Six

3 2 0
                                    

Hari semakin sore dan itu membuat siswa-siswi SMA Cakrawala segera mengemas barangnya untuk pulang ke rumah masing-masing, tapi berbeda dengan Nesha Cs. Mereka tengah meributkan dirumah siapa mereka akan bekerja kelompok tugas fisika yaitu membuat rangkaian listrik.

"Udah rumah lo aja dah!" Ujar Marva kepada Nesha.

"Nggak mau ah! Ntar rumah bonyok gue nggak suci lagi ding!" Protes Nesha.

"Emangnya ngapa?!"

"Ya gue nggak mau lah si tepung maisenna ini nginjakin kakinya di rumah gue!"

"Isdih gue juga ogah kali kelompok sama lo!" Kesal Senna.

"Gue juga ogah bet dah!" Balas Nesha.

"Yaudah sih! Emang tu rumah punya siapa?!" Tanya Marva.

"Rumah bonyoklah!" Sewot Nesha.

"Nah kan rumah bonyok lo ini bukan punya lo!"

"Ya tapikan gue nggak mau ah! Dan tetep nggak mau!"

"Yaudah rumah lo aja sen?!" Usul Marva.

"Kagak mau gue! Pasti rumahnya penuh dosa!" Tolak Nesha.

"Eh rumah lo juga penuh dosa nying!" Sarkas Senna.

"Enak aja lo! Rumah gue suci tau!"
Marva yang tak tahan mendengar bacotan Nesha dan tepung maisenna itu pun berteriak kesal.

"STOP!!! PENGANG KUPING GUE DENGER BACOTAN KALIAN!!!" Seketika teriakan yang di keluarkan Marva mampu membuat Senna dan Nesha berhenti adu bacot, tapi parahnya semua orang yang demger teriakkannya langsung memusatkan kepadanya dan itu membuat malu dirinya. Dengan perasaan malu Marva menyeret dua manusia yang adu bacot tadi ke parkiran.

"O---oke! Kerjain tugasnya kita di rumah Nesha! Fiks harus setuju!" Final Marva mambuat Nesha mendengus pasrah dam mereka pun berjalan menuju mobil Nesha yang masih terparkir di parkiran utama. Setelah mereka masuk ke mobil Nesha mereka pun segera melesat pergi meninggalkan halam sekolah menuju rumah Nesha.

------------

Keesokan paginya di SMA Cakrawala dikabarkan akan kedatangan siswa baru pindahan dari Italia. Seorang laki-laki baru saja keluar dari mobil sport berwarna merah menyala yang membuat siswa-siswi yang melihat pun terpesona akan perawakannya yang tinggi dan atletis dengan dibaluti celana abu-abu khas SMA, kemeja putih dan juga jaket denim yang menutupi kemeja putihnya dan tak lupa juga kacamata hitam yang masih bertengger di hidungnya. Dia pun berjalan dengan gaya cool sesekali dia menyisir rambut yang di jambulnya ke belakang membuat para kaum hawa memekik adapula yang sampai jingkrak-jingkrak kek cacing kepanasan. Saat sedang berjalan tiba-tiba saja ada yang menabraknya membuat buku-buku yang dibawa seorang gadis itu pun jatuh berserakan. Gadis itu pun berjongkok dan hal itu juga dilakukan oleh laki-laki tadi yang tak sengaja ditabraknya. Setelah selesai memungut buku-buku pun mereka berdiri.

"Lo punya mata?!" Sarkas pria itu.

"Ya punya lah! Kalo nggak punya terus ini apa?!" Sewot sang gadis sambil menunjuk ke arah matanya.

"Ya siapa tahu aja cuma buat pajangan!" Balik sewot pria itu. Saat gadis itu akan pergi berlalu meninggalkannya sang pria mencekal pergelangan tangannya, lalu sang laki-laki sedikit melorotkan kacamatanya dan menelisik gadis itu dari atas sampai bawah membuat gadis itu risih.

"Ngapain lo liat gue gitu amat?!" Sarkas sang gadis.

"Lo! Lo Ara kan?!" Tanya heboh laki-laki itu sambil memegang kedua bahu gadis itu.

"Apaan sih sok kenal lo!" Jawabnya sinis.

"Iya lo beneran Ara nya gue!" Girang laki-laki itu sambil memeluk Gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Faithfulness in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang