Part 8 (18+)

4.6K 139 14
                                    

Akhirnya target terpenuhi. Langsung author update dong, tanpa basa-basi.

So, yang pengen cepet update jangan sampek nggak vote ya. Ceritanya bakalan makin seru. Jadi sebelum baca hendaknya ketuk tanda bintang di kiri bawah dulu ya. Sekali lagi jangan lupa vote, komen & follow byfantasy ya ❤💋

Target 70 vote ya. Target terpenuhi langsung update, kalo tidak terpenuhi ya belum bisa diupdate zheyeng.

Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya.

***

Paginya Somi merasakan nyeri di punggungnya. Benar saja, punggung Somi memar akibat perbuatannya dengan Daniel semalam. Daniel menyadari itu dan tersenyum simpul. Untung saja kegiatannya hari ini tidak terlalu padat sehingga Somi tidak terlalu capek. Saat Daniel tiba di dekat van yang biasa dinaikinya bersama Dohyun dan Somi, Daniel menyaksikan sesuatu yang membuat darahnya mendidih.

"Dohyun bisakah mau memasangkan koyo ini di pundakku?" pinta Somi. Dohyun menelan ludahnya kala melihat Somi sedikit membuka kemejanya, memperlihatkan punggung mulusnya.

Daniel mengepalkan tangannya kala Dohyun menyentuh pundak Somi. Somi-nya! Tidak ada satu orang pun yang boleh menyentuh Somi kecuali Daniel.

"Ehm!!"

Dohyun segera menyelesaikan tugasnya, mengetahui bahwa Daniel bisa marah kalau ada yang menyentuh miliknya. Dohyun tidak buta. Sikap Daniel semakin lama semakin terlihat jelas. Daniel tidak suka Somi berinteraksi terlalu dekat dengan lawan jenis.

"Kau sudah selesai syutingnya?" tanya Somi tanpa tahu Daniel sedang marah padanya.

Daniel diam, tidak menjawab Somi. Somi mengerutkan alisnya bingung.

"Hyung kita langsung ke studio saja. Aku harus take vokal lagi. Somi biar pulang saja." Daniel tidak ingin Somi terlalu dekat dengan Dohyun.

"Tidak bisa, Niel. Orang-orang akan curiga karena Somi sering sekali pulang lebih awal. Kita tidak bisa membiarkan kecurigaan kru lain." ucap Dohyun.

"Terserah saja."

***

Selama 3 hari berturut-turut Daniel diam. Hanya berbicara seperlunya pada Somi. Bahkan aktifitas seksual dilakukan tanpa banyak bicara. Daniel melakukan hubungan seksual dengan cukup kasar dan kembali dengan sikap diamnya. Membuat Somi seolah-olah kembali disadarkan tentang posisinya, bahwa dia hanya media untuk menyalurkan hasrat Daniel.

Somi mencuci mukanya dan memperhatikan pantulan dirinya dicermin. Mata coklat jernih itu menatapnya, pipinya yang chubby masih kemerahan akibat aktifitas yang baru saja dia lakukan di kamar Daniel. Somi menyentuh lehernya, bukti bahwa dia adalah milik Daniel tercetak jelas disana. Walau singkat tapi semua itu nyata. Banyak bercak kemerahan disekitar lehernya. Well, pagi nanti Somi harus menyediakan waktu ekstra untuk menutupi bekas kemerahan yg Daniel buat dengan make up.

Somi teringat chat Jihyo sore tadi. Rasa tidak nyaman bersemi didalam hati Somi.

JIHYO:
Unnie, bisa kah kau menjaga jarak dengan Daniel? kuharap kau tidak mengecewakanku.

SOMI:
Memang kenapa? Aku kan manajer Daniel, hubungan kami adalah hubungan professional. Jangan cemburu padaku.

JIHYO:
Kuharap kau tidak mengecewakanku, Unnie.

Sejak sore tadi mood Somi sangat buruk. Obrolannya dengan Jihyo seperti menyiram lukanya. Daniel mendiamkannya dan Jihyo menginginkannya untuk menjaga jarak dari Daniel. Rasanya sakit tapi tidak berdarah.

Somi keluar dari kamar mandi, mengambil celana pendeknya dan berjalan pelan menuju pintu keluar.

"Kau mau kemana?" tanya Daniel dengan nada serak.

"Kembali ke kamarku, Niel." jawab Somi pelan karena tidak mau mengganggu tidur Daniel.

"Kenapa tidak tidur disini saja?"

"Aku tidak mau mengganggumu. Jam 6 pagi ini kau harus bangun untuk persiapan meeting album barumu." jawab Somi.

"Kenapa kemarin kau juga seperti ini? Seingatku kemarin tidak ada jadwal pagi."

Somi tidak bisa menjawab. Kata-kata Daniel menusuknya.

"Well, kau sudah punya Jihyo Daniel. Aku tidak bisa menghianati kepercayaannya padaku lebih dari ini. Aku hanya akan melakukan tugasku. Bukan kah itu yang seharusnya kau dan aku lakukan?" Somi sengaja mengatakan hal itu, membuat sedikit kesempatan untuk dirinya sendiri.

"Kemarilah." perintah Daniel. Somi berjalan mendekat.

Daniel menarik tubuh Somi dan menindihnya. "Kalau begitu, layani aku lagi. Aku masih menginginkan tubuhmu lagi!"

Somi terkesiap kala Daniel menyingkap kaos yang dipakainya. Daniel melumat bibi Somi dengan kasar, menimbulkan bekas kemerahan dibibirnya yang pucat. Jika Daniel memperlakukannya sekasar ini besok entah apa yang harus Somi lakukan untuk menutupi bekasnya.

Somi mendorong Daniel. "Lakukan perlahan, Niel. Jangan seperti ini! Kau menyakitiku."

Daniel seakan tidak mendengarkan ucapan Somi. Daniel tetap meremas payudara Somi dengan kasar. Kenikmatan yang diberikan Daniel tidak serta-merta membuat Somi bahagia. Harga diri Somi seakan diinjak-injak oleh Daniel. Kenikmatan yang Somi rasakan membuat dirinya merasa tidak lebih baik dari pelacur murahan.

"Ahh!" Daniel menghujam Somi dengan sangat keras. Somi bisa merasakan bahwa Daniel memasukinya dengan sangat dalam. Pikiran-pikiran Somi seketika menghilang. Semua indra Somi seakan fokus pada satu hal, kenikmatan. Kenikmatan yang Daniel berikan pada tubuhnya. Meski di bawah sana masih sedikit terasa nyeri akibat perbuatannya dan Daniel tadi, hal itu tidak mengurangi kenikmat yang Somi rasakan.

Somi menatap Daniel. Somi ingin tahu apakah Daniel merasakan kenikmatan yang Somi rasakan atau tidak. Peluh menetes dari dahi Daniel. Somi pun tak kalah, keringat membasahi lekuk tengah payudaranya, membuat payudara Somi mengkilat. Hal itu tidak dilewatkan oleh Daniel. Membuat nafsu Daniel semakin menggelora.

Lidah Daniel bergerilia menyusuri celah antara kedua payudara Somi yang kenyal. Lidah Daniel menelusuri puncak payudara Somi dan menggigit gemas. Somi berteriak kala merasakan sengatan kenikmatan di payudaranya dan di pangkal pahanya. Daniel benar-benar akan merusak Somi.

Somi terisak. "Bagaimana mungkin aku bisa melupakan semua ini?!" batin Somi.

"Bagaimana mungkin laki-laki lain bisa membuatku merasa seperti ini?! Ohh!!" Somi tidak sadar ketika membisikkan kalimat itu. Daniel mendengarnya dan mempercepat gerakannya membuat Somi berteriak menyebutkan nama Daniel dengan kencang.

"Daniel!!! I'm coming!" seru Somi diiringi geraman Daniel dan juga semburan hangat yang Somi rasakan didalam rahimnya. Nafas keduanya saling berderu bak musik yang mengalun di keheningan malam.

***

OVERDOSE 18+ (Update 3 hari sekali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang