'04

24 3 0
                                    

"Aku dan Jaehyun akan kembali lagi setelah membeli minum." Yuna berjalan berdampingan dengan Jaehyun meninggalkanku bersama Yujin, sepertinya ia tahu kondisinya

Yujin hanya bersenandung kecil, dan aku hanya berperang dengan jantungku yang sejak tadi tidak mau bekerja sama denganku, "Kau suka coklat?" Pertanyaan itu terlontarkan begitu saja dari mulutku. Jungkook gila!

Ia tampak berpikir, astaga, dia sangat manis!

"Aku suka, kau?" Ia membalikkan pertanyaannya kepadaku, Jungkook tenanglah, hanya perlu menjawab, "Aku tidak begitu menyukai coklat. Terlalu manis." Yujin hanya mengangguk mengerti, ia menatap kedepan dan tidak kusangka dia akan bertanya

"Setelah lulus, kau mau kuliah dimana?" Aku sedikit berpikir, huh, aku belum memikirkan hal itu sama sekali, benar-benar tidak terlintas dipikiranku, "Aku belum memikirkannya, kalau kau?" Yujin langsung menggelengkan kepalanya

Ia menundukkan sedikit kepalanya, "Aku juga belum memikirkannya. Sedikit lagi kelulusan, keadaanku masih seperti ini. Aku malas memikirkannya." Ia tersenyum, tampak kekecewaanya diwajahnya

"Kau akan segera sembuh, Eommaku itu dokter yang hebat." Aku sedikit tertawa saat mengucapkan hal tersebut membuatnya ikut tertawa pula, aku senang dia bisa tertawa walaupun sejenak, "Sudah makan?"

Dia menggelengkan kepalanya, bertanda ia belum memakan sesuatu untul mengisi perutnya, "Kau ini kebiasaan sekali, kau harus segera sembuh karena itu kau harus tepat waktu untuk makan dan minum obat." Aku mendorong pelan kursi roda miliknya

Ia kaget dengan apa yang kulakukan dan menatapku bingung, "Aku harus membuatmu makan terlebih dahulu, baru kita akan jalan-jalan lagi." Sepertinya ia bingung mau menjawabku apa, "Tapi, Jaehyun dan Yuna?"

Aku baru ingat mereka sedang membeli minum, huh, baru beberapa menit bersamanya membuatku melupakan segalanya, "Aku akan menghubungi Yuna dan memberitahunya." Ujarku tenang

Tidak ada percakapan setelah ini, aku dan Yujin hanya saling terdiam hingga kami sampai di depan ruang inapnya, dan juga ruang inap dulu

"Eomma, dia belum meminum obatnya." Ujarku dengan lembut membuat Eomma sedikit kaget dengan kehadiranku, "Jungkook? Sejak kapan kau disini?" Eommaku sepertinya akan marah kepadaku tapi aku hanya tersenyum sambil menampakkan deretan gigiku

Eommaku langsung mengambil alih kursi roda Yujin dariku, ia membawa Yujin kedekat jendela lalu menyiapkan makanan untuknya, "Biar aku yang menyuapinya." Aku langsung mengambil semangkuk bubur itu dan berdiri didekat Yujin

Aku mulai menyendok dan mengarahkan sendoknya ke arah Yujin, ia tak menolak, dan itu membuatku senang. Aku benar-benar lemah sekarang, hingga tanganku bergetar memegang mangkuk ini hanya karena Yujin ada dihadapanku

Mungkin terdengar berlebihan, tapi memang seperti itu. Jika aku sudah menyukai satu orang, aku akan fokus terhadapnya dan jantung lemah hanya karena dirinya tidak ada yang lain

Dan, jika kalian bertanya bagaimana perasaanku kepada Yuna, aku akan menjawabnya, rasa suka dan sayangku telah berubah, garis bawahi aku memang menyukainya dan sayang dengannya namun dengan ikatan persahabatan. Tidak lebih

"Setelah Yujin menghambiskan makanannya, tolong pastikan dia meminum obat, Jung." Aku baru sadar Eommaku masih ada disini, dan ia sejak tadi memperhatikanku yang sedang menatap Yujin. Aku benar-benar malu

Aku menganggukkan kepalaku pelan, "Hmm. Aku akan memastikannya." Eommaku hanya tersenyum kecil melihat diriku, sepertinya ia tahu apa yang sedang terjadi denganku sekarang

"Jung, berjanjilah saat aku sudah sehat kembali kau dan aku akan tetap bertemu seperti ini."

Aku tersenyum mendengar ucapannya, astaga apa ini bertanda dia memiliki perasaan juga denganku? Aku sudah terbawa perasaan dengannya sejak awal, "Iyaa, kita akan sering bertemu kok. Berikan aku alamat rumahmu, jadi setiap aku pulang sekolah aku akan mampir kerumahmu."

Ia ikut tersenyum, tapi senyumannya tampak sendu, ada apa? Aku tidak mengerti, "Mana tanganmu? Kemarilah!"

Aku mengulurkan tanganku sesuai perintahnya, "Aku memberimu nomer ponselku, gunakan ini dengan baik. Jangan suka memberi pesan yang banyak aku tidak suka." Ujarnya sambil menuliskan nomor ponselnya ditanganku

Aku khawatir dengan jantungku, aku tidak tahu saat sampai rumah kondisiku seperti apa

"Aku menantimu berkunjung kerumahku." Ia tersenyum kepadaku membuat nafasku tercekat bukan main, "Aku akan sering sekali berkunjung kesana, aku janji."

< TBC >

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

< TBC >

Euphoria - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang