun dia tetap fokus pada game onlinenya, "Menurutmu?" Jawabku dengan sedikit menjengkelkan, aku menoleh ke arah Jungkook, "Lanjutkan saja game kalian, aku ingin keluar."
Aku berjalan pergi meninggalkan mereka yang sepertinya memang tidak perduli dengan kepergianku, sampai aku berdiri di taman rumahku. Aku bersenandung kecil
Kalau dipikir-pikir awal pertemuanku dengan Jungkook sudah cukup lama, dimana pertama kali penyakitku bereaksi fatal pada tubuhku
Saat itu aku hanya ingin menikmati udara di sore hari, di London aku jarang keluar dari apartementku jika sudah mendekati waktu malam, dan aku ingin merasakannya disini
Begitu indah sampai aku tidak sadar, saat itu sepasang mata menatapku terus menerus membuat diriku cukup risih tentunya, aku menoleh ke arahnya dan untuk pertama kalinya mataku bertemu dengannya, Jeon Jungkook
Dengan bodohnya dia melempar bola itu ke sembarang arah dah sukses membuat teman terkena bola itu, aku ingin tertawa tapi aku menahannya dan tersenyum kepadanya
Ada sesuatu yang aneh padaku saat melihatnya, tapi aku tepi semua itu, masa iya aku jatuh pada pandangan pertama? Tidak mungkin
Arin-noona ternyata sudah datang dan menyuruhku untuk segera balik karena malam hari akan datang, cuaca dingin tidak baik untukku. Entahlah, ini keingin utuh dari hatiku atau apa, aku ingin bertemu lagi dengannya
Mengenalnya lebih dari yang orang lain tahu, bertukar cerita, dan hal-hal lain yang sukses membuatku bangkit dari kenyataan yang buruk ini, aku selalu berharap itu
Walaupun butuh waktu yang cukup lama, aku bisa bertemunya. Ia sedang dirawat dirumah sakit ibunya bekerja, Dokter Jeon. Dia begitu lucu. Sungguh. Bukan hanya lucu tapi manja
Dia tampak kaget saat aku yang menjadi teman sekamarnya, aku pun begitu. Aku hanya ingin tahu dia masih mengingatku atau tidak. Dan wah, dia mengingatku bahkan dia lebih dulu menanyakan segalanya
Disaat itulah, aku sepertinya sudah benar-benar jatuh cinta kepadanya, Jeon Jungkook
"Maaf." Suara itu sukses membuatku menoleh kebelakang dan ternyata Jungkooklah orangnya, "Untuk apa? Kau tampak asik." Ia menggigit bibir bawahnya, "Niatku kesini untukmu, maafkan aku."
Aku tersenyum kecil, kukira dia tidak akan peka dengan keadaanku, "Iya, tidak apa-apa. Aku senang kau akrab dengan Jaehyun." Ujarku tenang, dia hanya ikut tersenyum, lalu pandangannya hanya fokus terhadapku. Astaga, dia terus saja menatapku, "Kenapa? Ada yang salah?"
Jungkook menggelengkan kepalanya pelan, ia tersenyum sambil menyetuh beberapa helai rambutku, "Kau cantik." Perkataannya cukup membuat pipiku memerah bahkan sampai telingaku, dasar! "Tidak mungkin kan kalau aku ini tampan?" Ujarku
Kami hanya terkekeh pelan sehabis mendengar ucapanku, "Kapan kau akan mulai berangkat ke sekolahmu?" Aku tampak berpikir, "Mungkin besok." Ucapku menoleh ke arahnya, ia hanya menganggukkan kepalanya, "Ingin kuantar? Arah sekolahmu dengan sekolahku sama." Aku menggelengkan kepalaku, "Tapi sekolahku jelas lebih jauh, tidak usah. Aku berangkat bersama Jaehyun." Ia menatapku tampak sedikit tidak suka
"Aku dan Jaehyun seperti adik kakak." Tidak tahu kenapa aku ingin mengatakan itu pada Jungkook, dia hanya tersenyum kecil, "Tampak ya di wajahku kalau aku tidak suka?" Dia menatapku dalam, aku hanya terkekeh
Jungkook tampak berpikir sesuatu, dan dia mulai melontarkan kalimatnya, "Pulang sekolah aku jemput, bagaimana?" Kini aku yang berpikir, aku harus jawab apa? Jujur aku ingin, tapi rasanya malu sekali. Jungkook itu terkenal di sekolahku, masa iya, Jungkook setampan dan sepopuler ini berdampingan denganku?
"Kenapa? Ada masalah?"
Aku mengigit bibir bawahku dengan lembut, aku tidak suka kalau menolak ajakannya, lebih tepatnya tidak mau. "Aku sedikit khawatir saja. Penggemarmu di sekolahku itu banyak. Dan aku baru tahu tadi." Ujarku santai terhadapnya, ia hanya menampakkan wajah terkejutnya
Benar, aku baru membaca obrolan kelasku. Ternyata sudah lama sekali mereka menjadi penggemarnya Jeon Jungkook ini. Dan aku baru sadar, namja yang mereka maksud ini ada di hadapanku sekarang. Dulu aku tidak perduli dengan hal itu, karena membuang waktu saja
Sekarang? Entahlah. Aku suka dia berada di sampingku. Terasa hangat dan nyaman. Jadi, aku harus bagaimana? Huh, aku menghelakan nafasku kasar
Jungkook tersenyum ke arahku, "Lalu kenapa kalau banyak? Mereka tidak akan menyakitimu." Dia berusaha sekali meyakiniku dengan ucapannya, "Bukan itu. Dulu aku tampak acuh dengan perbincangan tentang dirimu. Dan sekarang aneh saja jika kau dan aku tampak dekat." Aku tidak tahu ucapanku itu salah atau benar tapi itu langsung berefek kepada Jungkook. Telinganya seketika berubah menjadi merah merona
"I-itu bukan masalah. Ja-jangan kau dengarkan perkataan mereka." Astaga, Jung, kau lucu sekali saat gugup seperti ini. Aku tertawa sedikit melihat perubahan wajahnya. "Kenapa menertawakanku?" Dia menutupi telinganya yang sudah memerah, "Hanya ingin." Ucapku santai, dia hanya memasang wajah malunya
"Jadi aku jemput pulang sekolah aja ya besok, tidak ada penolakan." Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku tidak mengerti dengan dirinya, dia seperti anak yang baru saja menginjak usia delapan tahun. "Oke, ya? Janji akan jemput tepat waktu." Dia mengangkat tangannya seperti orang sedang berjanji
Aku menganggukkan kepalaku pelan, "Iya. Aku menerima ajakanmu." Tampak wajahnya berseri-seri menatapku, ia menoleh ke arah jam tangannya, "Wahh, aku harus balik kerumah. Eomma dan Yuna sudah menungguku." Ujarnya kepadaku, aku sedikit terkejut saat ia mengutarakan nama Yuna
Mereka sedekat itu ya?
Huh, kau tidak boleh seperti itu. Jangan terlalu terbawa perasaan terhadapnya. Kau belum tahu pasti maksud perhatian Jungkook itu ke dirimu hanya sebagai teman atau lainnya. Biarkan saja setengah dirimu sudah terbawa. Pertahankan sisi yang lain Han Yujin
< TBC >
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria - JJK
Fiksi PenggemarDia yang mampu membuat hati, pikiran dan hidupnya kacau. Hati, pikiran dan hidup dari Jeon Jungkook. Hanya seorang Han Yujin yang mampu melakukannya