Bab 37

457 29 21
                                    

Evan memilih meja di pojokan ruang restoran itu. Dia menanti kedatangan mertuanya. Tadi saat dia mau keluar makan, ayah mertuanya nelefon dirinya. Katanya ada perkara yang perlu mereka bahas. Evan tidak tau itu apa. Tiba2 ada suara memberi salam.

'Ass.. '

'Wss.. '

Keliatan wajah keduanya mertua menghampiri dirinya. Evan tersenyum dan menghulurkan tangannya. Alhamdulillah hubungan mereka sudah membaik. Meskipun Evan belum tau apa mereka sudah ikhlas menerima dia atau tidak, tapi setidaknya mereka tidak menghalang dirinya mendekati Bella. Sudah seminggu begitu. Hubungan dia dan Bella masih berlandaskan urusan kerja.

'Evan.. '

Evan memandang wajah ibu mertuanya. Bisa diliat wajah ibu mertua nya seperti sedikit sedih. Evan menanti kata2 itu diteruskan.

'Mami minta maaf.Papi udah cerita soal kamu.Mami berasa bersalah sama kamu dan Bella. Jujur mami gak ada niat Van. Apa yang papi sama mami lakuin hanya kerna kami mau Bella bahagia. Maafin kami Van. '

Evan hanya diam dan menunduk. Mungkin kalo dulu dia sempat kesal sama keduanya tapi kini dia sedar mereka melakuin itu kerna mereka begitu menyayangi Bella.Evan mendongak dan kembali tersenyum.

'Evan udah melupakan semuanya mi. Evan juga harus minta maaf sama kalian. Harusnya kami berterus terang dari awal. Meskipun mungkin saat itu Evan bukan kayak sekarang, Evan yakin mami sama papi gak akan terus2an marah sama kita. "

'Papi bukan mengejar harta Van. Bella satu2nya anak kami. Dia racun dan dia juga penawarnya. Kami hanya inginkan kebahagiaan dia. Kami udah terbiasa memanjai dirinya. Makanya saat kami tau kamu miskin, kami takut Bella gak bahagia sama kamu. '

'Kami terlalu percaya kalo Samuel bisa bahagiain Bella tapi kami salah. '

Evan hanya tersenyum. Dengan perlahan tangannya memegang tangan ibu mertuanya.

'Evan gak papa mi. '

Mereka saling berbicara dan suasana menjadi sangat harmonis. Dari sekadar berbicara soal Bella mereka juga membicarakan soal Samuel. Bu Elsa menceritakan soal kejadian minggu lalu saat menemani Bella ke rumah sakit. Evan tidak memberi apa2 reaksi. Dia udah tau soal itu. Tiba2 ponsel pak Herman berdering menandakan ada pesanan.

'Bella.. '

Bu Elsa dan Evan menanti perbualan anak dan ayah itu. Selepas mematikan panggilan pak Herman tersenyum.

'Kenapa pi? '

'Calon cucu kita mau makan bakso pedes. "

'Bella ngidem pi? '

Bu Elsa tersenyum.Sejak akhir2 ini anaknya itu sering meminta makan itu ini.Berbeza saat awal kehamilan,Bella gak ada ngidem apa2.Tapi sejak kehamilan memasuki bulan ke6 semuanya berubah. Dan alhamdulillah, setakat ini semuanya mampu mereka dikabulin.

Sebelum pulang mereka sempat mencari bakso pedes kiriman Bella. Dan Evan sempat menitip rojak buah juga. Dia sering melihat Bella makan rojak saat mereka kerja. Makanya dia tau Bella suka makan itu.

===================

'Ass.. '

'Wss..Akhirnya mami sama papi pulang juga. Aku udah lapar mi. "

'Emangnya kamu belum makan sayang? '

'Makanan dirumah gak enak mi. Aku mau bakso. Mana bakso ku? "

'Ada nih sayang. " ujar pak Herman menghulurkan pesenan Bella.

'Wah ada rojak juga. Enak banget nih. ' Bella terlalu teruja melihat rojak berbanding bakso pesenannya tadi. Dia langsung melahap rojak itu sampai habis gak tersisa. Bakso nya gak terusik.

Miss CEO vs Mr Maid 😍Where stories live. Discover now