Bella sedang menyiapin sarapan sementara Evan udah rapi2 mau berangkat kerja. Setelah selesai Evan keluar dari kamar dan menuju ke meja makan. Keliatan istrinya udah menunggu buat sarapan.
"Sayang yuk makan. " sapa Bella saat Evan menghampiri dirinya. Evan mengucup pipi Bella sekilas dan duduk dikerusi. Bella menyodorkan kopi serta nasi goreng buat Evan. Evan mulai makan.
"Kamu jadi kan pergi ke rumah ibu? " soal Evan sambil minum kopinya.
"Iya jadilah sayang. Ibu udah nelefon tadi nanyain apa aku jadi kesana. Tapi sayang pas ke rumah ibu aku mau belanja bentar ya. Mungkin sore ini. Mau beli beberapa baju sih. " ujar Bella.
"Baju? Emang baju kamu kurang apa? Masih banyak loh baju kamu sayang. "
"Iya sih emang banyak tapi kamu tau gak kalo kebanyakan nya udah gak muat. Ternyata pas aku udah gak kerja duduk dirumah aku makin gendut ya. " ujar Bella perlahan. Dia merasa dirinya sekarang gemuk. Apalagi tadi pagi saat dia milih baju, kebanyakan nya udah sempit dan gak muat. Bella menjadi sedih.
"Kamu gemuk? Aku liat biasa aja. Gak gemuk2 amat. " kata Evan pula. Dia meneliti tubuh istrinya dari samping. Biasa aja. Apa kerna sekarang Bella mengenakan mini dress yang sedikit kembang makanya gak keliatan lekuk tubuhnya.
"Kamu bilang apa? Gak gemuk2 amat? Yah itu ertinya aku masih gemuk Van. " ujar Bella sedih. Evan kaget kerna Bella tiba2 seperti mau nangis. Dengan cepat Evan menarik tangan istrinya.
"Ya ampun sayang. Maksud aku gak gitu. Lagian mau kamu gemuk atau gak aku tetap sayang sama kamu Bell. Kalo gemuk kan tinggal olahraga lagi biar kurus. Susah amat sih. " Evan memujuk istrinya. Dia mengusap pipi Bella yang udah basah gara2 menangis. Evan aneh kenapa istrinya tiba2 jadi sensitif kek gini?
"Kamu masih tetap sayang aku kan kalo aku gemuk? " soal Bella lagi.
"Iya masih sayang. Selalu akan sayang. Aku janji. "
"Yeayy. " Bella menarik tangannya dan tepuk tangan kerna seneng dengan jawapan Evan. Evan mengernyitkan alisnya. Bener2 berlainan sikap Bella hari ini.
Keduanya udah berada di luar rumah. Pas siap kunci pintu Bella bersalaman dengan Evan. Evan mengucup kening Bella. Tangan Evan masih berada dalam genggaman Bella. Entah kenapa dia merasa sedikit sedih pagi ini. Melihat wajah suami hari seakan besok tiada lagi kesempatan seperti ini. Evan memandang Bella yang berubah wajahnya.
"Kamu kenapa sih? Katanya mau ke rumah ibu. Yuk. Aku juga mau kerja Bella. " ujar Evan coba menarik tangannya tapi Bella menggengam erat. Bella tiba2 menangis.
"Evan, aku bisa gak meluk kamu?" soal Bella dengan suara bergetar. Evan terdiem. Kok istrinya begini? Namun dia tidak mau berpikir yang aneh2.Dia hanya mengangguk mengiyakan permintaan Bella. Bella memeluk tubuh Evan dengan erat. Evan membalasnya. Dia menggosok punggung istrinya agar istrinya bisa tenang.
"Kamu kenapa sih sayang? Ntar malam juga kita bisa ketemu kok." ujar Evan tersenyum dan masih mengelus lembut rambut Bella.
"Gak papa. Aku cuman mau meluk aja.Sebentar aja." ujar Bella perlahan. Dia gak tau kenapa pagi ini dia merasa takut. Takut berpisah dengan Evan walaupun dia tahu Evan hanya pergi kerja.
"Yah kalo mau meluk gak papa. Tapi kita gak bisa gini terus. Ntar aku gak jadi berangkat kerja loh. " ujar Evan pula.
"Kenapa? "
"Gimana mau kerja kalo aku sibuk sama kamu dikamar. " Evan tertawa dan Bella mencubit perut Evan. Mereka melepaskan pelukan. Bella menatap wajah suaminya yang masih tertawa.
"Evan, aku cinta sama kamu. " ujar Bella perlahan. Dia mengusap pipi Evan. Evan hanya tersenyum.
"Aku tau.Udah2 aku harus berangkat sekarang Bell. " ujar Evan sambil mengucup kening Bella sekali lagi. Bella hanya mengangguk. Evan menghampiri motornya dan mula pake helm. Setelah motor dihidup dia sempat memandang ke arah Bella. Bella tersenyum meskipun wajahnya masih basah kerna menangis tadi.
"I love you Bella. " ujar Evan namun sayang nya Bella tidak bisa melihat kerna terlindung helm. Evan mula berangkat kerja. Bella menatap Evan sehingga bayangan Evan hilang.
YOU ARE READING
Miss CEO vs Mr Maid 😍
RomanceEvan bener2 buntu saat ayahnya harus dioperasi dan butuh uang sejumlah 150 juta.Dengan pekerjaan dia sebagai penghantar surat doang mana bisa ngumpulin uang sebanyak itu. Evan nekad untuk merayu pada CEO Hotel Grandstar, Bella Alexandra yang sombon...