01. Diam

5.2K 642 17
                                    

Salah satu yang Lisa gak suka dari Cai Xukun, ya, sifat pendiamnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu yang Lisa gak suka dari Cai Xukun, ya, sifat pendiamnya ini. Rasanya ocehan cerewet Lisa hanya dianggap angin lalu olehnya. Seperti sekarang, Lisa tengah berada di rumah Kun. Pemuda itu baru saja sembuh dari demam berdarah, tapi sudah mengerjakan hal-hal berat.

Lisa mengomel habis-habisan begitu melihat kamar kotor nan berantakan Kun berubah menjadi bersih dan rapi. Lisa tidak benci kamar yang bersih dan rapi, tapi Kun baru saja merapikannya padahal baru keluar dari rumah sakit dua hari lalu.

Ibunya bilang kalau Kun juga diare sejak semalam, jadi Lisa membawakan buah-buahan yang dapat menormalkan siklus buang air besar.

"Cai Xukun, kamu harus makan ini!" ujar Lisa yang tengah mengupasi salak untuk Kun.

"Gak mau, gak suka."

Lisa memutar matanya, jengah.

"Kun, makan!"

Kun menggelengkan kepalanya sembari kedua tangan menutup mulut.

"Kun ...!" Lisa berdecak.

Pada akhirnya, Kun berhasil makan buah karena dipaksa Lisa. Besoknya, laki-laki itu benar-benar mendiami Lisa. Biasanya Kun memang tidak banyak bicara, tapi sekarang berbeda. Dia seperti benar-benar mengacuhkan kata-kata Lisa.

"Kun, tau gak? Di perpus ada buku baru! Mau ke sana?" tawar Lisa.

Kun yang tengah menghabiskan bekal melirik ke kotak bekalnya yang sisa setengah, seolah memberitahu pada Lisa kalau dia tengah makan.

Lisa mendengus.

"Diarenya udah sembuh?" tanya Lisa basa-basi.

Kun hanya mengangguk dengan mulut yang sibuk mengunyah. Kalau diperhatikan, saat Kun tengah dalam masa ngambek-nya, kedua matanya akan menyorot datar, garis wajahnya juga lurus saja. Beda kalau sedang tidak ngambek.

Lisa menghela napas.

"Masih ngambek gara-gara kemarin?"

Kun menoleh sejenak, kemudian kembali menghadap depan.

"Tumben bawa bekal?"

Lisa menatap Kun penuh harap, berharap laki-laki itu akan mengeluarkan suaranya barang hanya satu huruf. Tapi, Kun lagi-lagi hanya menoleh dan menatapnya tanpa minat.

Lisa mendengus sebal. Membujuk Cai Xukun sama saja seperti menghitung jumlah helai rambut. Lisa memutuskan untuk menarik kursi dan duduk di sana. Lisa menangkup pipinya dengan kedua tangan dengan sikunya yang menyentuh meja Kun.

Lisa mengambil nugget pada kotak bekal Kun begitu saja, lalu memasukkannya ke dalam mulut tanpa rasa bersalah. Kun langsung menoleh ke arahnya dengan mata melotot.

"Belum cuci tangan!"

Lisa dengan sengaja kembali mengambil bekal Kun dengan tangannya, tidak mempedulikan omelan Kun.

Kun pun menggenggam kedua tangan Lisa agar dia berhenti mengambil bekalnya. Sudah tahu sedang banyak penyakit, tapi Lisa malah dengan sengaja makan tanpa mencuci tangan.

"Udah gak ngambek lagi?" tanya Lisa.

Kun hanya berdecak.

Lisa tersenyum lebar. Ia mengambil alih sendok dari tangan Kun dan hendak menyuapinya.

"Kun, buka mulut~!"

Garis wajahnya sudah tidak sekeras tadi. Meski Kun tidak bicara lagi, ini cukup bagi Lisa. Lisa seakan-akan mendapat sinyal kalau Xukun di depannya ini sudah tidak marah padanya ... meski tetap diam seperti tembok.

Lagian, ngambek karena makan buah doang, childish banget, gak sih?

Lagian, ngambek karena makan buah doang, childish banget, gak sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Comfort ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang