Pagi harinya....
kami terbaring diatas kasur, didalam kamar, dengan posisi Ibra memelukku, kami berdua terbalut selimut yang sama, disana aku terbangun dengan perasaan tak karuan, jika kalian tahu perasaan setelah terbangun dari mabuk yang sangat berat, begitulah perasaanku saat ini, semacam sedih, hampa, dengan penuh penyesalan.
kulihat kedalam selimut, aku masih tak memakai pakaian sehelaipun, namun Ibra sudah kembali memakai celana jeansnya, bahkan lengkap dengan ikat pinggang, hanya saja dia masih telanjang dada. Kemudian aku mendorongnya, melepaskan lipatan tangan yang memelukku
dia terbangun dengan muka bantal, dan hanya memperhatikanku, membawa kabur selimut dan segera beranjak pergi ke kamar mandi.
tak berselang lama, aku keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk, di tubuh, dan dikepala, kulihat Ibra melamun, di Sofa, didepan TV yang menyala, dengan rokok yang menyala di sela jarinya.
"jangan nglamun" sahutku sambil berjalan kearahnya, sembari duduk dipangkuannya
Ibra hanya tersenyum, menyodorkan rokoknya yang menyala kehadapan bibirku, aku menghisapnya, kemudian mengecup bibirnya berulang kali
"masih pagi" sahutnya sambil memasang muka sedih sambil bergeleng
"terus?" tanyaku balik
tanpa menjawab, dia hanya menyeringai, layaknya hendak menggitku, kami bercanda-canda
"ssttt, udah cukup hahahaha, aku mau pake baju dulu" sahutku menutup candaan kami
"aaahh, jangan, aku suka kamu apa adanya" tambah Ibra dengan nada manja
"gak" kataku, sembari beranjak pergi dari pangkuannya
sekitar jam 9 pagi, kami sampai didepan pabrik, Pabrik masih sangat sepi, bahkan hanya ada kami berdua disana, mungkin yang lain masih teler, karena seingatku, hanya tersisa seperempat alkohol dalam jerigen besar kemarin, kami benar-benar mabuk sampai mampus kemarin malam
"eh sini deh" sahut Ibra di samping meja besar tengah ruangan kantor
"kenapa?" tanyaku sambil menengok kearahnya
tiba-tiba Ibra memegang pinggangku, kemudian mengangkatku untuk duduk di atas meja
"Ib jangan gitu" ujarku sedikit kesal karena kaget, sembari beranjak turun dari atas meja, namun Ibra menaikkanku lagi, sembari tersenyum dan menggigit bibir bawahnya
"nanti kalau ada orang dateng gimana?" sahutku, sambil kesal
dia masih memasang ekspresi wajah yang tadi "sssttt" desisnya sembari, mendekatkan wajahnya kepadaku, hendak menciumku, namun tiba-tiba Pras datang, masuk tanpa pemberitahuan, kita yang kaget dan gelagapan langsung salh tingkah
"emmm gue haus" sahut Ibra, sambil menggaruk-garuk kepalanya, kemudian beranjak pergi ke dapur
"emmm meja gue belum dateng ya Pras?" tanyaku gelagapan, karena bingung harus melakukan apa
"nanti dateng" jawabnya cuek, sambil tetap fokus ke layar monitornya
kemudian aku beranjak pergi ke dapur, menyusul Ibra
buaghhh!!! bunyi tasku yang menghantam punggung Ibra
"huagh! duh astaga apasi sayang?" ibra tersedak air minumnya karena terkaget dengan perlakuanku
"gue udah bilang, nanti kalo ada yang dateng gimana, nyosor aja" sahutku sambil kesal
"duh, Pras doang kok, santai dia mah, udah gak usah marah-marah, nanti cantiknya ilang loh" godanya sambil mengelus-elus kepalaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Game On The World
AcciónBisnis adalah permainan, cerita kumpulan orang-orang mengolah bisnis ilegal