Prolog

41 2 0
                                    

Halo aku Ishabelia, panggil saja Isha, disini aku yang akan bercerita dan akan membawa kalian masuk kedalam cerita ini, tentang kehidupanku dan teman-temanku serta apa yang sedang aku dan teman-temanku geluti sebagai yang namanya pekerjaan atau penyambung hidup. Hahaha penyambung hidup, kata itu sangat membuat aku benar-benar muak. Aku bukan orang susah Anj*ng, bahkan uangku cukup untuk membeli 20 gedung apartemen lengkap dengan isinya, kata-kata menyambung hidup sama seperti aku hidup hanya untuk mencari makan.

Aku bekerja di tempat dimana aku bisa berteman dan menjadi musuh polisi, aku adalah buronan polisi, tapi masih dikatakan ranting yang dicari, jika kalian berfikir aku adalah supplier narkoba kalian lumayan benar, tapi ada yang lebih kalian senangi akhir-akhir ini yang memang belum bisa diberantas habis oleh pemerintah, ya benar sekali, aku adalah si pembuat Minuman Keras.

Akan ku perkenalkan orang-orang yang namanya akan kalian sering temui dicerita ini, asal kalian tidak bosan saja untuk terus membacanya. Yang paling pertama dan paling penting Sadewo, dia adalah kepala dari bisnis yang aku geluti ini, dia yang akan mengatur sekaligus mengarahkan jalannya produksi.

Yang kedua ada Jefri dia bekerja pada divisi pengiriman barang jadi  dan pengamanan barang mentah dan barang jadi, yaaa bisa dibilang bagian gudang sekaligus kasir.

Ketiga Ibrahim sama-sama divisi pengiriman barang tapi juga divisi menerima dan mencari konsumen.

Keempat ada aku, aku berada di divisi yang sama persis dengan Ibrahim.

Yang kelima Amar dia juga didivisi yang sama persis dengan Jefri di pengiriman serta gudang.

Keenam ada Adit divisi logistik, bagian penyedia peralatan dan perlengkapan serta pemegang kas.

Ketujuh Prasetyo yang bekerja di divisi yang sama dengan Adit.

Selain bekerja pada divisi spesifik, kami bertujuh juga bekerja sama dibagian produksi, jadi kami benar-benar memproduksi barangnya secara langsung. Karena jenis perusahaan ini adalah perusahaan persekutuan, sehingga perusahaan ini bukan milik Sadewo sendiri melainkan ya milik kami bertujuh.

Ada juga orang-orang yang turut membantu bisnis kami, ya walaupun tidak turun langsung.

Yang pertama ada Bu Asiyah, orang ini adalah penyedia perlengkapan bukan pokok (barang habis pakai) seperti gas dan air galon. Lalu ada Pak Adi, orang yang menyewakan tanahnya untuk pabrik, gudang, sekaligus markas kami.

Ketiga Galih seorang polisi bekerja di Polda yang menjadi Kanit bisnis kami, kalian belum tau apa itu Kanit kan? Kanit adalah polisi yang akan memberi informasi kepada kami, jika dan hanya jika akan diadakan operasi penggrebekan bisnis-bisnis ilegal atau terlarang.

Tentu bukan perkara mudah menjalani bisnis ilegal ini, sangat penuh resiko dan permainan licik, agar bisnis tetap berjalan dengan benar dan selamat, nama-nama kami benar-benar dipertaruhkan disini, jika terjadi sedikit saja cacat maka kami akan terkenal dengan nama buruk diatas koran.

Bisnis kami serius dan bercanda, kami benar-benar berjalan ditengah permainan yang kami ciptakan sendiri, perputaran uang yang kadang jika dipikir mengapa harus lari di kantong polisi hanya untuk mendapat informasi kapan adanya operasi, hanya sekedar mencari selamat, bukan tentang di akal atau mengakal, tapi memang ini hanya permainan hahaha!!!

Aku tidak akan menceritakan bagaimana bisnis ini dibentuk atau terbentuk, jelas kami hanya mencari uang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan didunia, ingat! bukan untuk bertahan hidup. Cerita bermula dari aku yang memang dulu hanya bekerja sebagai pramuniaga di minimarket atau retail terkemuka di Indonesia, gaji yang cukup untuk bayar kos, membeli beberapa make up, dan makan serta menabung untuk sebulan. 

Game On The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang