୨ ice cream & her ! ୧

150 65 0
                                    

Ethan menatap lembaran soal yang sudah selesai di kerjakan kekasihnya. 11 soal benar dan 4 soal sisanya salah. Ethan menatap gadis itu yang tampak sangat senang untuk menunggu hasil pekerjaannya.

"Kamu benar 11 soal, 4 lainnya salah." ucap Ethan jujur sehingga membuat Keiyna kecewa dengan hasilnya.

Keiyna berdecak sebal. "Sebenarnya aku udah duga dari awal sih," Jari-jari kecilnya ia remat. "Padahal, aku pengen banget ice cream. Sial banget, ah."

"Nanti malam aku ajarin lewat chat tugasnya yang salah," Ethan menyusun semua buku-buku yang tergeletak di atas meja keduanya. Kemudian, ia berdiri tegap. Lalu, menyodorkan satu tangannya ke arah Keiyna agar gadis itu menggenggam tangannya. "Ayo balik. Kita udah selesai belajarnya."

Keiyna menggenggam tangan Ethan dan bangkit dari duduknya. Ia menghela nafas gusar. Ethan tersenyum lebar melihat raut wajah lesu Keiyna.

Kedua mata Keiyna membola tiba-tiba. "Kak, kok kita ke sini?! Aku kan gak bisa jawab soalnya!"

Sepasang kekasih itu tengah berdiri di depan sebuah kedai ice cream yang di hias dengan tema cottagecore. Keiyna menatap Ethan curiga.

"Beli ice cream," jawab Ethan seadanya.

Wajah Keiyna berseri-seri. Keiyna yang ceria telah kembali. "Beli buat aku, ya? Big thanks, Kak Ethan! Pacarku emang yang terbaik!"

Ethan menatap Keiyna. Ia menaikkan salah satu alisnya. "Aku gak ada bilang ice creamnya buat kamu,"

Wajah ceria Keiyna kembali hilang. Keiyna kembali cemberut. Ethan mengabaikannya dan malah memesan ice cream dengan varian kesukaannya. Rasanya, Keiyna ingin sekali memukul kekasihnya itu.

Sekitar 5 menit-an, Ethan kembali dengan dua corong ice cream varian strawberry dan vanilla di tangannya. Ethan menyodorkan varian strawberry ke Keiyna yang tengah menatapnya sebal.

"Ambil. Ice creamnya buat kamu." ucap Ethan.

Keiyna bersedekap dada. Matanya enggan menatap Ethan. "Tadi katanya bukan buat aku!"

"Kamu gak mau?" Ethan bertanya untuk memastikan. "Yaudah kalau gak mau, aku mau kasih ke orang lain aja."

Ucapan Ethan tersebut membuat gadis itu segera mengambil ice cream yang ada di tangan kanan Ethan.

Keiyna sibuk menjilati ice cream miliknya. Begitu juga dengan Ethan yang sibuk menjilati ice cream vanillanya.

Keiyna mendongak ke samping agar bisa menatap Ethan yang lebih tinggi daripada dirinya. "Kenapa kamu beliin aku ice cream, Kak? Aku kan gak berhasil jawab soalnya."

Ethan tersenyum dan kemudian mengangguk kecil. "Iya, aku tahu kamu emang gak berhasil jawab semua soalnya, tapi aku bisa liat kalau kamu berusaha. Jadi, aku harus apresiasi usaha kamu."

Keiyna terkagum-kagum begitu mendengar jawaban Ethan. Dimana lagi ia bisa menemukan pria seperti pacarnya ini? Baginya, Ethan itu adalah definisi sempurna. Tidak ada cela sedikit pun.

"Kenapa diam aja?" Ethan menatap Keiyna kebingungan.

Keiyna menggeleng kecil. Matanya menatap Ethan kagum. "Kak Ethan, kamu kenapa bisa sesempurna ini? Aku suka."

"Aku gak sesempurna yang seperti kamu pikirkan, Keiyna. Aku juga manusia biasa. Aku sering buat kesalahan." Ethan terdiam sesaat. "Tapi, aku seneng. Aku seneng karena kamu anggap aku sebaik itu."

ʚ୨🌷୧ɞ

"Darimana kamu?"

Ethan menoleh begitu mendengar suara Papanya. Ethan berjalan mendekati sang Papa. "Keluar bareng Keiyna,"

Edward menyeruput kopinya. Kemudian, pria paruh baya itu kembali meletakkan cangkir kopinya di atas meja. "Dasar anak zaman sekarang."

Ethan diam. Ia memilih duduk di kursi yang berhadapan dengan Papanya.

Edward memakai kacamatanya dan menatap putra tunggalnya. "Tadi Catyana datang ke sini lagi. Dia kasih kamu sesuatu, tapi kamu gak ada."

"Terus?"

"Dia titip sama Papa tadi. Udah di taruh di kamar kamu. Lihat aja ke kamar sana." jawab Edward.

Ethan mendelik sebal. "Kenapa gak Papa buang aja? Aku gak akan terima."

"Kenapa begitu? Hargai pemberian Catyana."

"Jawaban aku masih tetap sama. Aku udah punya Keiyna. Aku gak mau buat Keiyna sakit." Ethan menekan setiap katanya.

Edward menghela nafasnya. Putranya memang keras kepala. "Tidak ada niat untuk memberi Catyana kesempatan? Kelihatannya dia baik."

"I can't. Keiyna udah cukup buat aku." Ethan menolak.

"Ya sudah, itu urusan kamu. Papa gak akan ikut campur." Edward beranjak dari kursinya seraya membawa cangkir kopinya.

ʚ୨🌷୧ɞ

holaaa 🧚🏻‍♀ ~ !
kembalii lagi dengan tashaa 👋🏻

kenapa kalau chapter-chapter pertama
aku selalu semangat?!
tapi kalau udah chapter pertengahan
mulai beraksi deh malasnya 🤯🏃🏻‍♀

see you on the next chapter, mi luv 🎀 !

edelweis ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang