pagi itu adalah hari minggu, jennie, lisa jungkook, dan taeyong berencana akan lari pagi.
Sudah hampir satu tahun semenjak Jennie pindah ke Korea dan bersekolah di sekolah barunya, wanita itu tampak sekali mudah berbaur dengan teman temannya.Dan bahkan, Jennie sudah memiliki sahabat yaitu Lisa jungkook beserta taeyong. Lisa adalah teman sebangku Jennie sejak ia pindah ke seulli. Dan jungkook adalah teman lisa. Mereka sudah saling mengenal sejak masih duduk di bangku SD.
Dan taeyong, Taeyong adalah teman jungkook dan Lisa. akrab dengan Lisa dan jungkook, maka harus pula jennie akrab dengan Taeyong.
Dan omong omong, jungkook sering bercerita kepada jennie soal percintaan nya dengan Lisa.
ya, pria itu naksir kepada Lisa.
Bagaimana lelaki itu bisa naksir dengan Lisa, dan apa yang membuat nya berteman hingga bertahun tahun lamanya, Jennie tahu semua. Namun Tuhan tidak mengasihani jungkook. Wanita itu tidak membalas perasaan jungkook dan hanya menganggap lelaki itu sebagai temannya saja.
Hhhhh.... Jungkook yang malang.
Jennie sudah selesai mengikat tali sepatu, Lisa dan jungkook sedang melakukan pemanasan di depan rumah Jennie. Jennie tersenyum, mereka terlihat sangat manis dan cocok.
Sementara taeyong, sedang menunggu Jennie mengikat tali sepatu nya.
Jennie segera berjalan menghampiri mereka sembari menutup gerbang rumah nya. "mama aku berangkat!" Seru Jennie
"Ayooo!" Ajak nya. Lisa dan jungkook pun mengangguk.
****
di tengah perjalanan, Lisa tampak kelahan dan jungkook segera berlari membelikan air minum untuk Lisa di susul oleh taeyong.
Jennie tersenyum miris. Kemudian dia memulai pembicaraan "Lalii, tidak kah kau sadar, jungkook menyukaimu. Dan lihat, apa yang sudah ia perbuat dia begitu manis dan baik. Ayolah lali... Jika aku ada di posisi mu, aku pasti akan tersentuh. Tidak kah kau sadar? Astaga.."
Lisa mencibir "jangan pikirkan aku Jenn, pikirkan taeyong juga. Bagaimana lelaki itu tergila gila oleh mu. Astaga"
"Hhhhhh... Ayolah, Taeyong sudah ku anggap seperti teman ku sendiri"
Dan Lisa mengehela nafas. Lagi dan lagi.
***
"Selamat pagi" Suara dingin dan dalam dari sang pemilik bernama Lee Taeyong menyapa Indra pendengaran Jennie.
"Astaga, kau mengejutkan ku." Jennie memegang dada nya. Fyi, dia tipikal orang yang penakut dan mudah terkejut.
Taeyong tersenyum, sembari memberikan sebuah bucket bunga dan sekotak coklat yang terbungkus rapi dan mahal.
Jennie pun mengalihkan atensi nya pada coklat dan sebucket bunga yang ada di tangan taeyong "apa ini?" Tanya nya.
"Terlihat seperti apa?" Sarkas taeyong. Sementara Jennie mencibir. Astaga pria itu. seolah tidak mempunyai gairah hidup, pria itu dingin sedingin es. Jennie tahu sekarang. Kenapa pria itu tidak memiliki teman kencan.
"Coklat" sahut Jennie. Taeyong mengangguk.
"Ambillah, untukmu" Jennie malu malu mengambil sebucket bunga dan sebatang coklat itu dari tangan taeyong.
"Terimakasih"
Taeyong tersenyum irit. Astaga pria ini.
"Omong omong... Ada apa kau memberiku coklat dan sebucket bunga? Padahal ini bukan hari valentine atau pun hari ulang tahunku" tanya Jennie.
"Sebagai ucapan selamat saja. Karena kau naik kelas" jawab taeyong tangannya terangkat dan mengacak acak rambut Jennie gemas. Jennie terkikik.
Setelah satu tahun Jennie pindah ke sekolah seulli, ini adalah hari terakhir Jennie menginjakan kaki di kelas 11. Ya... Waktu terasa begitu cepat. Tak terasa, sudah satu tahun lebih dirinya menghabiskan waktu di sekolah seulli, Korea, serta teman temannya yang sangat Jennie cintai itu. Lisa, jungkook dan taeyong.
Jennie ingin menangis rasanya.
"Baiklah master Lee.. kau juga, selamat... Kita satu kelas lagi. Astaga aku bosan dengan mu." Senyum di bibir taeyong seketika hilang. Lelaki itu pun berdehem
"Aku akan naik. Ada latihan basket sebentar lagi" sahut taeyong acuh.
Lalu di beri anggukan oleh jennie.
Tak lama, suara cempreng milik Lisa menyapa Indra pendengaran Jennie. Astaga... Tadi Taeyong sekarang lalisa. Sepertinya tuhan tidak membiarkan Jennie untuk telinga nya beristirahat barang sebentar saja. Hhhh.... Jennie yang malang..
Jennie menghela nafas kemudian membuka loker nya dan memasukan bucket bunga beserta coklat yang di beri Taeyong ke dalam loker nya kemudian ia tutup kembali.
Lisa menaikan halis nya sembari melihat apa yang gadis itu masukan tadi ke dalam loker nya.
Lisa berdehem sembari melipat tangan nya di dada seolah sedang mengintrogasi jennie. Jennie memandang ke arah lisa dan ikut melipat tangannya di dada.
"Apa tadi itu, Jennie?" Sahut Lisa. Setiap perkataannya ia tekankan seolah penasaran. Jennie memutar bola matanya jengah. Ayolah Jennie jengah dengan ini. Sahabat nya itu memang alay. Cih.
"Ekhem, tidak." Jawab nya acuh.
"A P A" Lisa menekan kan setiap perkataannya, astaga Jennie jadi ngeri sendiri. Sahabat nya itu memang benar benar selalu ikut campur masalah nya. Apalagi jika itu menyangkut Lee Taeyong.
Entahlah, Jennie rasa dia mempunyai hobi sebagai Mak comblang. Padahal Jennie tidak menyukai Taeyong. Sungguh.
"T I D A K" seolah tak mau kalah, Jennie pun berbicara dengan nada yang ditekan.
Suasana semakin sengit. Atmosfer nya tiba tiba menjadi panas. Lisa memicingkan mata nya. Jennie pun tidak mau kalah, ia memicingkan mata nya juga.
"Jennie, Lisa, kalian di panggil ke UKS untuk pemeriksaan"
huuuhhh... Berterimakasih lah kepada tzuyu. Wanita itu datang di saat yang tepat. Kemudian Jennie dan Lisa bersama sama lagi dan bergegas pergi ke UKS.
Memang aneh.
GEMOI GA SIIIII MEREKAAA😭💗✨🌼😔🤟💭💭🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
EIGHTEEN
Teen Fictionbagi Jennie Kim, usia delapan tahun adalah usia yang menurut nya paling menyenangkan. Karena di usia delapan belas tahun lah Jennie menjadi tahu apa rasanya jatuh cinta, apa rasanya cemburu, apa rasanya kehilangan.. usia delapan belas tahun adalah...