Serein
(n.) the fine, light rain that falls from clear sky at sunset or in the early hours of night; evening serenity
"Semua orang bisa jadi temen. Gue suka cari temen. Gue suka dapet temen. Dan kayaknya nggak ada yang nggak suka jadi temen gue. Kec...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namanya Pandhu.
Yudhistira Pandhu Dinata. Bungsu dari keluarga tertua marga Dinata, yang rasanya tidak perlu dijabarkan siapa keluarga bermarga Dinata ini karena hanya akan membuat bulu kuduk meremang. Termasuk kalangan melintir untuk sekedar disebut tajir. Dan Pandhu sendiri seperti terlahir dalam paket lengkap: ganteng, cerdas, santun. Almost perfect.
Cukup humoris, ramah lingkungan, banyak teman, banyak penggemar; dari lingkup sekolah maupun di luar itu. Dari kalangan siswa maupun para guru. Berprestasi, teladan, mampu melakukan banyak hal, dengan atau tanpa bakat. Istilah trendinya: harta, tahta, Pandhu Dinata.
Dan kecuali Renata Sebastian, rasanya tidak ada hal yang tidak bisa diatasinya.
Seperti misalnya; setelah kemarin dia mendapati Renata bertengkar dengan Jinny, tanpa dia tahu kenapa, Pandhu akhirnya mendengar cerita lengkapnya dari anak - anak yang melihat pertengkaran itu dari awal. Dia bahkan tidak perlu bersusah payah mencari tahu. Ada banyak saksi yang tidak akan keberatan menceritakan detailnya padanya.
Selama mendengar cerita jelasnya, Pandhu hanya bisa menghela napasnya dalam. Keterlaluan. Sedikit banyak dia akhirnya mengerti kenapa Renata bisa sampai semarah itu. Tapi tentu saja, Pandhu tidak mungkin akan melampiaskannya seperti Rena, dan itu tidak lain tidak bukan karena dia adalah ketua kelas Jinny. Dia berusaha meredam emosinya dan sepertinya Jinny tahu.
Gadis itu mendekatinya pada waktu istirahat hari itu dan meminta maaf. Dan meski Pandhu masih merasa kesal, dia menerima permintaan maaf itu.
"Lain kali jangan sembarangan, Jin. Gue nggak tau lo udah ngomong apa aja soal Lintang, Rena nggak bilang apa - apa ke gue. Ya anggep aja lo lagi nggak beruntung karena omongan lo kedengeran Rena."
"Sorry, Dhu. Iya gue udah salah di sini. Kalo lo perlu gue minta maaf ke Lintang, gue bakal lakuin itu."
Pandhu melipat kedua lengannya di depan dadanya. "Kenapa mesti gue yang minta lo buat minta maaf ke Lintang? Dan kenapa lo mesti nunggu gue nyuruh lo minta maaf ke Lintang dulu baru lo lakuin itu? Ini bahkan nggak ada urusannya sama gue, ya nggak sih? Ini antara lo sama Lintang. Kalo lo ngerasa udah salah ke dia, ya kenapa mesti minta maaf ke gue at the first place?"
Jinny tidak bisa menjawabnya dan Pandhu sendiri tidak berniat untuk menunggunya lebih lama, akhirnya berbalik meninggalkannya begitu saja karena dia sudah ada janji untuk bertemu Lintang. Berbicara dengan Jinny tidak akan menyelesaikan apa pun. Lagipula dia sudah tidak simpatik dengan sikap gadis itu dan teman - teman geng-nya dari dulu.
Bergumam melantunkan lagu, dia lalu bertemu dengan Lintang di koridor depan kelasnya. Apsari Lintang Permana. Si gadis yang adalah sepupu sekaligus teman satu angkatannya yang berada di kelas berbeda dengannya.