Senin, setelah upacara semua murid masuk ke kelas masing-masing
Namun entah apa yang terjadi di kelas XI IPS 2 semua murid berkumpul di depan pintu seperti nya mereka sedang menunggu kedatangan seseorang? Apakah mereka menunggu Bu Citra? Ahh sepertinya tidak mungkin!
Tak lama lamunan ku terbuyarkan oleh teriakan para siswi didepan kelas, yang benar saja laki-laki tampan dan keren masuk di kelas Naura bersama dengan Bu Citra wali kelas XI IPS 2 lalu laki-laki tampan itu memperkenalkan diri
"hai.. nama gue Raka" sontak semua siswi berteriak histeris
"Hai Raka, boleh minta nomor WhatsApp?" Tanya seorang siswi cantik bernama Difa
Namun Raka tidak menjawab apapun lalu Bu Citra menyuruh Raka duduk di kursi kosong yang ada di depan Naura lebih tepatnya disamping Beni
Bel istirahat berbunyi dan ibu Citra pun keluar karena jam pelajaran sudah habis semua siswi berkerumun dimeja Beni dan Raka, ada yang memberi bekal dan ada juga yang sibuk meminta nomor telepon Raka
Beni yang merasa risih dengan kerumunan langsung menarik lengan Raka dan mengajaknya keluar
"awas cewek-cewek gatel pangeran mau lewat beri jalan, Anisa kekantin yok" ajak Beni
Dengan percaya dirinya Beni mengatakan kalau dia itu pangeran sontak semua siswi meneriaki nya
"kenapa kalian iri sama Anisa karna diajak pangeran ganteng kekantin"
Semua siswi sontak meneriaki Beni "Huuu!!!"
Raka, Naura, Beni, dan Anisa pun pergi dan mengabaikan kerumunan itu. Sesampainya di kantin hanya Beni dan Anisa yang membuka suara
Naura hanya diam dan memakan bakso dihadapannya, Raka sibuk memainkan game handphone nya
"Ehh kalian berdua kenapa sih diam aja? ngomong enggak, merhatiin juga enggak" tanya Beni
Raka dan Naura masih sibuk dengan masing-masing dan mengabaikan pertanyaan Beni
"Ya Allah, pangeran Beni di kacangin hahaha" Anisa tertawa
"Ngeledek lagi Lo, tapi makasih udah panggil gue pangeran, putri Anisa yang cantik" Beni tersenyum kearah Anisa
Beni memang seperti itu, sifatnya humble dengan orang yang baru dikenal apalagi degan orang terdekatnya, Beni yang banyak bicara tidak jarang membuat orang tertawa apalagi kesal
"Idih GR banget lo... pangeran kodok" tawa Anisa semakin kencang Raka dan Naura masih terdiam tanpa ekspresi
"Naura lo kenapa sih dari tadi diem Mulu?" Tanya Anisa
"Gue kan lagi makan"
Naura cewek dingin yang tidak pernah peka dengan keadaan, Naura lumayan cantik apalagi saat tersenyum, namun karna sikap dinginnya inilah semua cowok tidak betah jika menetap di hati Naura
"Makan mulu lo Ra gemuk kagak" ledek Beni
"Biarin asal gue kenyang" Naura tersenyum manis
Diam-diam Raka memotret Naura saat sedang tersenyum, memang kelihatan nya tidak sopan memotret seseorang diam-diam apalagi orang yang baru dikenal
•••
Jam pelajaran berakhir dan dilanjut esoknya
Semua siswa-siswi memenuhi koridor dan parkiran
Naura seperti biasa pulang menggunakan angkutan umum ataupun Ojek online
Hari ini Naura pulang menggunakan bus, Naura duduk di kursi dekat jendela. Naura punya alasan tersendiri mengapa ia duduk didekat jendela karena Naura suka dengan udara sejuk dan Naura suka melihat jalan raya dan toko-toko di pinggir jalan apa lagi toko makanan, Naura memang suka makan tapi benar kata Beni tubuh Naura tidak pernah gendut
Naura yang melamun dari tadi pun kaget melihat seseorang yang tidak asing duduk disampingnya
Naura hanya bisa diam dan menunduk kan kepala karena malu, keheningan menyelimuti dua kursi bus itu tak lama Raka membuka suara
"heh kok diem?"sambil menatap gadis itu
"ehh.. abis nya bingung mau ngomong apa?"Naura menoleh kearah Raka dan tersenyum tipis
"Lo gak mau nanya asal sekolah gue atau nomor handphone gue gitu?"
"Em..emang nya harus ya?" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Ya kali aja, soalnya cewek-cewek disekolah pada nanyain yang kayak gitu" ucap Raka sombong
Naura hanya terdiam dan menunduk, keheningan pun mulai terjadi lagi. Bus berhenti dan Naura pun turun dari bus tanpa mengatakan sepatah kata pun
'wah gila tu cewek gak tertarik sedikitpun gitu sama gue?' gumam Raka
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka Stay With Me
Teen Fiction"Jangan egois, tapi cobalah mengerti. Jangan maunya menang sendiri, tapi saling introspeksi!" "Jika aku memperlakukanmu seperti kamu memperlakukanku, kamu akan membenciku?" "Ada saatnya aku mengalah, ada saatnya aku terdiam, ada saatnya aku bertahan...