"Jennie bisakah selepas pulang, kau antar aku ke perpustakaan? Ah, jika aku merepotkan mu. maaf aku bi-"
"Aku bisa! Kebetulan aku akan ke perpus selepas pulang nanti!" Jawab Jennie antusias. Padahal selepas pulang nanti Jennie ada janji untuk menonton film terbaru dan membeli MP3 baru.
tak apa, taeyong pasti memahami. Pikirnya.
Taehyung terkekeh "ah, baiklah" Jennie mengangguk. Astaga benar benar canggung! Jennie tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria tampan. Hanya dengan Taeyong saja, Jennie tahu Taeyong tampan, tapi kali ini rasanya berbeda.
"Ah.. kau pindahan dari sekolah mana? Kenapa pindah? B-bukannya siswa senior tidak boleh pindah sekolah?" Tanya Jennie, wanita itu ingin tahu kenapa lelaki itu bisa sampai pindah kesini. Dan.. kenapa dia tampan?
"Entahlah, ayah ku yang mengurus nya" taehyung menggedikan bahu. Jennie mnegangguk mengerti. Ah begitu rupanya, tampaknya lelaki ini berasal dari keluarga berada.
"Oh. Kalau begitu, kenapa kau tam-" seolah tersambar petir, ucapan Jennie tiba tiba berhenti. Ia sadar sudah mengucapkan kata yang akan menjatuhkan harga diri nya.
"Tam?" Taehyung mengangkat halis.
"Tam.. terampil maksud ku.. hahaha terampil." Wanita itu terkekeh.
Wanita aneh.
Taehyung itum. sangat tampan. bersih, sopan dan mandiri. Sampai sampai Jennie terpana hanya satu kali tatap rasa rasanya seperti terbang di atas awan. Benar benar menggelitik.
Jennie tertawa sendiri tanpa menyadari taehyung sudah melihat aneh ke arah nya.
"Jennie, kau kenapa?"
Suara wanita yang Jennie sangat kenali muncul di indera pendengaran nya. Astaga menyebalkan. Padahal Jennie sedang membayangkan apa yang nanti akan terjadi di perpustakaan yang sepi.. sunyi.. tamaram..
Akankah dirinya merasakan seperti yang ada di dalam buku komik kesukaan nya?
Lisa yang melihat tingkah Jennie mencibir. Gila. Pikirnya
"Jenn, kau kenapa" Jennie segera memperbaiki rambut nya, canggung. Astaga, apakah taehyung melihat tingkah nya tadi? Apakah taehyung akan menganggap nya orang aneh? Dan menjauhi nya?
JANGAN SAMPAI!
"ekhem, tidak, ayo antar aku mengisi air minum" tangan Lisa di tarik menjauh dari bangku nya menuju tempat pengisian air minum.
"Kau kenapa, ah.. teman sebangku mu itu.. murid baru ya?" Jennie melotot ke arah lisa. Astaga, apakah dia menyukai taehyung? Tidak boleh.
"Heem, kenapa?" Tanya nya
"Tidak, dia tampan, pasti dia murid yang pintar, bersih dan sopan" ujar Lisa kagum. "Seperti yang ada di dunia dongeng.. pangeran tampan" tambah nya.
"Tidak." Sahut Jennie
"Apa?" Tanya Lisa
"Dia tidak pintar, tidak bersih, pribadi nya sangat kotor, dan tidak juga rajin dia sangat pemalas" Lisa melongo. Apakah benar yang Jennie ucapkan, tapi.. taehyung tidak terlihat seperti itu.
"Bagaimana kau tau? Dia baru saja masuk sekolah ini. Bagaimana kau tahu kalo dia bodoh dan pemalas" tanya Lisa. Tangan nya dilipat di dada seolah mengintrogasi lawan nya.
Jennie menjadi gagap.
"Ah-i-itu.. ya kau lihat saja muka nya. Sangat arogan dan tidak bersahabat" bagaimana pun caranya, jangan sampai Lisa menyukai murid tampan itu.
Lisa mulai berfikir. Benar juga, apa yang di katakan sahabat nyam wajah nya sangat tidak bersahabat, dan dingin
"Benar juga, wajah nya dingin, ah kalau begitu aku tidak menyukai nya" Lisa pun pergi dari hadapan Jennie. Jennie berteriak girang dalam hati
Berhasil.......
Padahal, taehyung tidak seperti itu. Wajah nya memang dingin, tatapan nya tajam dan teduh. Tetapi itu berbanding terbalik dari apa yang Lisa lihat. Lelaki itu bersahabat dan baik.
Jennie menggidikan bahu. Syukurlah Lisa tidak jadi menyukai nya. Cukup Jennie saja yang menyukai taehyung.
Jennie segera berjalan menyusul sahabat nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EIGHTEEN
Teen Fictionbagi Jennie Kim, usia delapan tahun adalah usia yang menurut nya paling menyenangkan. Karena di usia delapan belas tahun lah Jennie menjadi tahu apa rasanya jatuh cinta, apa rasanya cemburu, apa rasanya kehilangan.. usia delapan belas tahun adalah...