"Gimana dengan rencana kamu buat pisahin Bella sama Evan? Berhasil? " soal pak Herman pada Samuel.
"Aku udah coba mengganggu Evan melalui telefon om. Aku yakin semakin lama dia pasti penasaran sama orang yang sering nelefon dirinya. " ujar Samuel tersenyum licik.
"Bagus. Om mau kita secepatnya bertindak. Tante kamu udah gak sabar mau ketemu Bella. "
"Aku juga udah gak sabar mau nikahin dia om. " pak Herman hanya tersenyum mendengar kata2 Samuel. Terlalu yakin ini orang.
*********************
Evan dan Bella sedang berada dalam mobil pas menghantar papa dan Elvina ke bandaraya. Ibu, ayah sama Salsa udah pulang kerumah mereka. Evan dan Bella mau ke pasar untuk membeli bahan masakan buat dirumah. Setelah sampai di pasar keduanya jalan bergandengan tangan dan mencari bahan masakan.
"Kamu mau makan apa sayang? " soal Bella sambil memilih sayuran yang segar2 yang ada didepan mereka. Evan hanya memerhati.
"Makan kamu ajah. " jawab Evan tertawa. Bella melotot kearah suaminya dan mencubit lengan Evan.
"Ihhh kamu apaan sih. Malu didengar orang. " ujar Bella sembari melihat sekeliling. Untung gak ada orang yang deket dengan mereka.
"Sakit Bell. Ya kamu sih pake nanya lagi. Kan aku bilang kalo apapun yang kamu masak aku pasti makan. Gak perlu ditanyalah. Kalo ditanya ya jawapan aku konsisten sama kayak tadi. "
"Tau ah. Mesum. " Bella meletak kan sayur2 yang udah diambil ke dalam troli dan meninggalkan Evan yang menolak troli dibelakang. Evan hanya tersenyum. Bella memilih berbagai jenis bahan masakan dan keperluan rumah. Setelah selesai mereka memilih untuk pulang.
Saat dalam perjalanan mata Bella terlihat warung menjual pelbagai jenis sate. Dia menelan air liur.
"Enak banget ya. " ujar Bella perlahan. Evan melihat Bella.
"Apa yang enak Bell? " soal Evan.
"Van berenti. " Bella menepuk tangan Evan berkali2 supaya Evan berenti. Evan yang kaget berenti mendadak. Dia menatap Bella.
"Kamu apaan sih Bell? Kalo kita kecelakaan tadi gimana? Aku kaget tau. " marah Evan. Namun Bella hanya terkekeh dan memamerkan deretan giginya.
"Iya2 maaf. Tapi itu disana ada orang jual sate Van. Kayaknya enak. Aku mau. " ujar Bella nunjukin kearah warung itu. Evan menghela nafasnya.
"Kamu mau sate apa?" soal Evan lagi.
"Sate ayam aja." ujar Bella sambil tersenyum. Evan keluar dari mobil.
"Tunggu bentar. Aku pergi kesana. "
"Siip bos.Yang cepet ya. "
30 menit menunggu akhirnya Evan kembali bersama sate yang diminta Bella. Bella tersenyum.
"Ini satenya. " Evan menghulurkan sate itu pada Bella. Bella mencium bau sate itu.
"Wah harum bener ni baunya." tanpa aba2 Bella langsung makan satenya tanpa peduli sama Evan lagi. Bahkan belum sampai rumah Bella udah makan hampir 20 cucuk sate. Evan hanya menggelengkan kepalanya.
"Perasaan tadi udah makan sama papa dan Elvina saat di bandaraya. Kok sekarang makan sate kayak gak makan seharian sih? " batin Evan berkata. Dia hanya melihat Bella yang tersenyum sambil dengan lahap menikmati satenya.
Evan sedang menonton tv sementara Bella sedang sibuk beresin dapur setelah makan malam tadi. Tiba2 ponsel Evan berbunyi. Evan mengambil ponselnya.
"Nomor ini lagi. " batin Evan.
Evan tetap menjawab panggilan itu. Tapi seperti sebelumnya selepas disapa panggilan itu terputus. Kali ini udah 4 kali Evan menerima panggilan dari nomor yang sama. Dia tadi malam, tadi pagi, sore tadi dan sekarang. Semuanya sama. Panggilan diputuskan dengan sengaja. Apa yang pemanggil itu mau? Evan terpikir.
"Siapa orang itu? Masa iya ada orang mau neror gw? " Evan berkata sendiri. Tiba2 Evan mendengar derapan kaki seseorang. Dengan cepet Evan menyimpan ponselnya. Dia tidak mau Bella khawatir.
"Ini minuman coklat buat kamu. " Bella menyodorkan mug berisi air coklat pada Evan. Evan menyambutnya sambil tersenyum. Dia minum dengan perlahan.
"Enak sayang.Istri aku makin pinter deh bikin minuman. Udah masak jago, bikin minuman juga jago. Beruntung banget sih aku punya istri kayak kamu. " puji Evan sambil meletakkan mug itu diatas meja. Dia memeluk bahu Bella dari samping. Bella hanya tertawa.
"Ini semua kerna aku punya suami jago masak juga. " Evan hanya tersenyum sambil mencium pipi Bella kerna merasa istrinya terlalu gemas.
"Oh ya Van besok aku mau ke rumah ibu. Gak papa kan? " ujar Bella sambil matanya melihat tv.
"Ngapain kerumah ibu? "
"Aku mau bantuin ibu. Kamu tau kan sekarang Elvina udah gak ada. Jadi gak papa lah kalo aku bantuin ibu.Lagian aku sendirian dirumah gak bikin apa2.Bosen. Meningan kerumah ibu. Boleh ya? " ujar Bella panjang lebar.Evan berpikir sebentar.
"Ya udah aku ijinin. Kamu pake mobil aja. Aku besok pake motor. " ujar Evan.
"Bener gak papa? " soal Bella inginkan kepastian.
"Ya gak papa. Tapi kamu jangan pulang telat ya. "
"Iya2 gak telat kok. "
Bella tersenyum dan menyandarkan kepalanya diatas dada Evan. Evan mengelus rambut Bella dengan perlahan.
"Bell, kamu kangen gak sama mami sama papi kamu? " soal Evan perlahan. Dia udah lama mau nanya tapi dia takut istrinya itu marah. Bella diem.
"Kalo kamu kangen kita bisa pulang kok kesana. Kita minta maaf sama mereka." Bella masih diem.Evan jadi serba salah kerna Bella gak menjawab pertanyaan dirinya.
"Aku tau kamu marah sama mereka tapi mereka itu... " dengkuran halus kedengaran ditelinga Evan. Evan menunduk dan melihat Bella sudah tertidur.
"Kamu udah tidur? Astaga Bell. " Evan tersenyum dan menutup tv. Dia mengendong istri nya kayak bridestyle dan masuk ke kamar mereka. Dia membaringkan Bella ke kasur dan menyelimuti Bella.
"Selamat tidur ya cantik. I love you. " Evan mengucup kening Bella dengan lembut dan turun dari kasur. Dia kembali ke sofa depan untuk mengambil mug yang berisi minuman coklat tadi untuk dibawa ke dapur. Setelah itu dia kembali masuk kekamar dan berbaring disebelah Bella. Tubuh Bella ditarik dan dipeluk. Tidak lama selepas itu dia juga terlena.
To be continued...
Jangan lupa vote dan kasi komentar...
YOU ARE READING
Miss CEO vs Mr Maid 😍
RomansaEvan bener2 buntu saat ayahnya harus dioperasi dan butuh uang sejumlah 150 juta.Dengan pekerjaan dia sebagai penghantar surat doang mana bisa ngumpulin uang sebanyak itu. Evan nekad untuk merayu pada CEO Hotel Grandstar, Bella Alexandra yang sombon...