Enam : Tentang Zaira Levyza

7 1 0
                                    

Pagi ini Aylin pergi joging sendiri. Hal ini menjadi kegiatan rutin bagi Aylin di waktu weekend activity. Dulu waktu kakak Aylin masih hidup Aylin selalu joging bareng. Kemana-mana bareng, nge mall bareng, inti nya Kak Zaira itu tempat Aylin mencurahkan hati nya di kala senang maupun sedih. Kakak yang terpaut usia dua tahun lebih tua dari Aylin.

Kak Zaira telah tiada sejak dua tahun yang lalu. Kakak yang sangat girly dan cantik sekali dan sangat penyayang. Yang selalu ngalah apapun untuk Aylin.
Satu-satu nya kakak yang Aylin punya di dunia ini harus pulang kembali kepada sang pencipta untuk selama-lama nya. Kak Zaira meninggal karena sakit magh kronis. Meninggal di saat-saat ingin melangsungkan ujian nasional. Sangat menyayat hati keluarga atas kepergian Zaira.  Tetapi bagi Aylin Kak Zaira adalah perempuan yang sangat kuat yang Aylin punya.

"Kak Aylin kangen banget sama kakak. Aylin pengen peluk kakak. Bercerita banyak hal sama kakak. Aylin rindu kak, Aylin sedih rasanya semenjak kakak pergi rumah tak seperti rumah kita yang dulu. Rumah bagi Aylin sekarang sangat asing," Batin Aylin.

Tiba-tiba air membasahi pipi Aylin di tengah ia berlari pagi di Taman Melati. Aylin yang mengingat kakak nya menjadi tidak semangat untuk berlari lagi. Aylin duduk di bangku taman menundukan kepala nya. Rasanya ingin menumpahkan air panas dalam mata nya. Tapi Aylin sangat malu untuk nangis di depan umum. Akhirnya air mata sudah tidak kuat untuk di bendung lagi. Aylin menumpahkannya, menutup wajah nya dengan telapak tangannya.

"Jangan nangis," Suara laki-laki yang seperti nya Aylin kenal. Aylin membuka mata nya dan melihat Raga sudah duduk disamping nya.

"Eh elo!" Kata Aylin lalu menggeser duduk nya.

"Nih buat lo," Raga menyodorkan es krim mochi kesukaan untuk Aylin.

Aylin sebenarnya gengsi untuk menerima nya. Cuma Aylin mau banget es krim nya.

"Udah gausah malu-malu," Kata Raga lalu menaruh es krim mochi di tangan Aylin.

"Makasih Raga," Ucap Aylin.

"Sama-sama Aylin," Balas Raga.

Sambil memakan es krim mochi sama-sama. Aylin menghapus pipi nya yang basah. Ia tidak mau terlihat menangis di depan oranglain.

"Kok lu bisa di sini?" Tanya Aylin.

"Lagi olahraga aja," Ucap nya.

"Mochi enak juga ya," Ucap nya lagi.

"Emang ngga pernah nyoba sebelumnya?" Tanya Aylin.

"Ini first time," Kata Raga.

Aylin hanys mengangguk. Entah kenapa kehadiran Raga mengurangi kesedihannya. Entah karna ada Raga atau karna es krim mochi yang terlalu enak.

"Lin pagi-pagi kok udah sedih aja?" Tanya Raga dengan sedikit rasa segan untuk menanya.

"Gpp kok," Ucap Aylin.

"Serius? Kalo ada apa-apa cerita aja Lin. Gue siap kok dengerin cerita lo," Ucap Raga.

"Iya Ga makasih," Ucap Aylin.

"Santai Lin,"

Setelah es krim nya habis, Aylin berdiri dari duduk nya. Ingin beranjak dari taman. Namun Raga masih belum pergi juga.

"Raga lu masih mau di sini?" Tanya Aylin.

"Hmm engga," Jawab Raga.

"Ohh gitu, gue duluan ya. Makasih mochi nya," Ujar Aylin lalu tersenyum.

"Lu mau kemana Lin? Kalo mau pulang ayok gue anterin," Kata Raga.

"Gausah Raga gue mau pergi dulu," Ujar Aylin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AYLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang