--Lembar Terakhir--

3.9K 520 147
                                    

Tempat pertama kali mereka jadian adalah tempat yang akan selalu Lisa dan Kun kenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat pertama kali mereka jadian adalah tempat yang akan selalu Lisa dan Kun kenang. Warung Indomie sederhana yang menjadi saksi kealayan seorang Cai Xukun ketika menyatakan perasaannya pada Lalisa, kakak kelasnya yang saat itu sudah 1 SMA. Kalau diingat-ingat, Kun malu.

Lisa tidak tahu kapan terakhir kali ia merasakan mie instan senikmat ini. Kun di sampingnya sibuk menghitung jumlah lemak dan micin yang dikonsumsi Lisa dan juga kemungkinan naiknya asam lambung kalau menghabiskan lebih dari dua porsi mie instan.

Padahal kalau dipikir-pikir, Lisa malah sulit untuk menaikkan berat badan, kenapa Kun takut kalau Lisa mengkonsumsi banyak makanan berlemak dan sebagainya?

Kenyang sekali rasanya setelah mangkuk keempat dihabiskannya. Lisa hendak memesan es teh, lagi-lagi Kun yang melarang dan akhirnya Lisa pasrah dengan air mineral yang dipesan Kun.

"Kun, kapan terakhir makan mie instan?"

Kun mengingat-ingat. "Lupa."

Lisa melotot tak percaya. Tangannya menepuk pundak Kun. "Hidup kamu sesuram itu, ya?" kata Lisa seraya memberi tatapan prihatin. "Tadi kamu kok bisa ada di stasiun? Kok, kita bisa ketemu? Kamu ngikutin aku, ya?" lanjut Lisa.

Kun menyentil dahi Lisa. "Ge-er. Abis nganterin adiknya Mama."

Lisa hanya mengangguk paham.

Lisa dan Kun pergi dari sana setelah Kun membayar semua pesanan Lisa. Kun hendak mengantar Lisa pulang, tapi Lisa menolaknya mentah-mentah. Taman kota menjadi tujuan akhir mereka sebelum Kun memaksa Lisa untuk pulang ke rumahnya.

Lisa menyandarkan kepalanya pada bahu Kun. Mereka tengah duduk di kursi taman sekarang. Keadaan taman di malam hari tidak terlalu buruk ternyata.

"Kamu kenapa gak pernah ngomong tentang Kak Sehun?" tanya Lisa. Sungguh, dari tadi ia gemas menunggu jawaban Kun.

"Jangan bahas sekarang—"

"Harus sekarang! Biar selesai, kamu jadi gak usah jauh-jauh dari aku," gerutu Lisa dengan bibir mencebik.

"Kalau Papa mau jodohin aku sama Kak Sehun, emangnya kenapa? Belum tentu aku mau, 'kan? Kamu pikir aku gampang nurut gitu aja ke Papa?" ujar Lisa tanpa henti.

"Kun ... aku juga baru tau ini tadi, loh. Mama juga gak setuju Papa jodohin aku sama Kak Sehun. Lagian, itu demi bisnis doang. Di hidupku, apa sih, yang gak klise?" lanjut Lisa jengah.

Unek-uneknya masih banyak yang terpendam selama beberapa waktu ini jauh dari Kun, tempat curhat tanpa solusi.

"Kakak tau dari mana Tante gak setuju?"

"Tadi mereka berantem tentang itu. Udah, gak mau dibahas!" kata Lisa, lalu wajahnya langsung berubah masam.

Kun merangkul bahu Lisa. Ibu jarinya mengusap-usap bahu Lisa.

Comfort ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang