CH 15 - MunLov | More Than This

4.8K 515 140
                                    























MY UNKNOWN LOVE

[MUNLOV]

yellowbii_























Berbagai ragam atmosfer memenuhi ruangan. Menyelimuti mereka di sela-sela percakapan dalam beberapa jam yang lalu. Sangat menegangkan ketika ada sosok manusia dingin dan gadis pendiam saling melempar pandangan yang Audrey sendiri tak dapat membaca isi pikiran mereka ketika dua iris berbeda warna saling dipertemukan---dan mengubah tatapan itu ke arahnya setelah menandas habis air mineral---meletakkan botol minum kosong ke atas nakas yang diakhiri dengan bersendawa kecil.

"Udah habis."

Sheren bereaksi. "Mau lagi?"

"Kembung," balas Audrey. "Nggak mau minum lagi."

"Bagaimana dengan kondisimu sekarang." Giliran Fanya beraksi. Mengkhawatirkan gadis itu.

"Udah mendingan," jawab Audrey sekenaknya.

"Masih pusing?" tanyanya lagi. Sheren memilih menyimak dan mendengar percakapan mereka yang sepertinya akan berlangsung lama.

"Udah mendingan juga ...." Audrey merapikan tata rambut---agak sedikit berantakan karena sebelumnya Sheren mengoleskan minyak angin di kening gadis itu. Sheren mengira Audrey sakit migrain.

"Mual?"

Kepalanya menggeleng.

"Apakah kamu merasakan keluhan lain?"

"Nggak ada. Sekarang aku udah mendingan. Nggak kenapa-napa." Untuk yang satu ini Audrey tidak berbohong. Tubuhnya sudah kembali sehat. Denyutan sudah hilang. Tidak ada rasa mual dan gejala lain. Audrey merasa fit dan bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan dia tidak perlu lagi berbaring di atas kasur putih yang kini beralih fungsi menjadi tempat duduk. Sedangkan dua gadis cantik di sebelahnya duduk di kursi empuk menemani Audrey di ruang kesehatan.

"Perlu ke dokter?" Suara itu selalu bermuara indah di telinga. Sheren merupakan pemilik suara tersebut.

Gadis bermata cokelat menoleh. "Nggak usah. Petugas tadi ngomong gue cuma sakit kepala biasa aja, kok."

"Kalau bukan sakit biasa gimana?" Sheren berusaha membujuknya.

"Hm, gimana, ya ...." Mereka nggak tau gue sakit kepala karena apa, batinnya pelan. "Kayaknya nggak bakal kenapa-napa. Tenang aja." Gantian Audrey berusaha menenangkan Sheren dan juga Fanya yang terus-menerus menatap tanpa melepaskan tatapan itu dari wajah Audrey. Keadaan ini nyaris membuatnya risi. Siapa yang mau ditatap intens sama orang lain? Lalu jadi pusat perhatian gadis cantik itu?

"Kita tidak akan tahu jika kamu tidak segera melakukan check up di rumah sakit. Memeriksa isi keseluruhan dalam kepalamu." Fanya bersuara kembali.

"Aku cuma migrain, Kak. Ngapain di check up." Menurut Audrey, itu agak berlebihan. Ya, memang.

"Tadi saya bilang apa?"

Audrey bingung. "Bilang apa?" Dia bertanya balik karena tidak paham.

"15 detik yang lalu saya bilang apa?"

"Kakak tadi ngomong 'saya bilang apa ...?'." Audrey menjawab pelan. "Itu, bukan?"

Fanya mendengus. "Sebelum itu."

My Unknown Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang