Petir

17 4 0
                                    


Kuy Pantengin..🧡

Ciiittttttt...
Suara pintu terbuka

Adina yang sedari tadi berdiam diri dikamar sontak akan turun kebawah untuk melihat siapa yang datang malam-malam kerumahnya.

"Siapa ya..apa Ayah sama bunda...?"
Batin Adina sembari membuka pintu kamarnya pelan-pelan.

Selangkah demi selangkah Adina turun kebawah untuk memastikan siapa orang yang masuk kedalam rumahnya itu.

Dan ketika Adina sudah berada di anak tangga paling akhir begitu terkejutnya ia melihat Abangnya yang berpenampilan acak-acakan.

"Hai dek.."
Aicel nyengir kuda seperti tak berdosa.

"Yaampun Abang, Abang darimana aja sih pulang pulang kaya singa mandi di lumpur."

Bagaimana tidak, abangnya pulang dalam keadaan kemeja yang lusuh,
Rambut yang seperti satu tahun tidak disisir dan sepatu yang iuuh seperti habis membajak sawah.

"Ampun dek, abangnya pulang bukannya dikasih minum malah diomelin persis kaya bunda."
Aicel ngedumel nggak jelas.

"Ya lagian Abang dari mana aja sih dari siang sampek malem gini baru pulang,mending pulang-pulang masih rapi,la ini iyuuh, untung aja ayah sama bunda lagi nggak dirumah kalo nggak, bisa-bisa Abang diomelin bunda abis abisan."
Cerocos Adina sambil memainkan matanya kekanan dan kiri.

"Ishhh bawel..
Gini yah Abang ceritain tadi tuh Abang pas pulang nggak sengaja nabrak trotoar terus Abang jatoh eh ke selokan ya udah jadinya kek gini."
Aicel menjelaskan dengan nada kesal.

1 detik..

2 detik..

3 detik...

Tawa Adina pecah seketika.

"Bwuhahwahahawhaha,yaampun bang-bang tuh mata ditarok dimana..?di dengkul..wahahaaha pantesan aja penampilan udah kaya kucing dikejar anjing begini."

Sesekali Adina memegangi perutnya yang sesak karena tertawa.

"Ishhh udah ah Abang mau ke kamar dulu mau bersih-bersih,dasar adek nggak tau diri huh.bayy..."
Aicel berlalu meninggalkan Adeknya yang masih setia dengan tawanya.

Adina menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah abangnya yang seperti anak kecil.

Adina menuju dapur untuk memasak makanan kesukaan Abangnya ,walau terkadang mereka sering nggak akur tapi Adina sangat menyayangi kakaknya itu begitupun sebaliknya.

Adina memang sudah lihai dalam hal memasak,karena bundanya yang mengajarinya katanya supaya kalo udah nikah Adina sudah terbiasa memasak.

Kali ini ia memasak tumis udang dan spaghetti untuk makan malam.
Setelah selesai ia menyusunnya di meja makan dan menuju kamar kakaknya yang bersebelahan dengan kamarnya.

Tok tok tok...

"Baangg turuuun makan malam dulu."
Teriak Adina di balik pintu.

Tiba tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok laki laki yang tinggi,putih,dan sangat tampan.
Lebih tua dua tahun dari Adina.

"Hmm..masak apa dek kayaknya enak nih dari baunya."

Aicel ya itu adalah Aicel kakak Adina yang begitu ia sayangi.

"Tumis udang sama spaghetti."
Jawab Adina dengan penuh penekanan.

"Wah enak tuh makanan kesukaan Abang ..yuk makan."

Aicel bergegas turun meninggalkan adiknya yang masih berdiri di depan kamarnya.

"Kalo makanan aja cepet..dasar."
Gumam Adina dan menyusul kakaknya ke dapur.

Adnan&Adina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang