"Tante siapa?" Tanya gadis kecil itu pada orang asing yang sedang memasak dirumahnya. Dia cukup heran, memiringkan sedikit kepalanya ke kanan. Hal yang biasa dilakukan Gyuri kala dirinya bingung
"Kenapa tante yang masak? Bukannya seharusnya papa yang masak?" Tanya gadis kecil itu bertubi-tubi
"Kau pasti Gyuri" perempuan cantik yang anggun itu berlutut, mensejajarkan tingginya dengan Gyuri "kenalkan tante Bae Irene, pengganti papa-mu" sambungnya yang membuat Gyuri membulatkan matanya
Pengganti papa?
Apa maksudnya?
.
.
Broken[Nammin]
.
.
Namjoon bangun dari tidurnya dan merasakan pusing luar biasa menyerang kepalanya. Otaknya langsung tau, ini pasti karena dia sangat mabuk semalam
Memegang kepalanya, pria tampan itu mencoba bangkit dari tidurnya. Melihat sekeliling sebelum sadar dirinya berada di kamar Jimin
"Papaaaaaaa" teriakan melengking Gyuri terdengar di telinga Namjoon. Dengan segera ia keluar dari kamar dan menemukan anaknya yang sedang menangis di dekat dapur. Tidak sendirian tentu saja. Namjoon mengerutkan kening-nya heran saat melihat Irene, salah satu simpanannya berada di dekat Gyuri
Jangan bilang, ia membawa Irene semalam ke rumah ini—
"Papaaa, Gyuri sudah siap. Papa dimana? Hikss..hikss" Tangis anak kecil yang manis itu terdengar menyedihkan
"Sayang kenapa?" Tanya Namjoon, merentangkan tangan untuk segera mengangkat putrinya itu masuk ke dalam pelukannya. Menatap tajam pada Irene yang menggeleng memberi tau bahwa dirinya juga tidak paham kenapa Gyuri menangis
"Appa hikss hikss" Gyuri terus menangis, air matanya tidak berhenti keluar "Papa tidak ketemu dan tante ini bilang dia pengganti papa. Papa dimana? Gyu mau makan sarapan dari papa, bukan dari tante ini hiks hiks"
Namjoon menatap tajam pada Irene
"Kita perlu bicara, kau benar-benar membuatku muak Irene" ucapnya dengan nada yang mengerikan, percayalah Irene sangat takut bahkan untuk sekedar menatap mata Namjoon saja dia tidak sanggup
Setelah menenangkan Gyuri dan membawa putri kecilnya itu ke kamar, Namjoon segera menemui Irene lagi di kamar Jimin
"Mana Jimin?" Tanya Namjoon to the point saat mereka hanya tinggal berdua di kamar itu. Suaranya terdengar tidak baik-baik saja
"Mana aku tau, tadi malam dia masih disana" jawab Irene seenaknya, ia menunjuk sofa tempat Jimin duduk memperhatikan dirinya dan Namjoon yang sedang memadu kasih
"Apa maksudmu?" Namjoon mencengkram bahu Irene keras, tidak peduli wanita cantik itu mendesis kesakitan karena ulahnya
"Kau tidak ingat?" Tanya-nya "Bagaimana kau membawaku kemar ini dan meniduriku di depan istri laki-lakimu itu huh? Kau bahkan mendesah kenikmatan saat dia memperhatikan kita dari sofa itu" sambungnya lagi
Namjoon menjauh sebentar, memegangi kepalanya yang terasa sakit sekali
Mereka ulang kejadian tadi malam. Bagaimana Irene mengajaknya untuk bertemu di club malam, dia mabuk, lalu membawa Irene pulang dan menyetubuhinya di depan Jimin? Astaga sekarang kepalanya serasa akan pecah. Belum lagi fakta bahwa Jimin tidak ada serta suara tangisan Gyuri dari kamar sebelah membuatnya semakin pusing
Lagian
'Tidak mungkin kan Jimin akan meninggalkan dirinya dan Gyuri?' pikirnya dalam hati
Untuk sekali lagi, Namjoon benar-benar belum sadar bahwa dia sudah benar-benar terlambat. Ditambah kejadian tadi malam, tidak ada jalan untuk kembali Kim Namjoon-ssi
Irene?
Wanita cantik itu tersenyum kemenangan melihat Namjoon yang terlihat tidak baik-baik saja. Satu rencananya berhasil, tinggal bagaimana menyingkirkan Gyuri dan dia akan mendapatkan Namjoon seutuhnya.
Yang wanita cantik ini tidak tau, Namjoon itu bodoh. Bodoh karena terlambat menyadari perasaannya sendiri—Flashback
Jimin termenung di ruang keluarga yang ada di rumahnya ini. Melihat kembali gambar yang terpajang di dinding rumah mewah itu. Matanya mengeluarkan air mata, sial dia jadi berpikir kapankah dia akan berhenti menangis akibat perbuatan Kim Namjoon?
Selama tiga minggu dia berubah, berubah bahkan mereka benar-benar terlihat seperti suami-istri yang sebenarnya. Tiga minggu dimana Jimin diliputi rasa nyaman dan tidak menangis sekalipun. Namun sekarang apa? Tidur dengan simpanannya di kamar yang ditidurinya? Apakah Namjoon seniat itu untuk membuat hatinya hancur? Kalau benar selamat, dia benar-benar berhasil pikir Jimin
Jimin ingat bagaimana dua manusia berbeda jenis kelamin itu mengejar mulut masing-masing dan mendesah kenikmatan di depan matanya sendiri. Belum lagi mereka terlihat serasi, hal itu makin menghancurkan hatinya yang sudah sangat tipis tersebut
"Ah, maaf kau pasti menunggu lama" Wanita cantik turun berbalut kemeja Namjoon yang terlihat kebesaran ditubuhnya. Tidak bisa dibayangkan betapa hancurnya hati Jimin saat ini
"Namjoon cerita padaku, jika kalian hanya suami-istri berkat dokumen" wanita cantik yang Jimin ketahui bernama Irene tersebut memulai ceritanya
"Tidak ada cinta di dalamnya, dia bahkan cerita jika kau sangat memuakkan. Oh maafkan aku" Dia sadar namun seakan-akan tidak sadar telah membuat Jimin sakit hati. Jimin jadi berpikir, sebenci itukah Namjoon padanya?
"Jadi kalau kau tau diri, tinggalkan Namjoon dan biarkan dia bersamaku. Aku yakin kau tau dia akan bahagia denganku" tepat setelah itu Irene kembali ke kamar Jimin yang ditiduri Namjoon saat ini
Jimin melihat punggung wanita itu dengan padangan terluka. Wanita itu benar, dia harus pergi
Malam itu, Jimin pergi. Pergi meninggalkan semuanya. Meninggalkan rumah, meninggalkan Namjoon bahkan meninggalkan putri kecil yang menjadi alasan selama ini ia bertahan
Jimin sudah tidak peduli lagi, yang ia inginkan hanya pergi dan tidak kembali lagi untuk selamanya
Udara malam yang sangat dingin itu tidak menjadi penghambat bagi dirinya untuk pergi hanya dengan sendal rumah dan baju piyama yang sangat tipis
"Gyuri-ah, papa sangat sayang pada Gyuri. Tolong maafkan papa. Papa sudah tidak kuat"
Tbc—
"Perkenalkan tuan Kim Namjoon, saya Kim Taehyung. Pengacara dari tuan Park Jimin. Tujuan saya untuk memberikan ini. Tuan Jimin melayangkan gugatan cerai kepada anda"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nammin Unit
Short Story[Oneshoot Collection] angst! All about NAMMIN! Warn! Bxb and mature content! Bahasa