"Kayak di drama-drama aja ya, lari dibawah hujan."
☔
Saking asyiknya bermain air dan hujan-hujanan Agatha tidak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikannya sedari tadi.
"Assalamualaikum" ujar Agatha sebelum memasuki ruang guru. Tampak ada seorang pria paruh baya yang sedang berdiri didepan meja guru. Ia adalah Ayah Agatha.
"Waalaikumussalam" jawab Ayah Agatha dan beberapa guru yang sedang berada di ruang guru.
"ngapain? minta uang?" ujar Ayah Agatha yang sudah bisa menebak kenapa Agatha menemuinya."Ihh bukan" ujar Agatha kesal sendiri."Kakak nitip jinjingan ya?" ujar Agatha memohon.
"Ayah kan mau ngelatih dulu, palingan disimpen dulu sampe sore nanti"
"Iya gakpapa, yaudah Kakak ambil dulu jinjingannya" Agatha pun bergegas pergi kembali ke kelasnya.
Teman-teman Agatha juga mengekori Agatha ikut kembali ke kelas.Entah kenapa Agatha sangat bersemangat.Ketika sedang berjalan dilorong depan Lab, Agatha bisa melihat Raga berjalan menuju ke kelasnya.
Raga berjalan pelan tepat didepan Agatha. Agatha yang pada saat itu berlari-lari di lorong membuat suasana saat itu seperti di drama-drama.
Bagaimana tidak Raga yang berjalan perlahan dan Agatha yang sedang berlari dibelakang Raga seolah Agatha sedang mengejar Raga ditengah derasnya hujan yang mengguyur sore itu."Ekhem...ekhemm... Kek di drama-drama nih wkwkwk" ujar teman-teman Agatha yang melihat Agatha dari jauh.
***
Raga tiba-tiba berhenti. Ia tampak berbincang dengan seorang perempuan, tepat didepan kelas Agatha. Agatha segera memasuki kelasnya dan mengambil jinjingannya.
"Tha! Lo mau kemana?" ujar Wanda yang merasa heran dengan sikap Agatha hari ini.
"Mau kedepan nganterin jinjingan ke bokap gue!" ujar Agatha berteriak.
"Awas ah didepan ada doi" ujar Wanda sambil tertawa.
"Paan dehh" Agatha kembali keluar kelas dengan jinjingan yang sudah ada di tangannya.
"Tha,balik lagi?" ujar Yura.
"Iya nganterin jinjingannya. Tadi kan cuma bilang doang hehehe" ujar Agatha dengan wajah tanpa dosa.
"Modus ini mah" ujar Anna tertawa.
"Paan sii engga ah, mending ke depan yuk" Agatha berjalan dengan semangat, walau baju seragamnya telah basah kuyup terkena air hujan.
"Tha siapa tuh Tha" ujar Yura disengaja sambil tertawa.
"Paan sih Ra! Malu tau" Agatha seolah berubah 180 derajat berubah. Yang asalnya tak punya malu sekarang jadi menundukan kepalanya dalam-dalam karena malu.
Sikap Agatha ini disebabkan karena, ia melihat Raga bersama kedua orang temannya yang ia ketahui pengurus MPK juga, sedang bersiap untuk pulang. Mereka berjalan beriringan sambil mengobrolkan beberapa hal.
Sedangkan Agatha,ia masih saja menunduk karena teman-teman nya tak henti-hentinya menggoda Agatha dengan Raga.
"Duhh jadi pengen sebelahan nih" ujar Yura sengaja setelah berbicara seperti itu Yura, Anna dan Luthfi tampak tertawa.
"Apaan sih gak jelas tau gak"
Agatha mencoba mengelak. Ia dapat melihat Raga yang awalnya berjalan dibelakang menjadi berjalan dibagian depan. Ada apa dengan Raga?***
Sejak hari itu, Raga seolah menjauh. Ia tampak seperti susah untuk ditemui.
"Nungguin siapa Tha?" ujar Yura menyadarkan lamunan Agatha.
"Nungguin Raga ya?" ujar Yura kembali.
"Paan deh,ngapain juga gue nungguin orang itu,gak faedah" ujar Agatha mencoba mengelak.
"Halah bacot lo Tha! Lo gak bisa boongin diri lo sendiri, keliatan banget dari mata lo"
"Perasaan lo aja kali Ra"
"Terserah lo deh Tha, gue cuma ngingetin. Jangan sampe lo nyesel dikemudian hari"
Agatha hanya bisa diam, dia tidak tahu harus berbicara apa. Seolah-olah mulutnya terkunci rapat.
Hatinya berkata bahwa dia telah menyukai Raga. Tetapi pikirannya masih berkata bahwa dia hanya sebatas kagum belaka.
***
Haii!!!
Ada yang kangen sama Agatha dan Raga gaaa?
Vote+Komen yaww klo mau terus ketemu sama Agatha dan Raga;)
#ReadTogether
#HomeTogether
KAMU SEDANG MEMBACA
USIK
Random[Start From March 20] ✨ "Ketika kita sendiri yang membuat cinta itu menjadi rumit." #1 on USIK [20.5.20]