BAB 7 | Berdamai dengan masa lalu

10 3 0
                                    

Setelah pergi tadi, ia kembali ke uks. Menjenguk Antaris yang kondisinya sudah lumayan membaik.

"Nanti pulang sama gua aja, gua tunggu di gerbang sekolah, 15 menit gak datang gua tinggal, awas aja lu!" perintah Andara tegas.

"Ini gak salah denger kan, dengan senang hati tuan putri" ucapnya yang begitu tertarik dengan perintah tadi.

"Lebay" ledeknya, lalu berlalu pergi, meninggalkan Antaris disana.

*****

Andara melihat Antaris yang tengah berjalan menghampirinya, seraya menyingkir dari kerumunan banyak nya orang di sana.

"Gua kira, lu bakal gak Dateng"

Antaris merapihkan pakaiannya yang agak berantakan, lalu menatapnya dan tersenyum. "Yah, gak mungkin dong. Kesempatan gak datang dua kali bukan?"

"Terserah lu aja deh." Ucapnya lantas menyejajarkan langkahnya dengan Antaris. "Kita mau naik apa kesananya?" Tanyanya menoleh kearah Antaris disampignya.

"Minibus aja ya? Soalnya biasanya aku naik itu"

Ada seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri kedua orang berbeda gender itu, Umurnya tidak terlalu tua, ternyata ia sopir Andara.

"Non, mau pulang sekarang?"

"Aduh maaf ya pak, bukannya tadi saya udah chat bapak ya?" Ucap Andara.

Sopir andara itu kembali berkata. "Non, kan kata tuan non harus pulang, gak boleh pulang malam."

"Kami gak pulang malam pak, cuma nanti saya akan pulang bareng dia. Dan saya janji, gak bakal ngelaporin karena ini perintah saya." Bela Andara.

Antaris mengganguk pasti."Iya pak, saya janji akan nganter Andara sampai rumah."

"Taapii.."

"Percaya sama saya pak" Antaris mencoba untuk meyakinkan bapak sopir itu.

"Yaudah" kata bapak itu pasrah.

"Kita pergi dulu ya pak"

"Iya hati-hati ya non"

"Iya pak, Ayok" Andara meraih tangan Antaris.

Setelah mereka jauh dari sopir Andara itu, Antaris berkata.
"Enak banget ya jadi orang kaya"

"Apa sih lu, biasa aja"

Mereka berjalan hingga sampai di halte yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolahnya.

"Biasanya minibus ini bentar lagi lewat. Tunggu ya"

"Itu bukan?" Tanya Andara menunjuk bus yang sebentar lagi akan tiba di halte.

Antaris menoleh, menatap bus yang ditunjuk Andara tadi. "Iya, tapi yakin lu mau naik beginian?"

"Yakinlah, udah ayok"

Ketika mereka sudah berada di dalam minibus. Antaris terus memperhatikan wajah Andara, yang tampak bersih walaupun banyak polusi di sekitar mereka. Gadis itu juga tidak banyak mengomentari, tidak mengeluh. Seperti sudah biasa menaiki bus seperti ini.

'mungkin ini yang dibilang bidadari terpakai golden hour, Cantik sekali' bicaranya dalam hati

Antaris berusaha menutup kaca minibus agar debu nya tidak terkena wajah cantik milik Andara.

"Kok ditutup, padahal lagi liat jalanan?" Tanyanya menoleh kesamping.

"Debunya masuk, muka mu kotor. Buktinya sekarang matamu merah. Jangan melihat ke arah sana lagi ya."
Andara mengangguk paham.

ANDARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang