Bab 35

224 31 13
                                    

4 bulan kemudian..

Bella bersiap2 untuk ke kantor. Dengan keadaan kandungannya yang kini berusia 6bulan menjadi Bella sedikit susah bergerak pantas. Papi dan mami udah menasihati Bella supaya istirahat dirumah tapi Bella tidak mau. Bella memilih untuk kembali bekerja supaya dia bisa menghilangkan kesedihannya. Bella juga berharap dia bisa mengingati kenangan lalu bersama almarhum suaminya tapi tetap gak bisa. Yang dia tau suaminya bernama Evan. Namun wajah, keluarga, temen2 Evan dia tidak ingat. Di rumah maminya tiada satu pun foto suaminya. Bella coba mengingati hal yang pernah dia lakuin sama Evan tapi nihil. Dia gagal.

"Morning pi, mami. " ujar Bella seraya mencium pipi kedua orang tuanya.

"Morning sayang. " jawab sang ibu.

Perut Bella yang buncit membuatkan Bella sedikit susah nunduk. Bella duduk di kerusi sembari mengambil sarapannya.

"Kamu beneran masih kuat ke kantor sayang? " soal pak Herman. Dia sedikit khawatir kerna keadaan Bella yang sedang hamil besar begitu. Pasti anaknya kecapean.

"Iya pi. Masih kuat kok. Papi sama mami gak usah khawatir ya. Insyaallah Bella kuat kok. Lagian calon anakku ini pengertian sama ibunya. Jangan bandel didalam. Pasti papanya orangnya baik ya. " ujar Bella dengan semangat dan mengusap perutnya. Bella sering membayangkan gimana wajah almarhum suaminya itu. Pasti ntar kalo anak cowok bisa ganteng kayaknya papanya. Kalo gak ganteng masa iya dia mau 😂.

"Ya udah gak papa.Tapi kamu harus janji kalo kamu gak boleh terlalu capek kerja.Mikirin diri kamu sama calon bayimu nak." ujar sang ibu pula.Bella hanya ngangguk aja.

"Oh ya Bell, mertua kamu gak datang hari ni? " soal Pak Herman tentang besannya. Sejak pemergian Evan dia mengizinkan ayah ibu Evan datang kesini menjenguk Bella. Tapi dengan syarat tidak memberi info apa2 soal Evan. Awalnya mereka protes dan merasa pak Herman keterlaluan tapi pas melihat Bella yang sering merasa sakit dikepala jika terlalu memaksa dirinya buat mengingati sesuatu mereka pasrah. Apalagi kondisi Bella yang kini sedang hamil. Mereka akan melaporkan apa saja yang dilakukan Bella pada Evan.

"Gak deh mi. Ibu bilang dia ada urusan hari ni. Bella pikir mau ngajak ibu ke rumah sakit buat check-up  tapi dia gak bisa. "

"Ya udah sama mami aja ya. "

"Mami gak sibuk? "

"Enggak kok sayang. Jam berapa? Ibu jemput kamu di kantor ya. "

"Ntar Bella whassap mami ya. Soalnya Bella ada meeting pagi ini. Pas selesai meeting Bella kasi tau ya. " ujar Bella sembari tersenyum. Dia udah gak sabar mau melakukan check-up kandungannya. Dia teruja mau tau jenis kelamin calon bayinya. Kalo udah tau ntar bakal dia jelajah satu mall mencari keperluan untuk anaknya kelak.

***********************

"Wah bayinya udah pinter ni bu. " ujar dokter Audi, dokter peribadi kandungan Bella. Dia menjalankan alat itu diseluruh permukaan perut Bella. Bella menatap ke skrin.Bayinya, batin Bella.

"Alhamdulillah keliatannya ibu sama calon anak ibu baik2 saja. Keduanya sihat. " Bella tersenyum. Dia memandang maminya yang sedang menitis air mata kerna terlalu bahagia.

"Boleh saya tau jenis kelamin anak saya dok? " soal Bella. Dokter Audi tersenyum. Begini keadaan para ibu yang pertama kali mau punya anak.

"Ibu mau tau? " Bella hanya angguk autusias. Audi kembali menggerak alat itu. Dan hasilnya..

"Ini dia yang kita cari. Bayi ibu laki2." ujar dokter Audi semangat. Bella tersenyum dan hampir menangis. Dia bakal punya anak cowok. Ah bahagianya dia saat ini. Andai aja yang berada disampingnya kini adalah suaminya bakal dicium2 wajah itu. Bella menyimpan kesedihannya lewat senyumnya dipamerkan.

Miss CEO vs Mr Maid 😍Where stories live. Discover now