4.Yizreel

9 2 0
                                    

-Cinta itu lebih baik dibuktikan daripada dijanjikan-

🌹🌹🌹

"Gak asik ah loe Zreel," ujar Rapha sambil menatap Yizreel.

"Jadwal ngapel bang, mendingan abang ngapelin kak Felci deh, biar kagak gabut," ucap Yizreel sambil meledek.

"Gak usah ngapel juga bentar lagi dia datang, tahu sendiri tiap malam minggu minta jalan-jalan," ucap Rapha.

"Hahaha selamat dijajah oleh pecandu novel itu," ucap Yizreel sambil terkekeh pelan.

"Gak papa duit gue banyak kok, santai aja," ucap Rapha.

"Yaudah gue pamit ya bang."

Yizreel pergi, meninggalkan Rapha yang menunggu kedatangan si penjahat dompet, Fellscia.

Benar saja tak lama Felci datang dengan sweater bergambar minnie mouse, dengan celana pendek yang tertutup oleh sweaternya tak lupa rambut sebahu yang dia jepit.

"Yoyon sayang, ayo kita jalan-jalan," teriak Felci dengan nada cerianya.

"Males ah," ucap Rapha, padahal dia sudah menunggu.

"Ih sebel deh," ujar Felci sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah deh yuk, mau naik motor atau mobil?" tanya Rapha.

"Motor, tapi mau vespa matic," jawab Felci.

"Kebanyakan nonton keuwuan orang nih pasti pada naik motor itu," ujar Rapha, sambil menggelengkan kepalanya.

"Hehe, gak papa dong cepetan Yon, kita berangkat!" ujar Felci penuh semangat.

"Yuk deh," ucap Rapha. "Tapi ada syaratnya."

"Ih syarat, kok pake syarat segala sih. Apa syaratnya?" tanya Felci.

"Ganti celana dulu, kamu kedinginan nanti," ucap Rapha.

"Enggak ah males," ucap Felci.

"Ganti atau gak pergi," ucap Rapha, yang membuat Felci masuk ke kamarnya yang berada di pinggir kamar Rapha.

"Cepetan ya Zee!" teriak Rapha.

Di rumah Rapha, Felci memang memiliki kamar pribadi, itu karena ibu Rapha menginginkan anak perempuan maka dari itu setiap malam sabtu dan minggu Felci pasti menginap. Sekarang Felci jarang menginap, karena ibu Rapha lebih sibuk lagi.

******

Berbeda dengan Rapha dan Felci yang sedang berkeliling kota menggunakan motor vespa maticnya. Yizreel memilih bersantai di coffee shop bersama Vania.

"Makasih buat semuanya ya Zel," ucap Vania sambil tersenyum pada Yizreel.

"Makasih juga Van, gak nyangka ya udah empat bulan aja," ucap Yizreel.

"Iya nih, jadi inget zamannya MPLS, tiba-tiba ada cowok ganteng ngajak pulang bareng," goda Vania, itu awal mula Yizreel mendekati Vania.

"Tapi si ceweknya mau-mau aja tuh, kayaknya dia terpesona deh sama cowoknya," balas Yizreel.

"Kepaksa sih ceweknya, abisnya supirnya gak bisa jemput," ucap Vania.

"Emm, apapun alasannya tetep aja kamu jadi nyaman pulang pergi sama aku," ucap Yizreel.

"Ih, salahin diri kamu tuh, bikin orang nyaman aja bisanya," ucap Vania.

"Ya gak papa dong, dariapa bikin sakit hati," ucap Yizreel.

"Ih awas aja ya kalau sampai bikin sakit hati!" Vania menepuk pundak Yizreel.

"Gak bakalan dong, buat apa aku perjuangin kalau ujungnya aku sakitin, kurang kerajaan banget," ucap Yizreel.

Vania mencubit pipi Yizreel, "Gumush banget si."

"Katanya lebih gemesin kak Felci sama bang Rapha," ledek Yizreel.

"Kalau mereka Uvvu couple," ujar Vania.

"Iya deh iya."

"Kamu gak bawa bunga gitu Zel? Kita monthsary loh," ucap Vania, yang sedari tadi melihat Yizreel hanya membawa gawainya.

"Mau banget aku kasih bunga Van," ucap Yizreel.

"Biar bisa difotoin terus upload di story whatsapp," ujar Vania sambil tersenyum malu.

"Gak boleh tuh, yang jomblo pasti ngiri, nanti ada yang ngidap uwuphobia." Yizreel tertawa, memamerkan lesung pipinya.

"Ih Zel, jangan ketawa gitu dong!" tegur Vania.

"Lha emang kenapa? Cuma ketawa doang kok," ucap Yizreel.

"Tapi cewek-cewek jadi ngelihatin kamu," ujar Vania mengerucutkan bibirnya.

"Waduh, posesifnya pacar siapa sih nii," goda Yizreel.

"Tuh kan kamu malah kayak gitu," ucap Vania kesal.

"Santai aja Van, kalau kata kak Liva, anggap aja mereka para Jamet." Yizreel.

"Jamet itu yang bibirnya merah kayak abis ngisep darah bukan sih?" tanya Vania.

"Iya tuh, abis minum fanta lima botol wkwk," ujar Yizreel.

"Sudah ah jangan ngomongin Jamet, nanti malah ada yang kupingnya panas, kasihan," ucap Vania.

"Yaudah ngomongin kelanjutan kita aja," usul Yizreel.

"Apaansih, masih SMA juga!" Vania menoyor kepala Yizreel.

"Kalau persiapan itu emang harusnya dari sekarang Van," ucap Yizreel.

"Tapi kita masih terlalu muda Zel," sanggah Vania.

"Tapi persiapan itu penting Van, kita gak bisa loh bangun hubungan tanpa tujuan, hilang arah," ucap Yizreel, masih dengan argumennya.

"Tapi tetep aja aku gak setuju Zel!" Vania meninggikan suaranya.

"Terserah," ujar Yizreel, dia memiringkan handphonenya, membuka aplikasi permainan favoritnya. PUBG.

"Kok malah ngegame sih?"

Yizreel tak menjawab ucapan Vania, dia seolah tak peduli. Vania hanya diam, menatap Yizreel kesal, menurut Vania mereka masih terlalu muda lagian baru pacaran empat bulam.

Tak lama seorang pelayan coffee shop datang membawakan makanan.

"Mbak kayaknya salah meja deh, saya sudah pesan tadi ini juga belum habis, lagi pula saya gak nambah pesanan," ucap Vania, merasa dirinya tak memesan apapun lagi.

"Ini punya mbak kok," ucap pelayan itu sambil menghidangkan kuenya di depan Vania.

Pelayan itu pergi, sementara Yizreel fokus bermain PUBG. Dengan malas Vania melirik kue itu, dan alhasil dia terkejut.

"Zel....." ucapnya seperti tak mampu berkata-kata.

Kue warna-warni itu terlihat sangat cantik dengan tulisan '4 bulan perjalanan' Vania menatap kue itu dengan perasaan yang teramat bahagia.

"Yizreel, makasih. Aku gak nyangka kamu bakal seromantis ini," ujar Vania.

Yizreel mengelus rambut Vania, "Anything for you."




/////////

Halo.

Gimana nih Yizreel romantis gak sih? Bayangkan kamu jadi Vania wkwk.

Dah ah.

10720

Yang sedang kecewa,
Zi.

Replika. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang