'Semesta itu lucu. Dan sekarang aku menjadi korban permainannya.'
🍒🍒🍒
"Yizreel balikin gak! Gue lagi fokus nih," teriak Felci saat sang adik mengambil novel yang sedang dia baca.
"Beliin dulu hot wheels baru gue balikin," ucap Yizreel.
Meskipun Yizreel sudah SMA dia sangat menyukai minatur mobil kecil itu, disekolah juga dia mengikuti ekstrakurikuler robotik.
"Beli aja sendiri Zreel, lagian boros banget," ucap Felci kesal.
"Beliin dong kak, kakak baik deh," bujuk Yizreel.
"Enggak ya, lagian udah dikasih uang jajan juga," ucap Felci, daripada membeli Hot wheels lebih baik dia membeli novel atau stationery yang lucu.
"Dasar kakak pelit," ujar Yizreel kesal.
"Dih, daripada beli mobil mainan, mendingan gue beli brush pen, yang itu udah ngefray," ujar Felci sambil menunjuk meja belajarnya yang penuh dengan stationery lucu.
"Dih, murah kok kak, beli lintasannya aja gitu," ucap Yizreel memohon.
"Emang berapa sih Zreel?" tanya Felci, mungkin dia akan mengalah.
"Lima jutaan aja sih hehe," ujar Yizreel sambil terkekeh.
"Dih kagak ah, haul novel dapet banyak gue," ucap Felci. "Sudah ya Yizreel gak ada negosiasi."
"Ah kakak gak asik," ujar Yizreel langsung pergi dari kamar Felci.
"Bilangin Vania ah, pacarnya lagi ngambek kayak dugong terdampar di laut afrika!" teriak Felci.
Benar saja, teriakan Felci membuat Yizreel datang lagi ke kamar kakak satu-satunya itu, dia selalu menjaga image cowok bad-cool. Yakali badboy ngambek karena gak dibelikan hot wheels?
"Awas loe kak, gue bakar semua novel loe!" ancam Yizreel.
"Bakar aja, kalau novel gue dibakar rumah ini juga kebakar sayang," ucap Felci sambil terkekeh, Felci memiliki ribuan Novel yang disimpan di perpustakaan khusus.
"Gue jual novel loe kak!" Yizreel melontarkan ancaman lain.
"Sebelum itu juga gue jual hot wheels limited edition punya loe, jual hot wheels lebih gampang daripada jual novel, apalagi bekas." Felci menatap adiknya sambil melihat tangan. "Jual murah hot wheels laku keras kali ya?"
Wajah Yizreel berubah muram, dia sangat kesal pada kakaknya itu, jago sekali berdebat.
"Iya deh, maafin Izel ya kak Eci," ucap Yizreel sambil memasang tatapan memelasnya, jika dia sudah menyebut nama Izel, alias nama panggilannya saat kecil, artinya dia sedang membujuk.
Felci langsung memeluk adik kesayangannya, "Kakak beliin deh dua hot wheels vintage sama lintasan yang kamu mau."
"I love you so much kakak," ujar Yizreel dengan nada manjanya.
Di sekolah boleh dia badboy, cool tapi dirumah? Manja abis.
"Aduh anak Mami pada akur banget nih," ucap bu Faresta, ibu dari dua anak yang tadi berdebat itu.
"Iya dong Mi harus akur," ucap Yizreel.
"Kayaknya ada sogokan nih makanya akur," tebak bu Faresta, ini sudah biasa.
"Biasa bun, lintasan," ucap Yizreel.
"Ngabisin uang kakak kamu itu Zel, padahal minta Mami aja," ucap bu Faresta.
"Minta Mami ya? Hm, enggak deh baru juga kemarin minta beliin alat robotik," ucap Yizreel.
"Duh anak Mami dewasa," ujar bu Faresta. "Eh iya, temen Mami mau kesini, siap-siap gih. Anaknya juga mau dateng."
"Siapa Mi? Kak Rapha? Ah udah biasa Mi, tiap hari juga kesini," ucap Yizreel, karena selama ini hanya orangtua dari Rapha yang sering berkunjung, itupun mereka layaknya keluarga.
"Eh Rapha itu sudah Mami anggap anak sendiri," ujar bu Faresta, "Sana siap-siap, jangan kelihatan males mandinya."
"Ih Eci gak males ya! Izel tuh yang males," ucap Felci menunjuk Yizreel.
"Iya-iya Izel, intinya kalian mandi gih!"
*******
Suasana rumah keluarga Faresta lebih ramai daripada biasanya, keramaian itu berasal dari bu Faresta dan temannya, katanya sih teman sejak SMP.
Dan parahnya, ternyata anak teman bu Faresta itu Faza, sosok yang dianggap misterius di SMA Trisakti.
Yizreel, anak itu tak ikut berkumpul dia memilih bermain PS bersama Rapha, memang sudah membuat janji juga akan menginap disana.
"Nah Felci pasti sudah kenal sama Faza, kan kalian satu sekolah satu angkatan juga," ucap bu Faresta.
"Iya tuh pasti sudah saling kenal," timpal mama Faza.
"Gak kenal sih, sebatas tahu aja soalnya kayaknya Faza misterius banget di sekolah," ujar Felci diiringi senyum manisnya.
"Faza emang gitu, hobinya pakai hoddie sampai lemarinya penuh tuh sama hoddie, mana rata-rata hitam. Dia asyik kok kalau sudah kenal," ucap mama Faza.
"Ah iya tan? Hehe salam kenal ya Faz," ucap Felci.
"Salam kenal juga Felci," ujar Faza sambil menoleh kearah Felci.
"Eh kalau Faza kenal gak nih sama Felci? Terus setahu Faza Felci gimana disekolah?" tanya bu Faresta kepo, karena selama ini dia hanya mengepoi Felci dari Rapha.
"Felci anaknya baik, dia juga terkenal di sekolah, dia inti gang Bravo, dan katanya pacar Rapha," jelas Faza, memaparkan apa yang dia tahu.
Faza memang tidak sedingin itu, atau semenyeramkan yang kalian kira, namun entah mengapa dia memilih menjadi sosok misterius.
"Oh, kalau soal Rapha dari dulu juga memang gitu, tiap hari berangkat pulang bareng, main juga gak pernah absen tuh," ujar bu Faresta sambil terkekeh.
"Apaan sih Mi," gerutu Felci.
"Eh kalau Yizreel gimana nih?" tanya bu Faresta.
"Kalau Yizreel sama tan, dia adik kelas yang terkenal," ucap Faza.
"Keturunan kamu semua nih, pada terkenal kayak kita pas SMA," ucap mama Faza sambil tertawa ringan.
"Iya dong, cees kita. Tinggal tunggu mommy Rapha tuh sibuk terus," ucap bu Faresta.
"Iya, nanti harus deh kumpul bareng," ucap mama Faza.
Dua wanita paruh baya itu hanyut dalam obrolan tanpa mempedulikan anak mereka yang hanya saling menatap tanpa berniat membuka suara.
///////
Hu? Hi!
I'm back.
Vote, komen and share ya!
Lav u all.
972
Yang lagi baper,
Zie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replika.
Short StoryFelci, si cewek manja yang merupakan anggota inti Gang ternama, Felci memiliki sahabat sejak kecil, Rapha. Felci menyayangi mantan pacarnya yang pergi entah kemana, sampai akhirnya dia bertemu dengan orang yang mirip dengan sang mantan. Apakah Felc...