a/n
spoiler! di chapter ini cuma menceritakan keluarga chaeyoung, hehehe.
happy reading!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
chaeyoung bener-bener nggak mood buat ngapa-ngapain hari ini. gara-gara abangnya.
bayangin, chaeyoung lagi enak-enak tidur siang tiba-tiba seungyoun dateng bangunin chaeyoung. enak kalo banguninnya nyantuy. lah ini gebrak pintu abis itu goyangin badan chaeyoung nggak nyelo.
"APAAN SIH BANG, LAGI ENAK-ENAK TIDUR JUGA!"
"heh, ini ada kabar dari rumah sakit! eric udah siuman! lo nggak mau ketemu sama adek lo satu-satunya itu hah?"
chaeyoung yang tadinya badmood parah langsung diem. mencerna setiap kata yang diucapkan seungyoun. ya baru bangun tidur, harus ngumpulin nyawa dulu.
"eric? beneran? nggak boong kan lo?"
seungyoun menghela napas sambil memutar bola matanya malas. "ya lo pikir aja sendiri siang-siang gini ngapain gue udah mandi udah siap-siap udah ganteng abis tuh bangunin lo yang kebonya minta ampun? hah? ngapain? mau dugem?"
"y-ya kan gue baru bangun. mau ke rumah sakit kan?"
"ke kampus. ya iyalah chaeyoungku sayang. sana siap-siap!" seungyoun langsung keluar dari kamar chaeyoung.
chaeyoung turun dari kasurnya dan segera bersiap-siap. tak butuh waktu lama, chaeyoung bukan tipe cewek yang ribet, yang harus dandan, yang harus make pakaian yang ootd dan lain-lain. rambutnya digerai dengan pakaian yang nyaman dengan celana jeans juga sepatu kets sudah cukup untuk penampilan seorang son chaeyoung.
"yuk bang."
✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟ ✧
"hey, ric. how do you feel?"
"I'm okay. nggak usah khawatir ah, kak. kondisi kak wendy yang harusnya dikhawatirin."
chaeyoung segera mencubit perut eric. "akh."
"eh." chaeyoung lalu mengelus-elus bagian yang ia cubit tadi.
"kamu ya asal aja kalo ngomong. kondisi kamu lebih parah ya eric. untung kalian berdua bisa selamat dari insiden pesawat itu."
eric mengerucutkan bibirnya. "sendirian kak?"
"enggak. tadi sama bang luji, dia lagi nemenin kak wendy."
"luizy," koreksi eric. "tuh kan! keadaan kak wendy tuh lebih parah dibanding eric tau!" lanjutnya.
"kucubit lagi mau?"
eric nyengir kuda. "ya jangan."
hening sesaat hingga tiba-tiba pintu ruangan yang ditempati eric terbuka dan nampaklah seungyoun dengan tentengan makanan di tangan kirinya.
"wassup bro." sapa seungyoun.
"ey, si abang. gimana bang? udah dapet gandengan?" sahut eric.
"lo abis dari koma malah makin ngeselin ya bodat."
eric nyengir, membalas ucapan dari seungyoun. "widi apaan tuh yang ditangan? buat gue ya?" tanya eric saat ia melihat ada tentengan ditangan seungyoun.
seungyoun mengalihkan pandangannya ke tangannya. "ini? pala bapak kau untuk kau. makan tuh bubur, udah disiapin juga."
eric mengerucutkan bibirnya, kesal dengan jawaban yang diberi seungyoun. "serem amat abang bawa kepalanya papa. kepalanya udah bentuk macem-macem gitu lagi. terus dikasih ke eric lagi. hih." gumam eric yang dapat didengar oleh chaeyoung
chaeyoung tertawa kecil melihat dua kakak-beradik tak sedarah itu sedang adu mulut. chaeyoung benar-benar tidak menyangka seorang cho seungyoun bisa membuat kehidupan keluarga son yang awalnya suram menjadi penuh makna.
chaeyoung kira, hubungan antara mereka dengan seungyoun akan renggang, karena setahu chaeyoung rata-rata begitu lah jadinya hubungan dengan keluarga tiri.
chaeyoung bersyukur ayahnya menikah dengan ibu cho. dan jujur, chaeyoung rindu kedua sosok tersebut, dan juga ibu kandungnya.
"kak? melamun?"
tanpa sadar air mata chaeyoung turun begitu saja.
"dek? kenapa?"
seungyoun yang sedari tadi memerhatikan langsung mendekat dan memeluk chaeyoung. tangisan chaeyoung meluap begitu saja. seungyoun menenangkan yang lebih muda dengan mengusap-usap punggungnya. eric pun membantu dengan mengelus-elus tangan chaeyoung.
"udah? hm? jangan nangis dong, nanti makin pendek kamu. aduh." tentu saja ucapan seungyoun tadi dihadiahi pukulan kecil dari chaeyoung.
"ah elah bang, ngelawaknya nanti-nanti aja napa." sahut eric.
"biar nggak tegang-tegang amat elah. gimana? coba cerita, kenapa kamu nangis."
chaeyoung menggeleng. ia mengangkat kepalanya dan menatap kedua saudaranya tersebut. "makasih." ucapnya.
seungyoun dan eric menatap balik saudarinya tersebut. bingung. "i-iya, sama-sama." kata seungyoun.
eric memukul lengan seungyoun. "bang! pengen tak hiiiih bener." ucap eric sambil mengepalkan kedua tangannya.
"lemes amat dek pukulanmu."
"tahan eric, lagi di rumah sakit, tahan. emang orang bentukan cem seungyoun tuh nggak ada adab betul."
chaeyoung tersenyum kecil. tiba-tiba ia teringat dengan sekolahnya. apa lagi kalau bukan secarik sticky note. "ah biarin lah, sehari aja kok, toh tadi pas pulang nggak ada yang nempel di loker." gumam chaeyoung.
"oh iya, abis kak wendy sama eric pulih kita jenguk ayah, mama, sama bunda yuk." ucap chaeyoung sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He?! • scy [✔]
Romance[SELESAI] "siapa, sih?! nggak maksud banget sumpah!" ©moonchaey, 2019