Kulangkahkan kakiku menapaki lobby hotel dengan lantai marmer putih gading itu. Perpaduan elegansi dan kesan modern yang memukau jelas terlihat dari interiornya. Lobby tersebut terlihat begitu luas dengan langit-langit yang tinggi, mengambil ruang dari 3 lantai hotel.
Tangga yang lebar nan megah menyambut di lantai dasar, persis seperti istana di film-film negeri dongeng, diikuti oleh anak tangga bercabang dengan ukuran yang sedikit lebih kecil. Di sisi kanan dan kiri tangga dihiasi oleh aliran air yang juga diatur bertangga-tangga, seperti air terjun. Serta dilengkapi dengan tumbuhan hijau (mungkin sejenis palem bambu muda) yang menambah kesan sejuk. Lampu-lampu gantung yang indah dan ornamen-ornamen artistik juga tak ketinggalan memberi sentuhan kemewahan.
Berada di jantung kota Jakarta, hotel ini terdiri dari 26 lantai, lebih dari 400 kamar, 6 restoran, ballroom, beberapa ruang meeting, kolam renang, gym, spa, dan berbagai fasilitas lainnya. Mendengar semua fasilitasnya, menurutku rasanya sudah bisa menyaingi sebuah mall. Tidak heran jika hotel ini mendapat predikat hotel bintang lima.
"Beb, lewat sini naiknya. Naik eskalator aja, pasti mager kan kau naik tangga," ujar Mila sambil menunjuk tangga jalan di sisi tangga utama.
"Oke Beb," jawabku sambil mengikuti Mila dan yang lainnya, namun mataku masih saja melirik ke tiap sudut hotel ini.
11.30 WIB
Grand Hyatt Jakarta.
***
Ini hari pertama kegiatan Table Manner Trainig. Ketika sampai di hotel, waktu sudah bertepatan dengan jam makan siang. Aku dan teman-teman sekelas langsung disambut oleh sajian makan siang di Grand Café, salah satu restoran di hotel itu. Makan siang disajikan secara buffet, yaitu berbagai hidangan disiapkan dan disusun di area tertentu, dan kita bebas memilih makanan yang diinginkan.
Rasanya seperti menghadiri pesta pernikahan anak sultan. Banyak sekali varian makanan yang tersedia, mulai dari masakan khas Indonesia, Asia, hingga Eropa. Ada nasi goreng, sushi, dimsum, pasta, seafood, sup, dan tentunya hidangan penutup seperti puding, es krim, dan buah-buahan segar.
Mataku meronta-ronta ingin mencicipi semuanya, tapi aku sadar perutku hanya muat untuk porsi mini. Akhirnya aku memilih jajaran masakan Indonesia: nasi putih, ayam kecap, sate, dan sop, kemudian mencari tempat duduk. Tentu saja bersama Mila dan beberapa teman lainnya.
Jadwal hari ini cukup padat. Setelah makan siang dan check-in, kami dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengikuti sesi Hotel Tour. Masing-masing kelompok dipandu oleh seorang petugas hotel untuk diajak berkeliling melihat seluruh fasilitas hotel. Masih seperti mimpi rasanya, bisa berkeliling hotel semewah ini. Tak lupa aku mengabadikan tiap sudut yang kuanggap menarik.
Setelah itu, kami mengikuti sesi demo membuat sushi dan sashimi di Sumire, restoran lainnya di hotel ini. Restoran ini bernuansa Jepang dan menyajikan berbagai makanan khas Jepang. Sushi chef mendemokan cara membuat sushi tersebut di area sushi bar, yaitu semacam meja panjang di mana biasanya pengunjung dapat duduk dan memesan sushi langsung dari chef yang bekerja di hadapan mereka. Kami masing-masing mengambil posisi mengelilingi bar, ada yang duduk di kursi, ada juga yang berdiri. Sambil memperhatikan, kami juga bisa mencicipi berbagai jenis sushi yang sudah disiapkan.
Karena ini termasuk sesi santai, suasana di restoran cukup ramai dengan suara teman-temanku, namun entah mengapa telingaku terfokus pada percakapan di ujung bar.
YOU ARE READING
Senandika Renata
RomantikSenandika: Artinya, wacana seorang tokoh dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, atau konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut. Renata: Dalam bahasa Latin, artinya terlahir kembali. Jadi u...