Ruang BK

199 36 1
                                    

Baru beberapa langkah ia memasuki ruang BK, ia bisa mendengar jika Yeji musuh bebuyutan nya itu mengadu yang tidak-tidak.

   "Somi belain Nara, bu. Padahal kan Nara yang salah!" Alibi nya yang masih bisa di dengar oleh Somi.

Dengan langkah yang mantap ia segera memasuki ruang BK tersebut. Terlihat Yeji duduk di depan bu Irene, selaku guru BK nya.

   "Somi coba ceritain masalah mu degan Yeji. Ibu tidak ingin mendengar cerita hanya dari salah satu pihak!" Titah bu Irene dengan wajah tegas nya.

Somi memutar bola mata nya malas. "Buat apa saya jelasin kalau ujung-ujung nya pasti ibu membela Yeji daripada saya!" Jelas Somi penuh penekanan.

   Bu Irene yang mendengar nya merasa tak percaya akan jawaban dari Somi. "Saya akan membela kamu jika kamu terbukti benar!" Ucap guru tersebut.

"Gini ya bu, Yeji ini sudah membully Nara." Jelas nya.

   "Dan aku yakin ibu pasti tahu kalau Yeji cuma sirik aja sama rambut bagus nya Nara!" Tambah Nara.

Bu Irene melepas napas nya secara kasar. Sedangkan Somi yang melihat keraguan di wajah guru nya itu lantas memberantakan rambut nya.

   "Udahlah bu, ibu hukum aja saya. Saya bakal ngelakuin hukuman nya!" Ucap nya pasrah.

"Atas hak apa kamu membela Nara?" Tanya bu Irene.

   "Sebenarnya saya gak mau, bu. Tapi berhubung jika saya melihat Nara itu mengingatkan saya kepada diri saya dulu yang pernah depresi!" Ucapnya penuh penekanan.

"Tapi Nara kan bukan siapa-siapa nya kamu, lalu kenapa kamu yang repot?" Tanya kembali bu Irene.

   Gadis itu membuang napas nya kasar. Ia tidak habis pikir, bisa-bisa nya guru BK menyalahkan nya hanya karena ia membela yang benar.

"Sekarang saya tanya ibu, apa ibu pernah depresi? Atau setidak nya anxiety disorder?" Tanya Somi sembari menaikan nada bicara nya.

   "Saya pernah, bahkan saya lebih parah dar—"

"Saya tidak tanya masalah ibu, yang jadi masalah nya adalah kenapa ibu membela Yeji yang notabenya benar-benar salah?!" Jawab Somi.

   "Emang lu pernah de—" Omongan Yeji terhenti.

"Just shut up your fucking mouth!" Ketus Somi.

   "Lu yang ngaku-ngaku nya pernah depresi berat malah ngebully!" Tambah nya.

Bu Irene hanya menggeleng-gelengkan kepala nya. Sungguh ia bingung, karena kasus yang ia tangani adalah kasus nya Somi, anak yang mempunyai beribu alasan untuk membela diri.

   Dan juga Yeji, anak dari orang yang telah mendanai biaya sekolah ini. Namun menurut logika nya Yeji memang terbukti bersalah.

"Lu tahu gak kenapa lu gak di respect saat lu ngebahas kalau lu kena depresi?!" Tanya Somi penuh penekanan.

   Sedangkan Yeji hanya menggeleng-gelengkan kepala nya dengan cepat. Jujur saat ini ia takut dengan Somi.

"Because, no one gives a fuck about fake depression!" Balas Somi dengan ketus nya.

   Sedangkan bu Irena yang melihat ke sarkasan Somi hanya bisa terdiam. Mungkin ia kagum akan keberanian Somi dan ke sarkasan Somi.

"Disini banyak anak setan ya bu, mangkan nya panas!" Ucap Somi sambil mengngibaskan tangan nya.

   Sedangkan Yeji yang merasa tersindir hanya bisa menatap Somi dengan tatapan tajam nya.

"Ibu yakin gak kasih saya hukuman?" Tawar Somi sembari berjalan keluar.

[END] Sirius| Hwang Hyunjin ft Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang