Bab 31

246 25 10
                                    

Rumah tangga Evan dan Bella semakin hari semakin harmonis. Evan kini sibuk ngurusin bisnesnya. Dan Bella tetap menjadi suri rumah tangga aja. Evan tidak mau Bella bekerja kerna dia lebih suka kalo saat dia pulang ke rumah dan capek kerna kerja Bella udah ada menunggu dirinya. Dengan melihat wajah istrinya segala lelah yang di rasakan hilang begitu aja. Begitu juga Bella, dia tidak lagi repot ngurusin rumah. Apalagi kini mereka udah tinggal dirumah sendiri. Tidak lagi bersama yang lain. Rumah itu hadiah pernikahan dari papa Evan buat mereka. Awalnya mereka menolak namun setelah dipujuk sama papa akhirnya mereka terima. Evan tidak menyangka kalo dia bisa miliki rumah sendiri saat ini. Rumah yang menjadi surga buat dirinya dan Bella. Rumah ini akan menjadi tempat mereka membina keluarga kecil mereka. Evan sangat berterima kasih pada papanya. Saat ini Evan sedang berada di kamar sembari menunggu istrinya yang lagi ada dikamar mandi. Dia lagi main ponselnya dan saat itu ada seseorang yang nelefon. Evan tidak mengenali nomor itu tapi dia tetap menjawab.

"Hallo ass.. " diam tanpa balasan. Evan menghela nafasnya perlahan.

"Kalo mau nelefon, ngomong dong. "

"Kamu siapa sih? " tiada jawapan. Evan mulai kesel.

"Sayang kamu ngomong sama siapa? " soal Bella yang baru keluar dari kamar mandi. Evan menoleh kearah Bella. Dia menggeleng kan kepalanya.

"Gak tau sayang. Orangnya gak mau ngomong. " jawab Evan sambil memandang ponselnya. Sekali lagi ponselnya ditekap ke telinga namun udah terputus.

"Hallo.. Hallo.. Kok putus sih? Aneh. " Evan menyimpan ponselnya di nakas berhampiran kasur. Dia kembali bersandar di kasur dan memerhatikan Bella yang sedang memakai lotion di depan meja rias. Bella memandang suaminya dan tersenyum. Bella naik kekasur dan bersandar di kepala kasur seperti Evan.

"Kamu ikut gak besok anterin Elvina sama papa ke bandaraya?" soal Bella pada Evan. Evan mengangguk perlahan. Jujur dia sedih harus berpisah sama Elvina, adeknya satu2 nya. Meskipun dia masih ada Salsa tapi perasaan itu sedikit beda. Bella yang melihat wajah suram Evan merasa bersalah. Dia tau Evan pasti mau ikut Elvina dan papanya ke Amerika. Tapi kerna kini dia udah bergelar suami Bella dia gak bisa pergi. Apalagi hubungan Bella sama keluarganya belum membaik. Bella udah kasi tau soal papa Evan pada mami dan papinya tapi jawapan mereka bikin hati Bella terguris.

"Meskipun dia anak orang kaya, mami sama papi tetap gak bisa terima. Papi mau kamu secepatnya tuntut cerai. Cuman Samuel yang bisa jadi suami kamu. "

Terngiang2 kata2 papinya saat Bella ketemu papinya beberapa minggu lalu. Pertemuan itu tanpa ijin suaminya dan pastinya Evan tidak mengetahui nya. Bella menggengam tangan Evan.

"Maafin aku ya. " ucap Bella perlahan. Evan kaget. Kenapa Bella minta maaf?

"Kenapa kamu minta maaf? " soal Evan penasaran. Bella menghelakan nafasnya dengan berat.

"Maafin aku kerna udah bikin hidup kamu susah. Udah bikin kamu harus berpisah sama Elvina. " ucap Bella lagi. Evan kurang mengerti.

"Maksud kamu? "

"Gara2 permintaan bodoh aku kamu harus menikah sama aku. Coba aja kalo kita gak menikah pasti besok kamu, Elvina dan papa bisa berangkat bareng ke Amerika." Evan kaget mendengar kata2 Bella.

"Andai aja kita gak menikah, pastinya kalian bisa hidup bahagia dan menebus semua waktu yang sempat hilang dari hidup kalian.Aku tau kamu pasti sedih kan harus berpisah sama Elvina. Dan aku juga tau kamu pasti sedih kerna gak bisa sama2 papa kamu. Papa yang kamu kangen setelah sekian lama. " ucap Bella lagi. Matanya mulai bergenang air. Hanya tunggu untuk jatuh ke pipi. Evan terdiam.Dia tidak menyangka kalo Bella berkata begitu. Dia menggengam tangan Bella kembali. Dia mengangkat dagu Bella supaya mata mereka bertentangan.

Miss CEO vs Mr Maid 😍Where stories live. Discover now