2

997 64 3
                                    

*foto diatas visual Andrew

Tak lama setelah kepulangan Shani dan suaminya dari S&G kafe. Gracia pulang dan langsung berjalan masuk ke ruangannya dan menutup pintu ruangannya dengan keras. Gracia juga tidak menghiraukan panggilan dari Jinan.

"Boss kenapa Nan?" Tanya Cindy salah satu waiter yang kerja di cafe milik Gracia.

"Gak tau dah. Ada masalah kali" Jinan menjawab pertanyaan Cindy. Ia juga heran tidak biasanya Gracia memperlihatkan kemarahannya. "Oh iya gue lupa ngabarin kak Shani" ujarnya seraya berlari ke meja kasir untuk menggunakan telepon.

------------

Apartemen Shani

"Halo kak! Ini Jinan" terdengar suara Jinan melalui sambungan telepon di seberang sana.

"Iya gimana? Gracia udah pulang kan? Dia gak kenapa-kenapa kan?" Mendengar suara Jinan, Shani langsung menyerbunya dengan banyak pertanyaan.

"Udah kok kak. Gak usah khawatir, tadi gak lama setelah kakak sama kak Andrew pulang"

"Syukurlah. Makasih ya Jinan" mendengar jawaban Jinan bahwa Gracia sudah pulang membuat dirinya lega. Kekhawatirannya terhadap Gracia pun menghilang.

"Ya udah kak, aku cuma pingin nyampein itu aja selamat malam" Jinan memutuskan sambungan telepon dari seberang sana.

"Gimana Gracia?" Tanya Andrew yang berjalan kearah Shani dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan handuk di lehernya.

"Udah pulang, gak lama setelah kita pulang"

"Tuh kan apa aku bilang kamu gak usah khawatir. Kalo ada yang macem-macem sama dia pasti dia hajar, Gracia tuh perempuan kuat. Aku udah buktiin waktu dia nendang aku karena aku gak sengaja bikin kamu nangis"

Shani tertawa mengingat momen itu. Momen ketika mereka masih kuliah dimana Gracia menendang tulang kering Andrew. Gracia kesal dengan ketidakpekaan Andrew yang membuat Shani menangis.

"Puas banget sih ketawa nya, udah sana gantian mandi! aku duluan ke kamar ya" ucap Andrew menyuruh Shani untuk mandi.

Selesai mandi Shani masuk ke kamar dan melihat Andrew sudah tertidur. Sebelum tidur ia melakukan ritual malamnya yaitu menggunakan skin care untuk menjaga kesehatan kulitnya dan juga menjaga kulitnya agar tetap terlihat cerah. Setelah selesai Shani mematikan lampu dan naik keatas kasur memposisikan tubuhnya dan memeluk Andrew dari samping yang sudah tertidur pulas.

Keesokan Harinya

Hari ini adalah hari Sabtu, Shani dan Andrew memutuskan untuk berakhir pekan di Apartemen. Di akhir pekan mereka gunakan untuk membereskan seluruh apartemen. Mereka membagi tugas agar semua pekerjaan dapat selesai dengan cepat. Shani yang bertugas mengvakum lantai, mengepel, mencuci. Sedangkan Andrew membersihkan ruang tamu dan kamar mandi.

Tak terasa hari telah menunjukkan pukul 16.30. Mereka beristirahat sejenak dan akan bersiap untuk makan malam. Di dapur Shani mempersiapkan bahan-bahan untuk dimasak. Sedangkan Andrew duduk di kursi meja makan memandang Shani yang sedang memasak dari belakang. Senyum Andrew merekah, ia merasa beruntung memiliki istri sempurna seperti Shani.

"Makanannya udah jadi. Yuk makan" Shani menaruh makanannya dan menatanya di meja. Ia mengambil nasi dan juga beberapa lauk lalu memberikannya kepada Andrew. Melihat Andrew makan dengan lahap membuat Shani senang.

"Aku udah siap untuk punya anak" ucapan Shani membuat Andrew menghentikan kegiatan makannya dan menatap Shani bingung.

"Kamu yakin?"

Shani hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Kamu gak ditanyain kapan punya anak terus sama ibu-ibu langganan butik kamu kan?" Andrew terkejut sekaligus bingung. Sebelum menikah Shani berkata bahwa dia akan menunda untuk punya anak, dan fokus dengan karirnya terlebih dahulu, dan itu tidak jadi masalah bagi Andrew.

"Engga aku serius! Aku mungkin masih bisa kerja ya paling sebelum bulan-bulan lahiran"

Jawaban Shani membuat Andrew tersenyum lebar. Keinginannya memiliki keluarga yang lengkap akhirnya akan tercapai.

"Makasih ya Shan" Andrew tersenyum lebar seraya menggenggam tangan Shani.

Selesai makan mereka memutuskan untuk menghabiskan malam Minggu ini dengan menonton film diruang tv. Di ruang TV Andrew tidak benar-benar menonton film, melainkan ia hanya tersenyum dan memandangi Shani yang sedari tadi menggerutu kesal dengan aktris dari film yang mereka tonton.

Kegiatan mereka terhenti oleh ringtone yang berasal dari Handphone milik Andrew. Andrew mengambil handphone dan untuk melihat siapa yang meneleponnya tengah malam seperti ini.

Kakak Ipar calling

Setelah melihat siapa yang meneleponnya, Andrew menghela napas. Orang yang meneleponnya tengah malam ini adalah Henri kakak iparnya yang juga bossnya. Shani pun juga penasaran siapa yang menelepon, kemudian Andrew memperlihatkan layar handphonenya agar Shani dapat mengetahui siapa yang meneleponnya.

"Ngapain sih dia telepon malem-malem? Udahlah matiin aja!" Shani kesal karena kakaknya yang mengganggu waktu akhir  pekannya bersama Andrew.

Andrew hanya tersenyum mendengar kekesalan Shani terhadap kakaknya. Andrew ingin sekali mengabaikan telepon ini, dan melanjutkan waktu bersamanya dengan Shani, tapi ia tidak ingin membuat masalah dengan Henri  yang notebene nya boss di perusahaan Andrew bekerja.

"Halo" akhirnya Andrew menjawab panggilan dari Henri.

"Bisa enggak sih jangan ganggu weekend kita!" Ujar Shani yang sengaja berbicara mendekatkan kearah handphone Andrew berharap Henri dapat mendengar ocehan Shani.

"Shani pasti kesel ya? Gue ganggu waktu kalian" Terdengar suara Henri dari sambungan telepon diseberang sana yang ternyata mendengar apa yang Shani ucapkan.

"Hmm iya nih. Ada apa ya? Tumben lo nelpon gue malem-malem gini?"

"Ada masalah di pabrik kira-kira lo bisa kesana malam ini? Gue lagi di jalan menuju kesana juga"

"Ya udah gue siap-siap dulu" Andrew menyetujui permintaan Henri.

"Sorry ganggu waktu lo ya Ndrew"

"Gue sih enggak masalah cuma ya adek lo ini"

Setelah menutup teleponnya Andrew pun bersiap-siap untuk segera pergi menyusul Henri yang sudah lebih dulu menuju pabrik. Tidak tahu mengapa melihat Andrew sedang bersiap-siap ada rasa takut dalam diri Shani.

"Kamu harus ke pabrik banget ya? Ini udah malem enggak bisa besok gitu?"

"Maaf ya harus ninggalin kamu malem-malem gini. Tapi ini urgent, kokoh kamu aja sampe dateng langsung ke pabrik. Sekarang gini deh kamu mau apa? Eskrim? Pizza? Nanti aku bawain deh pulang dari sana ya?" Bujuk Andrew

"Eskrim strawberry 1 gallon" pinta Shani

"Oke sekarang kamu tidur gih. Aku pergi dulu ya" Pamit Andrew

Shani menarik tangan dan menahan agar Andrew tidak pergi. Rasa takut semakin besar ketika Andrew berjalan menuju pintu Apartemen.

"Kenapa lagi?" Tanya Andrew yang bingung tidak biasanya Shani seperti ini.

"Kamu perginya besok aja ya! biar aku yang bilang Koh Henri. Perasaan aku enggak enak Ndrew" Shani memohon dan berharap Andrew dapat berubah pikiran.

"Itu cuma perasaan kamu aja, udah ya aku pergi dulu" Jawab Andrew seraya melepaskan tangan Shani secara perlahan dan berjalan membuka pintu apartemen dan meninggalkan Shani yang masih terpaku melihat Andrew pergi.




To be continued

Gimana part 2 nya? Maaf lama updatenya. Btw ini bakal slow update ya, makasih udah nungguin.

Kritik dan saran dipersilahkan..

Kalau begitu saya pamit dulu gaes....






Lyubov (Cinta) - GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang