PROLOG

44 6 1
                                    

Gadis itu menengadah, menatap langit yang kala itu mulai menitikan tetesan air.

Lalu tertunduk dalam, sambil menyembunyikan tangis dihadapan puluhan manusia, yang memberikan kata kata penenang, supaya gadis itu merelakan kepergian seseorang itu dengan ikhlas

Hati gadis itu meronta, tak terima dengan semua kata kata yang mudah mereka ucapkan begitu saja.

Di sela sela tangisannya, ia berfikir "apa mungkin, ini sebuah hukuman? Mengapa tuhan membuat hidupku yang sulit bertambah sulit?" Tanyanya kepada sang pencipta.

Tanpa banyak kata, gadis itu melenggang pergi, melangkah menjauhi tempat itu.

Baginya kini, hidup terasa hampa, kosong yang dulu tertempati, kini tak berpenghuni, bahkan luka kian menemani.

Awal mula inilah, yang membuat gadis itu menjadi tertutup bahkan enggan untuk menunjukan sebuah senyum.

Yang pada akhirnya, membuat ia dijuluki sebagai si gadis kutub oleh orang orang.

ANDARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang