Kringg!!!!
Ah! suara itu menyebalkan sekali, itu adalah suara alarm gue. Gue pun beranjak dari kasur dan langsung mengambil seragam gue
"Baguslah kamu nggak kesiangan lagi" ini adalah bokap gue, yang sangat menyebalkan
"Iya pa"
"Mama udah siapin sarapan kamu" sambut nyokap gue
"Iya ma, aku mau mandi dulu, baru makan"
"Yaudah sana, nanti keburu terlambat lagi" balas bokap gue
Gue pun pergi ke kamar mandi, sedangkan bokap dan nyokap gue sedang berada di meja makan, sambil berbincang-bincang menunggu gue. Di keluarga kami makan harus bareng, keluarga gue sangat disiplin, gara-gara bokap gue tegas. Huft, coba kalau gue langgar, auto di usir gue
Setelah memakai kemeja sekolah dan menyisir rambut, guepun ke meja makan, di sana terlihat bokap gue sedang membaca koran dan nyokap gue sedang memainkan hp sembari menunggu gue.
"Pergi sekolah papa antar ya" bokap
"Nggak usah pa, akukan udah dewasa masa masih diantar" balas gue
Sedangkan nyokap gue sedang menyiapkan piring dan sendok
"Papa antar aja, supaya kamu nggak bisa bolos, papa tau lho kamu sering bolos, jadi nggak usah bohong" dengan nada yang tegas
"Nggak, aku nggak pernah bolos kok pa, siapa bilang sih"
"Masih bohong? Guru-guru sering teleponin papa tentang sikap kamu di sekolah, kali ini papa maafin kamu aja dulu, tapi kalau kamu ulangin jangan harap papa maafin"
"Iya pa, maaf"
Astagaaa... Di keluarga ini gue tertekan, nggak bisa bebas kayak sahabat-sahabat gue
Selesai makan, guepun langsung naik ke mobil bokap gue dan langsung berangkat ke sekolah, di sepanjang perjalanan gue sama bokap gue kek patung, nggak bicara sama sekali, maklumlah gue sama bokap gue nggak dekat. Semenjak masalah dulu
Gue dulu sering sekali ikut tawuran tanpa sepengetahuan nyokap dan bokap. Pada suatu ketika gue tertancap pisau di perut gue akibat ikut tawuran, teman-teman gue semuanya panik, dan Yudha memutuskan untuk menelepon bokap gue, dan Zayn, Kevin mencari ambulan, sedangkan teman-teman yang lain masih asik tawuran. Mata gue udah berat buat terbuka, dan akhirnya gue kehilangan kesadaran. Gue dilarikan ke rumah sakit, dan di perut gue dijahit 4 jahitan. Saat gue terbangun, di samping gue ada nyokap, bokap, Zayn, Yudha, dan Kevin. Nyokap gue matanya berlinang air mata, sedangkan bokap gue wajahnya penuh amarah
Teman-teman gue berpamitan buat pulang karena hari sudah malam, sedangkan nyokap gue pergi beli makanan, di kamar hanya gue dan bokap gue tersisa. Bokap gue menarik napas yang panjang dann..... Bokap gue membentak gue, segala makian terlontarkan buat gue, yang paling gue ingat itu kata-kata
"Dasar anak nggak tau diri, kerjaannya nambah beban orang tua, dulu saya sudah ingatkan jangan terpengaruh sama yang negatif-negatif, sekarang kamu rasakan"
Dan masih banyak lagi, yang lebih tajam dari kata-kata ini
Huft! Masa dulu masa yang sangat kelam, andaikan gue nggak ikut tawuran itu pasti hubungan gue sama bokap gue baik-baik saja
Sesampai disekolah guepun berpamitan sama bokap gue, dan seperti biasa bokap gue pun hanya mengatakan "hm"
Gue pun masuk ke kelas, disana Yudha, Zayn, dan Kevin sedang mengobrol-ngobrol asik, sepertinya mereka sedang membicarakan tentang cewek
Guepun menaruh tas gue, dan duduk di samping mereka bertiga
"Oy, pada bicara apaan?" Tanya gue
"Lu tau nggak? Ada murid baru di kelas ipa 1" balas Zayn
"Serius? Cantik nggak? Kalau kagak ogah ih" balas gue
"Yee, belum tau ni anak, ntar bel istirahat gue tunjukkin deh ke lu" balas Kevin
Sedangkan Yudha daritadi hanya menyimak
KAMU SEDANG MEMBACA
SARAWAT
Teen FictionCerita ini lanjutan dari Stalker, tapi yang bikin beda dari cerita sebelumnya adalah cerita ini mengisahkan anak dari Layla dan Dani yang bernama Sarawat Calvinton. Sarawat sangat populer di SMAnya sama seperti bapaknya dulu yang sangat populer. Sar...