Kami Bertemu

16 2 0
                                    


"gue balik dulu ya, ntar kontak aja deh" ujar Ibrahim sembari naik ke kemudi truk.

Kami berpisah disana, sudah 3 bulan setelah pertemuan itu aku tidak mengontak ataupun mengetahui kabar Ibrahim selanjutnya, aku sangat bosan dan jenuh dengan pekerjaan ku saat ini, aku sangat ingin memiliki sesuatu yang menantang. Aku berencana.........

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku berencana akan menerima tawaran Ibrahim pada pekerjaannya, tapi lagi-lagi aku masih berpikir, apa resiko yang akan aku dapatkan jika aku, benar-benar mengikuti jalan yang sama, aku tidak ingin mencari uang, aku ingin pengalaman baru. sudah bulat tekad ku untuk menjalani apa yang sudah aku pertimbangkan beberapa hari ini, hari itu aku menelfon Ibrahim setelah 3 bulan dari pertemuan kami.

"Ibra! gue mau ikut lo" sahutku tanpa basa-basi.

"iya, nanti gue jemput" jawabnya singkat.


Jam 1 malam lebih 15 menit, ada 1 panggilan masuk di hpku, dan 1 pesan dari Ibrahim, begini isi pesannya.

"gue dirumah, jangan mencurigakan, langsung masuk aja"

tanpa berpikir panjang aku langsung mencuci mukaku, mengganti bajuku dan memakai sepatu yang tidak pernah berupa baru, dan bergegas mengunci semua pintu lalu pergi ke rumah Ibrahim tanpa ragu.

Ku buka pintu rumahnya, lampunya padam, tapi aku terus berjalan menyusuri semua ruangan sambil memanggil Ibrahim, dan nama teman-teman yang dikenalkannya waktu itu.

"ibra, amar, jefri" sahutku berkali-kali.

lalu ibra muncul dari dapur,

"sini!" jawabnya sambil menyalakan rokok.

"ku cari dari tadi" omelku.

yang terlihat hanya lampu dapur yang menyala terang, dan 2 sofa panjang dengan karpet serta beberapa piring kotor dan sampah-sampah berserakan dilantai juga selimut yang tidak karuan bentuknya menyelimuti Amar, dan Jefri yang tidur bersama diatas karpet tebal yang sengaja digelar.

"gila, ini rumah apa kandang bab*" kataku sambil mengernyitkan dahi.

"lo mau makan gak?" tanya Ibrahim tanpa menggubris omelanku.

"ada makanan apa sih emangnya?" aku bertanya balik.

"mi instan, liat aja di alemari atas, pilih aja" jawabnya sambil tetap melanjutkan merokok dan sembari duduk bersandar disofa.

langsung aku membuka lemari yang dimaksud, cukup terkejut aku melihat mi instan yang ditata sangat rapi menjulang penuh dilemari dengan berbagai warna dan rasa, ku buka lemari satunya dan aku tercengang dengan rupa lemari yang penuh dengan bahan makanan, seperti cereal, minnyak goreng, susu bubuk, detergen, pewangi baju, minuman cereal, kopi, garam, gula, dalam jumlah yang sangat banyak dan tertata rapi.

"apa nih?" tanyaku dengan kebingungan yang terlihat jelas di wajahku.

"bahan makanan lah, buta lo" jawabnya tanpa melihatku dan masih fokus melihat layar hpnya.

"banyak banget gila, kalah nih gue sama lo" ujarku sambil tertawa.

"awet nih kulkas ya" sambil kubuka, dan aku tercengang untuk ketiga kalinya, kulihat kulkas penuh dengan segala jenis soda dan susu UHT.

"astaga, buat apa lo beli banyak-banyak gini" sembari mengambil satu susu UHT dan segera menutupnya, sembari mengambil mi, dan masak air.

"gue nih, kalau abis kirim barang, pasti mampir kesini, ya masa gue mau gak makan sih, udah bawa dua nyawa pula" jawabnya sambil mengambil gelas dan menuangkan susu UHT yang ku ambil tadi.

Game On The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang