10

38 5 1
                                    

Setelah menimbang nimbang keputusan,akhirnya aku memutuskan untuk mengambil sisa nasi yang menempel di sudut bibir Hyejin.

Aku pun mengulurkan tanganku tanpa permisi untuk mengambil sisa nasi yang menempel disudut bibirnya.Dengan perasaan hati yang bergejolak seperti akan meledak,perlahan namun pasti aku berhasil melewati rasa itu dan mengambil sisa nasinya.Rasanya hanya begitu saja seperti ikut maraton.Jantungku ikut terpacu dengan cepat.

Ekspresi Hyejin berubah seketika,ketika aku mengambil sisa nasi di sudut bibirnya,dia nampak tersentak kaget, dan menatapku dengan tatapan kosong.Hingga sampai membuatnya berhenti makan,karena menatapku.

Menyadari dia yang terkejut,aku langsung meminta maaf padanya."M-maaf aku sudah lancang,tadi aku hanya mengambil nasi di sudut bibirmu."Aku pun membuka pembicaraan diantara kami dengan perasaan canggung yang masih menyelimuti diantara kami.

Hyejin tidak langsung berbicara,sepertinya dia berusaha mencerna omonganku tadi."A-ah iya tidak apa apa,terimakasih sudah peduli."Terlihat dia menundukan kepala saat dia berbicara padaku.Mungkin saja dia masih malu.Tapi tidak hanya dia,aku juga.Bedanya aku masih bisa menyembunyikan rasa malu dan canggungku ini dengan baik.

"Lanjutkan makannya."Kali ini perasaan canggungku seperti sudah pudar,aku bisa berbicara tanpa terbata bata lagi dengan Hyejin.

Tanpa menjawab,Hyejin langsung memegang sendok dan garpunya lagi.Memakan makanannya dengan lahap kembali.Seperti tidak terjadi apa apa diantara kami.Baguslah,suasananya bisa kembali normal dengan waktu cepat.

*****

Setelah kegiatan makan,kami sudah berada di ruang latihan kembali.Aku dan para member kembali berlatih dan Hyejin nampak setia menungguku di tepi ruangan.Kadang aku juga mencuri pandang padanya saat latihan berlangsung.Dimarahi para Hyung karena koreoku salah.Yah sampai segitunya,pandanganku dalam sekejab teralihkan pada gadis keras kepala itu.Selalu saja membuatku gagal fokus.

Hari ini latihan selesai hampir larut malam,seperti malam malam tempo lalu,aku selalu mengantarkan Hyejin sampai rumahnya.Bukan tanpa maksud aku mengantarkannya.Maksudku adalah karena aku tidak akan membiarkan gadis sepertinya berjalan menyusuri jalanan saat tengah malam sendirian.Jadi tugasku selain mengantarkannya,aku juga menjaganya sampai rumah dengan selamat.

Apalagi semenjak aku tahu bahwa dia tidak punya sanak saudara lagi,aku semakin cemas jika dia sendirian dan tidak ada kabar.Entahlah sejak kapan aku bisa sekhawatir ini dengan seorang gadis.Padahal sebelum sebelumnya aku tak pernah seperduli ini.Apakah dia gadis yang spesial?entahlah hanya hatiku yang tahu.

Sekarang kami sudah menapaki di depan rumah Hyejin.Hyejin nampak sedang membuka pintu rumahnya.Dan aku duduk di kursi depan rumahnya.

"Kau mau mampir atau langsung pulang?"Tanya Hyejin tiba tiba.Sontak membuatku menoleh menatapnya sebelum menjawab pertanyaanya.

"Mampir sebentar boleh kan?aku ingin minta minum sekalian melihat lihat isi rumahmu."Jawabku sambil melihat lihat teras dan wajah rumah Hyejin dari depan.Bisa dipastikan rumahnya ini berbeda dengan rumah rumah lain.Banyak arsutektur bergaya ukiran dari pintu luar rumahnya.Dan lantainya pun tak baisa.Aku yakin salah satu diantara orang tuanya adalah orang penggila seni.

"Mau sampai kapan melamun?ayo masuk."Seketika lamunanku terbuyar mendengar suara dari pemilik aroma strawberry itu.Lantas aku melangkahkan kakiku masuk ke rumahnya mengikuti sang pemilik dari belakang.

Setelah sampai di ruang tamu,Hyejin melepaskan mantelnya dan menaruhnya ke rak.Sepertinya itu rak khusus mantel.Mungkin."Duduklah.Akan aku bikinkan minuman."Ucap Hyejin lalu berlalu meninggalkanku di ruanh tamu sendirian.

Love You Till Be EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang