Bang Aicel

3 1 0
                                    

"Deeek,banguuun mau sekolah nggak sih"

Pagi-pagi Aicel sudah dibuat kesal dengan adik perempuannya itu betapa dengan seenak jidatnya masih mengunci diri didalam kamar dengaan mimpinya itu.Gadis itu memang susah untuk membuka matanya.

"Adiinaa bangun, adek sialan, bunda udah marah-marah ke abang tuh nggak kasian apa abangnya yang ganteng ini diomelin"

Adina mendengar semua celotehan yang keluar dari mulut abangnya itu.
Ia sesekali mendengus kesal karena laki-laki diluar pintu kamarnya itu sungguh mengganggu mimpinya.
Ingin rasanya gadis itu menendang tulang kering kakak laki-laki nya itu.

"Apasiiih  baanng berisik"

"Bangun sekarang apa abang siraaam"

Laki-laki itu masih setia dengan teriakannya,membuat penghuni kamar membuka pintu.Menampilkan sosok gadis berwajah polos dan rambut yang sudah tak terbentuk, dan jangan lupakan mata panda.
Adina menatap tajam kakaknya seolah ingin melakukan sesuatu.Tapi ia urungkan niatnya saat wanita paruh baya mendekati keduanya.

"Udah bangun belum Cel Dina nya?"

"Nih, bocah ingusan baru melek"

"Yaudah Dina kamu mandi abis itu cepet berangkat kasian abang kamu nungguin dari tadi"

Adina hanya membalas perkataan bundanya dengan anggukan,dan berlalu meninggalkan keduanya dan bergegas mandi.
Gadis itu sempat melirik benda bulat berbentuk keropi di nakas yang membuat kedua matanya membulat sempurna.

"Aaaaaa jam setengah tujuuuh...Bundaaa kenapa nggak bangunin Dinaaaa"

Tangan gadis itu terulur mengambil handuk dan bergegas mandi, selesai mandi gadis itu memakai seragamnya dengan asal,bahkan baju yang akan ia kenakan malah baju olahraga padahal sekarang hari selasa, betapa ia merutuki dirinya sendiri.

"Sarapan dulu Din jangan lari-lari ntar jatuh lo"

"Nggak sempet bun ini Dina udah telat banget nanti dina sarapan dikantin aja,ayo bang berangkat!"

"Salah siapa keboo"

Adina mencebikkan bibirnya mendengar kakaknya mengejeknya dengan sebutan itu.

"Sudah-sudah kalian berangkat, jangan ngebut Cel, hati-hati"

"Iya bun kalo gitu Aicel berangkat dulu ,assalamu'alaikum"

"Dah bunda..Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Kini mobil Aicel telah sampai di depan gerbang sekolah Adina.Laki-laki itu menatap seorang gadis disampingnya dengan tajam.Seolah tau apa yang akan terjadi buru-buru Adina keluar dari mobil berwarna putih itu.

"Bang... maaf ya Dina nggak bermaksud buat abang kesel pagi ini."

Gadis itu menunduk lesu ia tak berani menatap seorang laki-laki yang tak lain adalah Aicel.
Memohon maaf atas kelakuannya yang membuat kakaknya kesal pagi-pagi.

Aicel menghela nafas perlahan keluar dari mobil dan menghampiri Adina disisi kiri mobil ,ia tidak lagi menatap Adina dengan sorot mata tajamnya melainkan dengan tatapan sayang.
Tangannya terulur untuk mengacak surai hitam adiknya yang terurai.

"Apaan sih gajelas tau, biasanya juga biasa aja ,kenapa sekarang minta maaf"

"Bang..."

"Hmm"

"Maafin Dina ya bang kalau selama ini Dina sering buat abang kesel,tapi satu hal yang perlu abang tau ,Dina sayang banget sama abang ,Dina nggak pernah bisa buat benci sama abang"

Laki-laki itu terkekeh pelan melihat wajah adiknya yang sangat menggemaskan kali ini.
Tangannya mengusap pipi Adina dengan sayang,lalu beralih ke rambut untuk mengacaknya yang kedua kalinya.

"Ih abang ,orang lagi serius juga malah bercanda"

"Hmm ,kamu itu nggak pernah bikin kakak kecewa,se marah-marah nya abang sama kamu abang nggak nggak pernah tuh ngediemin kamu lama-lama.
Kamu adik perempuan satu-satunya abang yang harus abang jaga.

Gadis itu menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca, jujur ia tak pernah mendengar kakaknya berbicara sepanjang ini sebelumnya,dan sungguh ia tertegun mendengar kata demi kata yang Aicel ucapkan, cairan bening lolos begitu saja ,membasahi pipi chubbi Adina.
Gadis itu mendekat kearah Aicel dan memeluknya dengan erat.

"Hiks..Dina sayang sama abang sayang banget malah.Dina nggak akan buat abang kesel lagi,ngga janji tapi ehehe"

Aicel terkekeh pelan,adiknya ini sungguh menggemaskan.

"Yee kamu mah"

"Yaudah kalo gitu dina masuk dulu,abang ati-ati gausah ngebut"

Aicel hanya menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangannya untuk Adina.
Adina menerima tangan itu dan mengecupnya sebentar.

"Daah bang ,assalamu'alaikum"

"Iya wa'alaikumsalam,belajar yang benerr jangan pacaran muluuu"

Ucap Aicel sedikit berteriak,karena Adina sudah berlari menuju kelasnya.

--------------------
Have fun😚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adnan&Adina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang