°°je 8 jang°°

9 3 0
                                    

LEXXA POV

Untung Wikan ga marah, coba marah. Bisa-bisa gue diamuk masa.... tapi ga heran sih, kan dia begini karna alasan. Gue juga uda tau, emang ya gue doang tololnya bukan maen. Udah tau suka tapi masi nanya gubluk lo Lex-lex hehe Aku dengan batiku sibuk bertengkar dan akhirnya

"Lex, kita ga makan diresto aja? Di pinggir jalan banyak preman. Di resto aja ya?" Katanya sambil melirik spion ke arah ku

"Nyaudin hehe"

"Itu bahasa apa lagi? Katanya bingung

"Betawi unity, artinya yaudah hehehe"

"Oh, kea nya tiap lo abis ngomong selalu 'hehe' lo kenapa hmm?"

"Emang biasa gitu, harus lo bersyukur gua jawab sambil cengengesan daripada gua jawab make muka datar ntar lo pade takut sama gue, ish. Secara kan muka gue jutek plus dingin bettttttt" kataku sambil melihat ke jalanan

Lucu juga Wikan dengan suara hati

🙅🙅🙅

Sampailah mereka disebuah restoran Jakarta yang cukup banyakpengunjungnya.

Membuka pintu Restoran dan
Segeralah Wikan dengan matanya mencari meja sambil menggenggam erat jemari Lexxa tapi tak ada meja kosong satupun dengan dua kursi.

Hingga Wikan lebih memilih mengajak Lexxa untuk makan diatas dengan pengunjung yang tak terlalu ramai. Dan mereka berjalan hingga keatas dan seperti biasa mereka selalu menjadi pusat perhatian orang lain, Lexxa dengan wajah dingin serta anggunnya dan Wikan dengan wajah tertutupi topi hitamnnya.

"Wikan, dibalkon aja. Disanan" katanya menunjuk meja dengan dua kursi dekat balkon dengan tersenyum

"Okey" Wikan dengan senyum

Duduk lah mereka dan segera memanggil seorang pelayan

"Kamu mau makan apa Lex" katanya sambil melepaskan topi dan merapihkan sebentar dengan tanganya

"What? Kamu? Eh Ikan goreng gua blom ngomong apa-apa dan blom ada status berhubungan okey" Lexxa dengan tangan dan matanya yang melihat buku menu dengan teliti

"Emang apa salahnya? Lagian gue cuma iseng doang"

Semoga malam ini jadi malam berkenang karna lo cinta pertama gue dengan hati gue yang tulus Lexxa Wikan tersenyum sumringah

Sedangkan Lexxa, ia masih sibuk dengan buku menu dan baru menyadari Wikan membawa nya ketempat Restoran Ternama di Jakarta.

"Eh Ikan bawal, lo bawa gue kesini ga dengan otak gesrek lo kan? Ini Resto ternama. Gue gabawa uang sebanyak di buku menu ini" Lexxa dengan bisik-bisik

"Gue bawa ko, kan tadi lo minta traktir sekarang gue traktir trus salahny dimana?"

"Tapi---"

"Gapapa sayang, lo bakalan terbiasa nanti dengan gaya hidup gue" Wikan memajukan wajahnya dan Lexxa yang terpesona senyuman Wikan

"Yayaya, gue juga udah terbiasa sama gaya hidup orang high. Dulu gue juga anak orang kaya tapi sekarang engga lagi" Lexxa tersenyum menjawab Wikan dan segera memalingkan wajahnya ke bawah untuk melihat pemandangan

"Kenapa bisa?" Wikan dengan bingung

"Lo nanti juga tau" Lexxa dengan senyumannya yang mengandung banyak makna kesedihan dan betapa hancurnya dirinya

Sementara Wikan tak mengerti dengan Apa yang dikatakan gadisnya dan berusaha mencernanya sebaik mungkin

Karena masih tak mengerti dan segera memanggil pelayan

"Pelayan" katanya sambil mengangkat tangan dan segera menyebutkan makananya

"Wikan"

"Kenapa?"

"Gue mau ke toilet hehe"

"Okey" dengan tersenyum tipis

Lexxa berjalan menuruni anak tangga dan memasuki toilet dan menatap dirinya dicermin yang besar

Lexxa, apapun yang terjadi lo harus kuat cepat atau lambat semua orang akan tau tentang hidup lo dan semua penderitaan lo. Sayangi diri lo sendiri dan lo harus tutup rapat-rapat semua rasa sedih didepan Wikan dan terbuka di Rora juga There. Tuhan bantu Lexxa buat keluar dari Depresi Lexxa sendiri, dan tolong jangan buat Lexxa berdiri tegak dengan dasar yang rapuh. Lo harus coba untuk kali ini, HARUS. Setelah berbicara dengan batinnya tanpa disengaja Cairan bening jatuh membasahi pipinya dan segera Ia hapus lalu tersenyum dan kembali menemui Wikan

TBC
LANZUT BESOK OKEEEERTS
JANLUP KOMEN & VOTE
DADAH HYUMAN


J U S T M E {REVISI BERJALAN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang