CH 1 - MunLov | Serendipity

27.4K 1.1K 95
                                    

MY UNKNOWN LOVE

[MUNLOV]
___________

Yellowbii_

Kkurabear
___________

Tuesday

March 24, 2020

Serendipity
___________

Chapter 1

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Pulpen, udah. Dompet, udah. Ponsel, udah. Binder, udah. Notebook kesayangan, udah. Terus apa lagi? Apa lagi!?" Dia menjambak rambut panjang dengan pelan. Wajah gusar terlihat jelas. Panik dan bercampur resah. Air keringat sedikit membasahi pelipis. Meski AC dalam ruangan telah dinyalakan dengan suhu 19°C, bukan berarti gadis cantik itu bisa merasakan hawa dingin di saat dirinya panik setengah mati. Panik kenapa, sih?

"AUDREY CEPAT TURUN, MAKAN! SUDAH JAM BERAPA INI?!" Teriakan itu mengagetkan Audrey, sebentar. Dia kaget karena memang suara Mama keras sekali. Frekuensi suara hampir mengalahkan toa perabotan yang suka sekali keliling pada sore hari di dekat kompleks perumahan. Terlebih, pintu kamar Audrey tidak tertutup rapat, semakin jelas suara itu terdengar sehingga dengan mudah nyelonong masuk dan menusuk gendang telinga gadis itu.

"Duh, Mah! Mama kenapa, sih, harus teriak-teriak begitu?" Gadis bernama Audrey memberikan ekspresi kesal. Suaranya meninggi, tetapi tidak sampai harus mengeluarkan suara maha dahsyat seperti yang Mama lakukan. Mungkin, jendela rumah tetangga sebelah sudah retak sebagian karena teriakan Mama. "Kedengeran sama tetangga malu, kan, Ma."

"KAMU KALAU DISURUH SUSAH NURUTNYA, SAYANG! MAKANYA MAMA TERIAK-TERIAK SAMA KAMU!"

Audrey mengusap dahi menggunakan tisu. Barusan dia mengambil tisu di nakas sebelah. "Nanti dulu! Masih ada yang kurang. Aku nggak bisa makan kalau aku belum menyiapkan apa pun untuk ke kampus nanti!" balasnya lagi. Volume suara agak sedikit dikecilkan dari teriakan sebelumnya. Dia tak ingin tenggorokannya terganggu. Kemarin dia sembuh dari sakit radang. See? Liburan akhir malah mendapatkan penyakit dadakan. Radang, batuk, pilek, sakit kepala, dan panas dalam. Lengkap sudah.

"MEMANGNYA APA YANG PERLU KAMU SIAPKAN?!" Lagi, Mama berteriak. Dan lucunya, suara itu kian membesar.

"Maaaaa! Suaranya!!!" Mau tak mau Audrey ikut berteriak. Menyuruh mamanya untuk menghentikan itu.

"CEPAT TURUN! NANTI PAPA KAMU BERANGKAT DULUAN!"

Audrey membuang napas dengan kasar. Mengabaikan teriakan itu sementara waktu karena ada sesuatu yang harus dikerjakan sekarang, yaitu mengingat-ingat keperluan apa yang akan dibawa nanti pada hari pertama kuliah. Semua barang yang disebutkan telah dijejalkan dengan rapi ke dalam backpack hitam. Namun, mengapa dia merasa ada yang kurang, ya? Duh, otaknya pintar, tetapi pikun dan ceroboh. Gini amat hidup gue ....

My Unknown Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang