O2 | SELISIH

409 18 0
                                    

Dulu kita seimbang, memberi kasih sama banyak.
Namun semakin lama waktu berlalu, perasaanmu juga semakin pudar.

Dulu kita seperti neraca yang seimbang sama berat.
Tetapi sekarang kau naik semakin tinggi.
Yang artinya, beratmu sudah semakin ringan, perasaanmu semakin berkurang.

Dulu kita bisa terbang tinggi mengepakkan sayap dengan seimbang.
Sekarang berjalan beriringan pun sudah tidak bisa.
Kita jadi sering terjatuh dan akhirnya membuat luka.

Kau tidak lagi tersenyum sebanyak aku tersenyum padamu.
Kau tidak lagi merindukanku sebanyak aku merindukanmu.
Kau tidak lagi jatuh kedalam hatiku sebanyak aku jatuh hati padamu.
Kau tidak lagi khawatir sebanyak aku mengkhawatirkan saat aku tidak melihatmu.

Aku tidak lagi mengenal dirimu yang sekarang ini.
Aku tidak lagi merasakan kehangatan saat bersamamu saat ini.
Aku tidak lagi melihat cinta saat menatap matamu.
Aku tidak lagi merasakan kejujuran dari kata-kata yang keluar dari mulutmu.

Sebenarnya apa yang membuatmu berubah sebanyak ini?
Sebenarnya apa kesalahan yang aku lakukan hingga membuatmu seperti ini?

Sekarang rasanya hampa,
Saat kita sedang berdua rasanya sudah tidak seperti dulu lagi,
Sekarang hanya ada keheningan atau bahkan keributan karena kita selalu berdebat tentang hal-hal kecil.

Bahkan sekarang kau tidak menyapaku yang sedang tersenyum padamu saat kita tidak sengaja bertemu di lorong kelas.
Kau hanya melewatiku seolah aku sosok yang tidak terlihat.
Aku berharap kau menoleh ke belakang menyadari kehadiranku, tapi kau hanya melangkah lurus dan semakin menjauh.

Sekarang menunggu balasan pesan darimu juga sangat lama.
Jika kau sibuk kau pasti akan mengabariku.
Tapi kali ini kau hanya menghilang tanpa kabar.

Sampai pada hari itu, hari dimana aku ingin menanyakan kejelasan tentang kita, ingin memperbaiki keadaan hubungan kita yang renggang.
Aku melihatmu sedang tertawa dengan perempuan lain yang tidak ku kenali sebelumnya.

Indah rasanya melihamu tertawa selepas itu, karena kita sudah lama tidak tertawa bersama.
Namun hatiku kembali sakit karena menyadari kau tertawa dengan gadis lain.
Mungkinkah ini alasan atas berubahnya sikapmu?

Aku yang kecewa hanya berlari meninggalkan tempat itu.
Aku terus berlari dan berfikir jika aku terjatuh apa aku akan terbangun dari mimpi buruk ini?
Dan saat aku terjatuh, sakit rasanya.
Ternyata bukan mimpi.

Keesokan harinya, kita duduk berdua di pinggir lapangan sekolah.
Dulu ketika duduk berdua seperti ini, tangan kita saling bergenggaman, dan hati kita merasakan yang sama.
Namun kali ini berbeda, hanya ada kesunyian.
Tidak lagi dapat kurasakan detak jantungmu seperti dulu saat kita sedang berdua.
Sekarang biasa saja rasanya.

Aku membuka suara, aku memberi tahumu kejadian pada hari itu.
Kau tetap diam dan menatapku,
"kau sudah tahu? nama yang ada di hatiku sudah berbeda sekarang" Ucapmu datar, lalu pergi meninggalkan aku yang masih termenung.

Tidak adil rasanya, tidak sedikitpun rasaku padamu berkurang sejak awal kita bertemu.
Tapi kenapa rasamu berkurang terlalu cepat?

Jurnal Pedih tentang Rasa yang selisih.

Ara.
Maret 20

Jurnal PedihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang