Selepas pelajaran olahraga dan istrahat kini kelas X-A sedang was-was dan mereka berdoa semoga Bu Titin tidak masuk hari ini. Tapi keberuntunga tak berpihak kepada kelas itu karena sekarang guru tersebut sedang berjalan dengan anggunnya.
"Assalamualaikum anak-anak!" Salam Bu Titin.
Kelas X-A hanya membalasnya dengan terpaksa. Gimana nggak terpaksa? Harusnya tuh sehabis olahraga itu enaknya tidur, eh tapi sekarang malah disuguhi wajah killer Bu Titin yang mengajar guru Bk. Hadeuh...."Ayo dong jangan loyo harus semangat!" Lantang Bu Titin.
"Ya gimana mo semangat bu! Orang liat muka ibu aja udah bikin kita pen muntah!" Celetuk Gabriella.
"Gabriel saya denger ya omongan kamu!" Ucapnya dengan mata melotot.
"Yeu bodo emang gue pikirin."
"Sekarang kamu saya hukum berdiri didepan kelas sambil pegang telinganya." Uja Bu Titin.
"Ogah ah bu."
"CEPAT ATAU SAYA SERET KAMU KEDEPAN SINI!" Bentak Bu Titin.
"Zha mampus lo!" Ejek Silvia.
"Awas aja ya lo ntar gue pites lu!" Sarkas Gabriella. Dan Gabriella pun maju kedepan dan berdiri sambil menjewer kedua telinganya dalam hati dia menyumpah serapahi Bu Titin dan mengabsen seluruh warga hutan. Dibangku belakang Julfah mengejek Gabriella tanpa suara dan itu mampu membuat Gabriella gedeg setengah matang eh salah maksudnya setengah mati.
"Oke kita absen terlebih dahulu!!" Ucap Bu Titin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan saat melihat bangku paling pojok tidak ada penghuninya.
"Eh itu kemana? Rayya sama Putri!" Teriak Bu Titin.
"Yaelah bu ntu anak dua emang kagak pernah masuk kalo lagi pelajaran." Ucap Devina.
"Kemana emangnya?" Tanya Bu Titin.
"Ya kemana lagi kalo bukan traveling bu." Jawab Avisa.
"Ck! Anak itu bikin malu aja. Yaudah Malca sama Syareefa kalian susul mereka." Titah Bu Titin.
"Cari kemana bu? Keliling semua penjuru sekolah yang luasnya nggak kebayang?" Tanya Syareefa.
"Ogah bu kalau saya mah." Tolak Malca.
"Eeee kamu mau mau ngelawan saya hah?!" Marah Bu Titin sembari berkacak pinggang dan mata melotot.
"Ibu ngapain melotot melotot? Abis liat setan ya bu?" Heran Neila.
"Eh diam kamu. Sudah Malca, Syareefa cepat kalian cari temen kamu!" Titah Bu Titin lagi yaang membuat Malca dan Syareefa mendengus pasrah dan melangkah menuju keluar kelas demi mencari duo tapir itu.
"Aish... nyusahin aja tu dua tapir." Gerutu Malca.
"Udah sih.... mayan buat amal." Ujar Syareefa dengan kepala menengok kanan kiri siapa tempe ada tahu.
"Amal sih amal tapi capek kampret." Kesal Malca.
"Emang biasanya mangkalnya dimana dia kalo udah capek?" Tanya Syareefa.
"Kalo kata si Cemporong mah dia suka mangkal di foto coppy bawah. Modus katanya."
"Yaudah cari sono aja." Mereka berdua pun pergi ke foto coppy bawah.
---------------
Disekolah yang sama namun kelas berbeda, kelas XI-B kini sedang ramai seperti pasar karena kelas itu sedang jamkos."Anjir mata gue nggak suci lagi."
"Anjir itu ngapain buka baju segala? Wah wah gue kagak mau nonton ah."
"Anjirt itu rakus bener."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithfulness in Love
Teen FictionKisah pertemanan dan cinta mereka masing-masing. Ini cerita tentang apa artinya hidup yang sesungguhnya. Arti sebuah perjuangan sesungguhnya. Arti sebuah senyuman yang sesungguhnya. Dan masih banyak lagi arti dalam kisah cerita ini. Don't coppy my s...