8. Hari Kedelapan

294 58 4
                                    

sekarang ini chaeyoung bener-bener speechless. ya gimana ya, dia baru datang dan ada sekotak bekal makan diatas mejanya. dan ya. ada sticky note pula diatasnya.

sebenernya chaeyoung nggak masalah dengan hal-hal tersebut. mau siapa yang ngirim juga dia bodo amat. yang ia permasalahkan adalah teman-teman sekelasnya saat ini. sejak ia masuk ke kelas, tak ada kata lain yang menghampiri telinganya kecuali kata cie. "DIEM HEH!"

ajaib, satu kelas langsung diem.

chaeyoung langsung mengambil napas dalam, menetralkan emosi yang sempat hadir. lantas ia kearah tempat duduknya dan mengambil secarik sticky note itu dan mulai membacanya.

Aku minta maaf, aku lupa memberikan
kata-kata yang ku tuang ke dalam
sticky note seperti biasanya.
aku sedang tidak
enak badan.

sebagai gantinya aku membuatkan
bekal makan untukmu. semoga
kamu suka.

tanpa chaeyoung sadari, ada hangyul dibelakangnya. "iki minti miif, iki lipi mimbirikin kiti-kit—sakit heh!" ledek hangyul lantas dihadiahi pukulan oleh chaeyoung tepat di bahu kanannya. tzuyu tertawa kecil melihat adegan yang terjadi didepan matanya tersebut.

chaeyoung hanya mendelik. "maung lo ajak bercanda ya kayak gitu gyul." sahut tzuyu lalu ia duduk dan mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku rok nya.

chaeyoung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela napas pelan menatap sticky note yang saat ini ia pegang itu. tiba-tiba pikirannya tertuju pada seseorang. chaeyoung mencari-cari keberadaan seseorang tersebut. "yohan mana? nggak masuk?" tanya chaeyoung begitu mendapati teman sebangkunya tak terlihat.

"izin. nggak enak badan dia." jawab tzuyu masih memainkan ponselnya.

biasa, ngestalk cogan.

"o-oh. oke."

"pantes kemaren mukanya agak pucet." gumam chaeyoung.

mendengar hal tersebut membuat hangyul tersenyum jahil. "aduh, tuan putri kita sepertinya sedang dilanda kesedihan akibat sang pangeran tidak hadir, nih." ucap hangyul yang diiringi gelak tawa setelahnya.

chaeyoung lalu memukul bahu hangyul. tersinggung. "banyak cocot kau gyul. udah lah mau makan aja." chaeyoung segera membuka bekal makan tersebut.

hangyul langsung mengelus-elus bahunya sambil mengaduh kesakitan. "duh, chae. lo kalo mukul kira-kira napa? sakit jingan."

"dih, cowok bukan lo? pukulan segitu doang ngaduh kesakitan." sindir chaeyoung.

"ya masalahnya pukulan lo tuh kayak pukulan cowok ya chae."

"oh."

hangyul sabar, hangyul tabah, hangyul tampan.

"untung lo cewek chae. kalo lo cowok udah gue ajak gelut kali dah."

"ayo gelut."

"nggak jadi. dah, abisin aja tuh makanan. bentar lagi bel masuk bunyi."

Who is He?! • scy [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang