CH 7 - MunLov | Mystery

6.3K 661 251
                                    

MY UNKNOWN LOVE

[MUNLOV]
___________

Yellowbii_

Kkurabear
___________

Thursday

April 30, 2020

Mystery
_____________

Chapter 7

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hahaha. Kayaknya gue terlalu bersemangat," seru Audrey setiba di lobby. Dean sudah melajukan mobil menuju kantor setelah anaknya melangkah masuk ke gerbang kampus untuk menimba ilmu. Meski di kelas mata Audrey selalu menatap punggung Sheren, telinga mendengar Sheren bergumam yang sedang berpikir, dan wajah lurus-lurus menghadap Sheren. Yeah, always Sheren.

Sekarang tinggal Audrey beserta anak kampus yang masih nangkring di lobby. Banyak kegiatan dan tingkah. Maklum, mereka baru selesai kelas sepertinya. Ingin buat acara bersama teman. Barusan telinganya menangkap seruan "skuy kita kongkow".

Hm, membicarakan hal itu, Audrey ingin jalan-jalan keluar bersama Sheren. Selama ini---ya, belum lama juga, masih dua minggu setelah mereka berkenalan---belum mencoba namanya jalan-jalan bersama teman kampus. Mengunjungi tempat bagus atau sekadar membuang waktu selayaknya anak kampus kekinian yang hobi main dan nongkrong sampai malam sehingga tugas kuliah yang sudah menumpuk seperti tumpukkan baju terlupakan.

Heh, rasanya Audrey ingin tertawa saja. Dulu excited mau kuliah, sepertinya seru kalau mereka belajar pakai baju bebas asal sopan. Mau berbuat apa saja cukup bebas, tidak ada aturan, bisa bergaya, berfashion, bisa warnain rambut, bolos sesuka hati, pergaulan lebih lebar, dan pastinya bermomen ternyata tak seindah FTV, film, mau pun novel yang pernah dia baca. Ini lebih ketat dan tentu banyak aturan di kampus. Dosen Audrey menyebalkan. Banyak mau dan nuntut, tapi nilai tugas pelit, objective.

Tidak seperti biasa, Audrey menunggu kedatangan gadis itu---bukan Sheren yang menunggunya. Satu penyebabnya adalah Audrey kecepetan. Masih ada waktu setengah jam sebelum kelas dimulai. Andai Sheren tahu, Audrey cepat datang karena merindukan gadis itu.

"Kapan-kapan gue ajak dia main aja kali, ya? Tapi dia mau nggak, sih? Setiap sore dia kayak buru-buru mau pulang." Untuk ini, Audrey jadi pasrah mau ajak Sheren main. Meski hanya sebentar, tapi sepertinya agak sulit mengingat gadis itu sama sekali tak ingin terlambat menuju suatu tempat atau mungkin tidak mau pulang telat ke rumah. Ada sesuatu yang harus dia kejar sebelum terlambat. Itu yang Audrey tangkap saat melihat gadis itu berpamitan.

"Nanti, deh. Gue coba tanya She---"

"Nah, si bocah ini akhirnya kelihatan juga," seru seorang gadis bergaya modis mendatangi Audrey dengan wajah sengak hendak menantang sesuatu. Dia tidak sendiri. Di belakang, diikuti ketiga teman yang juga bergaya modis dan glamor.

Ada satu di antara mereka mengecat rambut dengan warna biru. Entah maksudnya untuk apa. Ya, biasalah perkumpulan anak seperti mereka memang banyak gaya dan kreatif banget buat unjuk kebolehan di kampus. Jangankan warna rambut, lipstik biru dipakai juga sama cewek itu.

Audrey menoleh karena merasa terpanggil. Ayolah! Siapa lagi yang sering dipanggil bocah kalau bukan dirinya? Audrey pun sangat merasa  mengingat seseorang di kampus ini jarang sekali mempunyai tampilan baby face selain cantik, tampan, glowing, dan terakhir gloomy. Demi apa pun, Audrey bersyukur karena dikaruniai wajah seimut ini.

My Unknown Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang