"Cinta itu benar-benar bodoh. Menutupi segala kekurangan, menerima segala kesakitan, dan tetap bertahan pada ketidak pastian."
***
"ATHARIQ HARIS SANJAYA?" Suara Bu Enong menggema ke seluruh kelas, memanggil nama Athar. Nihil, lelaki itu tidak ada di kelas.
Bu Enong hanya menggelengkan kepala. Anak itu, benar-benar tidak bisa ditoleransi lagi! Kalau saja bukan uang ayahnya yang bermain, Athar sudah sangat lama didepak dari SMA Matahari karena prestasinya di bidang membolos.
"Athar kemana, Ndy?" tanya Jennie, sahabat sekaligus teman sebangku Candy.
Candy menghela napas seraya membuka buku pelajarannya. "Kalo nggak bolos, berantem, tawuran. Lo kayak nggak tahu aja."
"Yaelah, gue kira semenjak pacaran sama lo, dia agak warasan dikit."
Sudah satu bulan Athar dan Candy resmi berpacaran, namun cowok itu masih belum berubah. Masih suka bertengkar setiap hari, ada saja masalahnya. Candy sampai lelah sendiri memperingati, Athar akan selalu menjawab :
"Berantem itu hoby aku." Katanya tanpa dosa.
Anehkan? Tapi nyata. Cowok itu, cowok yang dicintai Candy hampir sepuluh tahun ini.
"Sampai kapanpun, gue nggak bisa ngubah sosok Athar dan dunianya, Jen." Candy menghela napas, "berantem bagi Athar adalah nyawa, nggak berantem dia bakalan meninggal kayaknya."
Jennie hanya bisa menggeleng, kemudian turut membuka bukunya. Sementara Candy, kini tengah cemberut seraya menatap bangku Athar yang kosong.
Di tengah lamunannya, benda pipih di saku seragam Candy bergetar. Gadis itu menatap sekilas ke arah Bu Enong yang sedang fokus menulis di papan tulis, segera ia mengambil kesempatan untuk membuka ponselnya.
Athar :
Belajar yang bener, jangan liatin bangku kosong.
Candy :
Kok kamu tau? Kamu di mana?Athar :
Lihat arah jam 3.
Candy segera menoleh ke arah kanan. Astaga! Athar dengan santai berdiri di jendela seraya melambai ke arahnya, ya ampun, cowok itu!
Candy :
Ngapain di sana? Ayo buruan masuk kelas!
Athar :
Nggak mau, ah. Ngeliatin kamu aja dari sini. Kamu Cantik kalo lagi serius belajar.
Candy :
Gombal!!!😤
"Aluna Candy, ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Bu Enong ketika sadar Candy tidak fokus.
Candy refleks menoleh ke arah Bu Enong, kemudian gadis itu menggigit bibir bawahnya. Mampus! Bu Enong tidak akan memaafkannya.
"Sa-say-"
"Keluar!" Nah, kan! Gurunya yang satu itu benar-benar tidak memberikan toleransi.
"Tapi, Bu-"
"Saya bilang, keluar!" Perintah wanita bertubuh gempal itu. Candy meneguk salivanya, kemudian menurut untuk keluar dari kelas.
Di luar kelas, Athar sudah menunggu Candy. Cowok itu menyambut gadisnya dengan penuh senyuman, tanpa rasa bersalah padahal karenanya Candy jadi diusir dari kelas. Sedangkan Candy, gadis itu kini menatap Athar dengan murka.
"Mode malaikat maut nih." Gumam Athar.
"Kamu!" Gemas Candy seraya memukul Athar. Tidak hanya memukul, gadis itu mencubit, mencakar dan melampiaskan segala kekesalannya pada Athar.
"Hei, hei, udah!" Titah Athar, cowok itu tidak marah. Ia malah suka diperlakukan seperti itu, namun sekarang bukan waktu yang tepat untuk Candy marah-marah dengannya.
"Gara-gara kamu, aku jadi diusir sama Bu Enong!" Candy menghentakkan kaki seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
"Pacarku gemoi kalau lagi cemberut." Athar mencubit pipi Candy dengan gemas.
"Apasih!" Candy langsung menangkis kedua tangan Athar, gadis itu berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang memerah. "Aku lagi marah, ya. Sama kamu."
"Makin marah makin gemoi."
"Gemoi bahasa apaan, sih?" kesal Candy.
"Diajarin Sergio," sahut Athar seraya terkekeh. "Ayo Permen Gemoi, kita ke kantin."
"Nggak mau Athar, aku lagi marah sama kamu!" Candy kembali menepis tangan Athar yang ingin merangkulnya.
Athar melangka mendekati Candy, lelaki itu menarik senyumnya.
"Kalau masih marah, aku cium." Athar tersenyum.
"Nggak usah becanda!"
"Nggak becanda. Masih marah?"
"Ya je-" cup! Candy melotot ketika Athar menciup keningnya secepat kilat. "Athar!" cicit Candy, menahan untuk tidak berteriak karena ia sadar mereka masih di koridor sekolah-yang cukup sepi.
"Tadi udah aku peringatin, kalau masih marah aku cium." Athar terkekeh, "marah lagi, ayo."
"Ini sekolah, kamu gila?"
"Sejak cinta sama kamu aku udah nggak waras."
"Makin ngelantur ini orang," Candy menggelengkan kepalanya, kemudian gadis itu menarik Athar membawanya pergi dari koridor sebelum cowok itu makin menggila.
"Kemana nih?" tanya Athar yang pasrah ditarik oleh Candy.
"Kantin." Sahut Candy judes.
Athar menaikkan sebelah alisnya. "Oh, kamu masih marah?" Tanyanya dengan nada menggoda.
Candy berbalik seketika, menatap Athar dengan senyum terpaksa. "Enggak, sayang."
Athar balas tersenyum, cowok itu melepaskan genggaman Candy. Beralih dengan merangkul gadis itu.
Dari kejauhan, ada seorang lelaki yang menatap tidak suka. Lelaki itu menempelkan ponselnya yang sudah terhubung dengan seseorang.
"Malam ini juga, habisin Athar!"
•CLADE•
Waduh😩😩😩
Next? 500 komen😘
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AKU
cantikazhr
KAMU SEDANG MEMBACA
Clade (tersedia di gramedia)
Teen FictionPART MASIH LENGKAP "Good boy go to heaven, but badboy bring you heaven." Aluna Candy menjadi satu-satunya perempuan yang begabung di sebuah geng yang terkenal akan prestasi nakalnya seantero SMA Matahari. Bukan tanpa alasan, gadis itu diberi kehorma...