BAB 10 | Suka Antaris? masa iya?

10 3 0
                                    

"Aku jauh dari kata sempurna"


*****

Di minggu pagi yang cerah ini, gadis yang bernama Andara itu tengah lari pagi disekitar kompleks perumahannya.

Kurang lebih sudah 2 jam dihitung sejak jam 6 pagi tadi, ia sudah berkali-kali memutari kompleks.

Saat dirasa kerongkongannya terasa haus, gadis itu berhenti sejenak ditepi jalan dan meminum air mineral yang memang sudah dibawanya dari rumah, nafasnya masih terasa memburu, bahkan keringat sudah membasahi baju yang dipakainya sekarang.

Duduk sebentar untuk menghilangkan penatnya adalah hal yang tepat, gadis itu kembali mengingat beberapa hari yang lalu, saat dimana ia tersipu malu saat melihat wajah menggemaskan Antaris, lelaki itu tengah difikirkan oleh seorang Andara.

"Aduhh, kok bisa sih gua kayak gitu" gadis itu mengusap kasar wajahnya. "gua mikir apa coba pas itu?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Teringat kejadian hari itu, masih membuatnya tidak habis pikir lagi, masa iya hanya karena pemuda yang sering mengatakan dirinya gadis frigus itu bisa membuat pipinya merah merona secara tiba-tiba?

Menggelengkan kepalanya, gadis itu kembali bangun dan berlari untuk mengenyahkan pikiran tentang beberapa hari yang lalu itu.

"Masa iya gua suka sama Antaris?" Dikiranya berulang ulang.

*****

Andara yang saat itu berniat pergi ke toko sepatu di sebelah Cafe, mendadak berhenti, saat ia melihat sosok yang sudah tidak lagi asing baginya sedang memakai seragam khas pelayan disana dan sepertinya sedang sibuk mencatat pesanan pelanggan.

Andara mengernyit. "Itu Antaris kan?" Tanyanya pada diri sendiri sambil menyipitkan pandangannya.

Penasaran, Andara akhirnya memutuskan untuk menunda kegiatan membeli sepatunya, dan memilih untuk masuk ke Cafe demi rasa keingintahuannya. Karena itu sangat berbahaya, seperti kita sedang di gantungkan oleh suatu permasalahan yang belum pasti akan terjadi dan tidak tahu bagaimana akhir yang terjadi.

Saat ia masuk, lonceng diatas pintu berdering, sontak saja hal itu membuat Antaris yang tengah mencatat pesanan pelanggan, menoleh dan sejenak terpaku dengan penglihatannya kini.

Andara segera menuju ke tempat duduk disana, menipiskan bibirnya lalu mengangkat tangan nya tinggi guna memanggil pelayan untuk nencatatkan pesanannya.

Namun, tanpa ia duga, malah Antaris yang menghampiri tempatnya tersebut, dengan senyuman dibibirnya yang membuat wajahnya berpuluh-puluh kali lebih tampan, ia bertanya tepat di manik mata Andara. "Mau mesan apa, pelanggan spesial ku?"

"Ehem, nasi goreng seafood sama jus mangga deh" gadis itu berdehem, sambil menatap ke arah bawah sebab dirinya tersipu malu.

Antaris mengganguk mengerti, mencatatkan pesanannya, lalu pergi menuju ke dapur, namun, sebelum itu, ia terlebih dahulu menyerahkan selembar kertas sobekan ke meja Andara.

Mengangkat alis ke atas sebab bingung. "Ini maksudnya a..." belum selesai ia berbicara, Antaris segera melenggang pergi meninggalkannya. "Pa?" Lanjutnya sambil memperhatikan badan antaris dari belakang.

Menggelengkan kepalanya, ia menatap punggung Antaris yang makin lama tidak terlihat, setelah hilang dari pandangannya, matanya beralih ke selembar kertas sobekan tadi.

Membukanya, ia membaca perlahan-lahan.

Dar, tungguin aku ya di taman deket cafe ini jam 12, makasih loh udah sempetin dateng ke sini, aku nggak nyangka kamu bakal kesini, baru beberapa hari nggak ketemu, udah kangen aja ya? :)
       
Untuk gadis frigus

ANDARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang