Part 4: Premiere Film

15 1 0
                                        

Cakka Nuraga Calling...

Sedang asik zoom in-zoom out foto profil Cakka, tiba-tiba orang yang dipandangi fotonya tersebut menelepon. Syfa gelagapan.

"Halo. Assalamualaikum, Kka." Syfa berusaha menormalkan suaranya sambil mengontrol detak jantungnya yang tiba-tiba berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Waalaikumsalam. Udah nyampe, Syf?" terdengar suara Cakka dari ujung telepon. Ada yang berbeda rasanya mendengar suara Cakka kali ini. Syfa jadi dag dig dug.

"Udah, Kka. Ini aku baru nyampe rumah banget dianterin bunda sampe ke rumah tadi." Jawab Syfa. Dari bandara memang Syfa diajak oleh bunda Idha ke apartemennya terlebih dahulu dengan taksi online. Setelah itu baru beliau antarkan Syfa ke rumahnya. Syfa sudah menawarkan agar ia naik taksi online sendiri saja atau menelepon supirnya agar bunda Cakka tak repot mengantarnya. Tapi bunda Idha tak mengizinkan. Beliau beralasan bahwa beliau harus bertaggungjawab mengantarkan Syfa sehat kurang apapun sampai ke rumahnya.

"Syukurlah." Ucap Cakka. Ada jeda sejenak antara mereka berdua. "Tadi.., kamu sama bunda dikerumuni wartawan ya?" tanya Cakka lagi, terdengar agak kikuk.

"Ya, Kka. Karena foto kita yang di Malioboro kemaren. Biasalah, wartawan." Kata Syfa menenangkan.

"Maaf banget ya, Syf. Karena bunda upload foto itu jadinya muncul gosip baru." Sesal Cakka.

"Gak apa-apa kok, Kka. Udah biasa gosip-gosip kayak gitu mah."

Obrolan mereka terus berlanjut dengan Cakka yang menanyakan jadwal premiere film mereka. Entah memang ia lupa jadwalnya atau sengaja mencari-cari bahan obrolan.

Berbeda dengan Syfa yang tak memiliki perasaan apa-apa pada Cakka walau sudah berinteraksi cukup lama, Cakka sudah jatuh hati pada Syfa sejak pertamakali beradu pandang di perkenalan pertama mereka. Tapi Cakka diam saja, tak menceritakan pada siapa-siapa. Biasanya apabila ia sedang menyukai seorang gadis ia akan menceritakan pada bunda Idha dan bunda Idha akan memberi penilaiannya tentang gadis tersebut.

------

Semakin hari interaksi antara Cakka dan Syfa semakin intens. Syfa yang awalnya hanya menanggapi sekedar saja jika di chat oleh Cakka sekarang lebih talkactive, tak jarang juga ia bertanya lebih dulu pada Cakka. Padahal dulu jika ada yang sangat pentingpun jika itu terkait urusan pekerjaan maka ia akan meminta mamanya yang menanyakan. Baik jika itu pertanyaan yang harus diajukan pada pihak produksi maupun pada lawan mainnya.

'Udah berangkat?' Syfa tersenyum membaca chat yang dikirim Cakka padanya. Akhir-akhir ini bahkan mereka tak menggunakan sapaan-sapaan formal seperti 'Halo', 'Hey', atau sekedar mengucapkan salam karena keakraban mereka.

'Baru jalan. Kamu udah disana?' balas Syfa.

Mama Syfa yang menyadari anaknya tersenyum sambil memperhatikan iPhone-nya menatap curiga. Mama Syfa mencondongkan badannya ke arah putrinya, mengintip, kira-kira dengan siapa putrinya sedang bertukar pesan. Saat melihat nama kontak "Cakka Nuraga" sebagai pengirim pesan sontak saja beliau tersenyum senang.

------

Setelah acara premiere film selesai, Cakka dan Syfa dikerumuni para wartawan. Mereka berdua ditanyai pertanyaan-pertanyaan umum hingga pertanyaan apakah mereka memiliki ketertarikan satu sama lain yang sama-sama dijawab oleh mereka dengan senyum mengembang dibibir mereka.

Karena yang datang ke premiere film adalah keluarga besar, atas inisiatif bunda Cakka dan mama Syfa, mereka memesan satu ruangan khusus di salah satu restoran mewah untuk makan bersama.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang