10

287 20 2
                                    


Flashback

"Baju mantel sudah, dokumen kampus sudah, passport sudah" ujar perempuan tersebut sambil memeriksa ulang apa saja yang sudah dia persiapkan untuk kepindahannya melanjutkan study di Amerika Serikat.

Kegiatannya terhenti ketika mendengar dering ponselnya di atas meja. Perempuan itu mengambil ponsel dan melihat siapa yang meneleponnya. Senyumnya terukir melihat nama yang ada di ponselnya.

"Iya selamat siang Indira" Jawab perempuan tersebut, iya perempuan itu adalah Viny. Kakak kelas Shani sekaligus kekasihnya saat ini.

"Gimana persiapan? Kalau masih ada barang ataupun yang lainnya kabarin Gracia aja aku udah bilang ke dia. Maaf banget aku engga bisa bantu-bantu prepare bahkan nemenin kamu ke airport. Argh!! Aku tuh paling males ke acara perusahan tau kak! Lagian kenapa Papi harus ajak aku sih? Kan udah ada kokoh! Aku kesel tahu kak!" Ujar Shani melampiaskan kekesalannya karena harus mengikuti acara perusahaan Papinya di Jepang sehingga, Shani tidak bisa membantu mempersiapkan keperluan Viny ke Amerika dan mengantarkannya ke Bandara.

"Shan it's okay!-

"No, I'm not okay! I can't take you to the airport or at least say goodbye." Tangisan Shani pecah

"Shan it's not goodbye kita akan ketemu lagi, dua tahun itu sebentar kok lagipula kita masih bisa telpon atau video call. Aku janji akan ngabarin kamu terus ya" bujuk Viny

"Janji ya kak?"

"Yes I'm Promise" ujar Viny berjanji


***

Setelah selesai membereskan barang-barang yang akan dibawanya, Viny beristirahat sejenak di sofa sambil memejamkan matanya. Namun waktu istirahatnya tertunda karena dering telepon miliknya kembali berbunyi. Viny segera mengambil ponsel miliknya, nama Gracia muncul di ponsel itu Ia sudah paham pasti Shani yang meminta tolong Gracia untuk sekadar memembantunya ataupun mengecek keperluan yang harus Viny bawa.

"Halo kak Viny. Gimana kak persiapan untuk pergi ke Amerika? Udah lengkap semua kan? Kak Viny jangan lupa bawa obat-obatan karena flightnya nanti lama, terus pillow neck untuk di pesawat supaya leher ka Viny ga sakit"

Viny terkekeh mendengarnya Gracia yang cerewet mengingatkan apa saja yang perlu dia bawa. Viny merasa bahagia karena kekasih dan sahabat-sahabatnya peduli kepadanya, walaupun Viny tinggal sendirian tetapi mereka semua selalu ada untuk Viny.

"Kok kak Viny ketawa?" Gracia terheran mendengarnya

"Kamu sama Shani sama-sama cerewet" jawab viny

"Ish kak ini tuh penting tau 14 jam di pesawat itu pasti bikin kak Viny pegel makannya aku ingetin kakak untuk bawa pillow neck. Anyway kakak hari ini sibuk engga? Nanti supir aku jemput ya! ada yang mau aku bicarain" jelas Gracia panjang lebar

Satu jam kemudian

Viny mendengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya, kemudian ia keluar dan mengeceknya. Viny melihat mobil sedan hitam yang asing baginya. Akhirnya Viny menghampiri mobil tersebut untuk melihat lebih jelas siapa yang datang. Pria berbadan tinggi turun dari mobil dan menghampiri Viny. 

"Viny ya? saya Raymond yang diminta Gracia untuk menjemput kamu" ujar Pria itu

"Gracia bilang pak Budi yang akan menjemput saya?" Viny sedikit curiga karena yang datang bukan supir keluarga Gracia yang Viny ketahui, dan Viny juga hafal mobil yang biasa Gracia pakai.

Lyubov (Cinta) - GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang